65 | Spektrum Warna (1)

9.5K 1.4K 63
                                    

<<<>>>

Belum genap semenit riuh sorak selamat dari para guru dan segenap rekan kerja militer, Arvin segera merangsek keluar dari dinding kaca yang terbuka di sebelah kanan. "Apa yang kalian harapkan dari kami sebenarnya?!" Anak itu tanpa gentar berhenti tepat di atas podium Tuan Kendrick, menantangnya untuk turun. "Kalian membiarkan teman kami mati sia-sia di arena ujian, sementara kalian menyiapkan pesta di sini?!"

Dua orang polisi tuksedo segera menarik tubuh Arvin agar tak melangkah lebih jauh. Tak bisa dimungkiri, perkataan Arvin barusan mulai memicu pemberontakan di baris belakangnya.

"Sekolah sialan!"

"Kembalikan nyawa teman-teman kami!"

"Akan kubuat ayahku menuntut perbuatan kalian!"

Para polisi dan tentara pun kelabakan menekan anak-anak yang ricuh, berusaha keluar mengkopi langkah Arvin. Mereka tampaknya berani karena menang secara kuantitas. Tiga ratus anak yang tersisa melawan kru yang hanya berjumlah sekitar tiga puluh orang. Ini bisa jadi bumerang buat pihak sekolah.

"Diam!" Jasper yang datang dari balik pintu, dengan suara lantang seperti petir seratus juta volt, berhasil menciptakan keheningan. Tanpa menurunkan tensi, ia segera berujar, "Kalian tidak tahu apa-apa, jadi jangan ikut membuat kerusuhan! Kami tidak pernah mengajari kalian untuk jadi pemberontak seperti ini. Sekarang, semuanya berbaris di sana!" Pria berotot keras itu menunjuk ke arah Arvin yang masih berdiri terkunci di depan Tuan Kendrick. "Cepat! Gunakan kaki untuk bekerja!" Ia berteriak lagi sebelum ketakutan dan ketundukan anak McValen pudar. Anak-anak itu berjalan dengan tenang sembari satu per satu senjata mereka dilucuti. Ada beberapa yang masih berupaya memberontak, namun mereka langsung surut begitu Jasper merebut paksa senjata mereka. Dan beberapa anak yang kondisinya terlalu buruk segera diambil alih oleh tenaga medis yang sudah siap bersiaga. Tuan Kendrick pun turun, disusul dengan kepala sekolah dan Perdana Menteri Hans dari belakang. Bersejajar menghadap barisan anak McValen. Kembali lunak, Arvin pun dikembalikan ke kelompoknya.

Anak ikal itu melirik kembali seisi ruangan. Di dalam dinding hitam yang dingin karena AC ini, semua kru tampak tegang. Selebrasi tadi rupanya hanya akal-akalan mereka untuk menutupi rasa resah yang menguak. Ruangan ini sedikit berdengung. Perpaduan antara animo anak-anak McValen yang refleks melepas rasa penat, serta kegelisahan dari para kru di depan sana. Seorang polisi berbisik kepada Tuan Kendrick dan wajahnya pun ikut menegang. Batin Arvin yang semula sudah berkecamuk, kini semakin dirasuki rasa khawatir. Entah mengapa, Galant pun dikawal keluar oleh dua pria tuksedo. Arvin mengenali salah satunya sebagai Alexander.

"Atas alasan yang tidak bisa kami ungkap di sini, Galant didiskualifikasi dari ujian. Kumohon tidak perlu dibahas lagi. Dan ... Raja menitipkan permintaan maaf karena tidak bisa menyambut kalian sekarang." Perdana Menteri mulai berpidato. Perhatian anak-anak pun segera terkumpul pada pria yang mengenakan kemeja marun dengan vest putih berlapis berumbai-rumbai ala bangsawan eropa itu. Aristokrat elit yang kedudukannya sebanding dengan raja, namun perbedaannya sangat mutlak. Termasuk dari gaya bicara Hans yang terdengar sedikit arogan daripada menenangkan. Carrie dan anak-anak McValen yang lain tampak saling pandang. Mengingat-ingat bentuk kesalahan Galant hingga dia dikeluarkan dari permainan.

"Terima kasih telah mengikuti program kelulusan militer Soteria," ucap Perdana Menteri, si pria berambut gelombang hitam pendek dengan sedikit aksen rambut putih di pelipisnya. "Atas keputusan langsung dariku, dengan ini kalian semua dinyatakan lulus, tanpa terkecuali." Batin mereka merasa sedikit terhibur mendengarnya. Perdana Menteri melanjutkan, "Kendrick akan mengumumkan pemenangnya."

Pria jangkung dengan koleksi uban yang lebih banyak dan tersebar merata itu pun maju selangkah sembari tangannya sibuk mengoperasikan layar hologram di samping kanan. "Dilihat dari tabulasi hasil nilai kalian," layar itu segera menunjukkan animasi diagram baris dan pai, "kelompok yang berhasil mengumpulkan bintang paling banyak adalah ... Neptunus, di urutan ketiga." Sorak rendah mengiringi nama kelompok yang dikeluarkan dari lajur urutan 1 sampai dengan 48. Sementara yang lain menunggu sambil menerka-nerka, mana kira-kira kelompok terbaik yang akan keluar sebagai pemenang.

HEXAGON [1] | Spektrum Warna ✅Where stories live. Discover now