Lightweight #29

2.5K 99 0
                                    

Marco masih mengehela nafas panjang sebelum membuka mulutnya kembali.

"Aku membenci Orlando Falls." Katanya pelan tapi masih bisa ku dengar dengan jelas.

Orlando Falls. Ayahku. Mengapa ia membenci ayah?

"Kau mengenal ayahku?" Tanyaku sembari menyerit bingung.

"Dia adalah pria yang menikahi ibuku setelah ibu meninggalkan ku." Sergahnya cepat.

Geez.

Aku tercekat seakan akan ada sebuah tangan gaib yang menekan tenggorokanku.
Tanpa sadar juga aku membuka sedikit mulutku karena terkejut.

Apa dia bercanda? Jadi selama ini? Aku tinggal dan tumbuh bersama ibunya Marco? Sungguh kenyataan yang tidak dapat dipercaya...

Dewi batinku menelan ludahnya paksa.

Ada jeda yang cukup panjang antara aku dan Marco. Seperti kami sedang sibuk akan pikiran pikiran yang melayang entah kemana.

"K--au? Annie adalah ibumu? Bagaimana bisa..." Celotehku pada akhirnya tidak karuan.

"Aku juga tidak mengerti. Aku baru menyadari bahwa aku belum mengetahui kepanjangan nama mu sampai akhirnya malam itu, kau menyebutkan nama Falls."

Aku masih terdiam. Menunggunya untuk melanjutkan.

"Aku tidak tahu harus bereaksi seperti apa pada saat itu. Dipikiranku hanya ingin membencimu karena aku sangat membenci kedua orang tuamu." Katanya pelan dengan penyesalan.

Aku menatapnya pilu, ia sedang membuang wajahnya kebawah saat ini. Seperti malu untuk bertatapan wajah denganku.

Secara naluriah aku memotong jarak yang terbentang diantara kami. Mengulurkan kedua tanganku dan ku lingkarkan dipinggangnya.

"Tidak apa Marco. Mengapa kau tidak mengakatannya dari awal?" Kataku tepat didada bidangnya ketika aku memutuskan untuk mendekapnya karena udara dingin diluar sini mulai menggerogoti kehangatanku.

Dia terdiam. Tidak merespon perkataanku. Tapi bisa ku rasakan dagunya menumpu diatas kepalaku.
Menikmatinya, aku pun menghirup bau harum khasnya yang sudah lama sangat ku rindukan.

"Aku juga ingin memberitahumu sesuatu Marco." Kataku memecah keheningan.

"Apa?" Dadanya naik ketika ia berbicara, membuatku mendekapkan tubuhku ketubuhnya lebih dalam.

"Orlando dan Annie. Keduanya bukanlah orang tua kandungku.." Kataku pelan karena tak yakin untuk mengatakannya. Apakah ini waktu yang tepat untuk mengorek masa lalu ku? Dewi batinku bimbang.

Marco tidak bergeming, menungguku dengan sabar untuk melanjutkan penjelasanku.

Dengan perlahan aku membuang nafas untuk meyakinkan diriku sendiri.

"Mereka hanya dua orang yang berbaik hati mau membebaskanku dari panti asuhan. Terimakasih pada Jeff. Karena Jeff lah anak pertama yang mereka asuh. Jeff memaksa mereka untuk mengambil hak asuhku juga. Jadi, disinilah aku berdiri sekarang." Lanjutku panjang lebar yang anehnya sedikit membuat diriku sendiri merasa lega.

Dada Marco sedikit menegang tepat setelah aku menyelesaikan perkataanku.

"Ku kira kau...." katanya menggantung.

"Tapi bukan berarti aku tidak menyayangi mereka berdua. Mereka adalah orang yang sangat baik. Aku bahkan membenci fakta bahwa mereka berdua lebih menyayangiku daripada kedua orang tuaku sendiri yang meninggalkanku sendirian dipinggir jalan." Lanjutku lagi dengan lirih.

Menceritakan ini semua kepada Marco sudah pasti akan membuatku ikut terseret dalam kelamnya masa kecilku.

Bagaimana aku sendirian berada dipinggir jalan yang tidak ku ketahui sama sekali. Bagaimana aku bertahan dalam dinginnya malam kala itu. Aku benar benar bocah yang tidak diinginkan. Sangat sangat menyedihkan.

Lightweight [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang