35 | Pangeran Soteria (3)

11.7K 1.9K 151
                                    

Hwaaa, saya terkejut, sekaligus terharu karena read Hexagon sudah tembus angka 10K.
#tebar-kertas-warna-warni-sambil-nangis

Saya ucapkan terima kasih sekali lagi kepada kalian semua yang telah sudi meluangkan waktu untuk membaca cerita ini. Khususnya yang masih setia bersama Hexagon sampai sekarang, sungguh, terima kasih telah menyediakan tempat bagi Hexagon untuk tumbuh di hati kalian :')

Saya sadar semakin ke belakang, semakin sedikit yang mau berkomentar, hahaha. Tapi tak apalah. Saya hanya harus terus menulis, karena beberapa dari kalian pasti ada yang masih mengharapkannya, bukan? Semoga :D

So, happy reading, my beloved friends.

====================================================

***

Kerapian dan kesopanan adalah didikan orang tuanya sejak kecil. Namun hal itu tidak berlaku pada Gavan. Ia yang jengah, kini sedikit memelorotkan celana Galant yang terlalu naik, dan mengacak rambut Galant yang terlalu klimis. Dan setelah puas melihat penampilan Galant, kedua anak itu pun berangkat juga.

Anak yang memakai kemeja merah kotak-kotak dan dimasukkan ke dalam celananya adalah si Galant kecil. Ia kini tersenyum pada para penjual di pasar yang terkesima melihat dirinya. Bocah berusia 7 tahun yang nampak setengah berlari melintasi jalanan kotor, dan berdebu, serta bau ini, digandeng oleh seorang anak yang wajahnya nampak sangat mirip dengannya. Mereka berdua adalah kakak-beradik, putra mahkota Raja Soteria, King Cedric.

Para penghuni pasar itu pun membalas senyuman Galant dengan penuh hormat. Beberapa wanita ada yang bernaluri ingin mencubit pipi Galant atau sekadar bercengkerama dengan anak kecil yang masih lucu-lucunya itu. Namun mereka segan dan hanya bisa memandanginya berjalan semakin menjauh dari tempat itu.

Kontras dengan Galant, kakaknya, Gavan, yang empat tahun lebih tua, berlari sambil menggigiti rumput-yang diambilnya entah darimana, dan hanya sesekali menanggapi keramahan orang lain. Ia hanya ingin satu tujuan yang membawa mereka sekarang.

Begitu melangkah ke jalan setapak di dalam hutan, mereka seperti memasuki kerajaan lain yang seakan mengeksklusifkan dirinya terhadap kerajaan manusia. Yakni, kerajaan flora, fauna, dan fungi[*]. Warna-warna baru yang siap untuk mereka nikmati sekarang.

[*] = jamur

Sampailah mereka di perbatasan area pusat kerajaan Soteria dengan area lain yang masih berupa kawasan pedesaan dan industri berkembang. Perbatasan ini berupa tebing yang menjorok dan lepas. Seolah menandakan bahwa bagian pusat kerajaan haruslah lebih tinggi dari bagian yang lain.

Sang tebing telah menjadi tempat akrab bagi kedua anak itu untuk berdiri, menikmati pemandangan yang amat mengesankan mata. Bagian yang tak akan terlihat dari tempat mana pun selain dari sini, termasuk dari menara kastil tertinggi-yang letaknya jauh di pusat negeri-sekali pun.

Semilir angin di siang yang sedikit mendung itu membuat Gavan tergugah untuk merentangkan kedua tangannya. Berpadu dengan desau angin dan pepohonan, suaranya menguar, "Galantes!" teriaknya memanggil Galant, "suatu saat aku ingin terbang! Aku ingin melihat dunia ini dari sudut lain. Dan aku ingin menjadi pahlawan yang bisa menyelamatkan orang-orang lemah di luar sana!" teriaknya lepas ke arah langit.

Galant terkesima melihat kakaknya yang terlihat keren itu. Akhirnya ia juga ikut-ikutan merentangkan tangan. Angin menyambut raganya, membuat rambut kuning dan bajunya yang sedikit keluar pun berkibar.

HEXAGON [1] | Spektrum Warna ✅Where stories live. Discover now