Lightweight #4

5.2K 203 2
                                    

Aku terus menatap orang orang yang berlalu lalang di depanku. Matahari sudah berada tepat di atas kepalaku sekarang. Aku sangat lelah, lapar, lengket dan kotor. Bisa ku lihat beberapa pasang mata menatapku ketika mereka melewatiku.
Tapi aku tidak memperdulikannya.
Aku hanya ingin Mom dan Dad kembali kesini untuk menjemputku. Apalah dayaku untuk menemukan Mom dan Dad? Aku hanya bocah perempuan berumur 7 tahun yang tidak tahu menahu bagaimana aku bisa berada disini.

Aku merasakan perutku mulai memanas akibat belum memasukan makanan apapun seharian ini. Aku sedikit meringis karena sakit ini benar benar seperti akan membunuhku perlahan.

"Hei gadis cantik, apakah benar namamu Phoebe?" Ku dengar suara wanita paruh baya yang sedang menatapku dari tempatnya berdiri.
Aku menatapnya sebentar sebelum menganggukkan kepalaku.
"Kau lapar? Mau ikut denganku?" Tanya nya sembari berjongkok untuk melihatku lebih dekat.

Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat dan tegas.
"Aku ingin disini, menunggu Mom dan Dad. Mereka akan menjemputku disini." jawabku polos.
"Oh dear..." katanya pilu. "Aku berjanji akan menjagamu jika kau bersedia ikut bersamaku." Lanjutnya

Tidak pernah ku bayangkan sebelumnya jika aku akan menyetujui wanita paruh baya itu untuk ikut bersamanya. Dia benar benar memegang janjinya. Dia merawatku dengan baik.
Aku merasa lebih baik dari pada hari hari sebelumnya. Disini juga banyak anak anak yang seumuran bahkan lebih tua dariku. Aku hanya bertanya tanya sendiri dalam hati, mengapa mereka disini? Apakah mereka tersesat sama sepertiku?

*****

Aku membuka mataku perlahan ketika ku rasakan hamparan cahaya matahari yang menyapa wajahku. Tanpa sadar aku mengelap kasar wajahku yang lengket akibat air mata yang bahkan tanpa ku sadari aku keluarkan. Sial. mengapa aku terus seperti ini disetiap pagi dalam hidupku?!!! Geram ku bosan.

Hari ini aku memiliki jadwal mata pelajaran disiang hari, jadi aku tahu betul bahwa Jeff tidak bisa membangunkanku apalagi mengantarku ke kampus.
Setelah rapih, aku duduk dimeja makan untuk mengisi perutku dengan sereal.
Aku mengunyah serealku dengan santai, lagi pula aku masih memiliki waktu banyak sebelum jam pelajaran dimulai.

Selesai menghabiskan serealku, aku bersantai santai sebentar diruang tamu sembari menonton tv. Sudah lama rasanya aku tidak melakukan hal normal seperti ini.
Aku hampir tenggelam dalam acara televisi yang sedang ku tonton sebelum semuanya rusak akibat bunyi bel apartemenku.

Apa-apaan. Dewi batinku melipatkan kedua tangannya kedepan.

Sebelum aku berniat untuk membuka kan pintu, aku terlebih dahulu mengambil tasku dan mematikan tv. Ini sudah waktunya untuk berangkat.

Dengan gerakan paksa ku seret kedua kakiku untuk membuka kan pintu sialan ini.

"Kau?" kataku hampir berteriak. Tidak bisa dipercaya dengan apa yang kulihat didepan ku. Mengapa dia disini? Dari mana dia tahu aku tinggal disini?
"Hai, Phoebe." sapanya ceria.

"Bagaimana kau tahu aku tinggal disini? Kau penguntit? Kau benar benar membuatku takut." semburku tanpa jeda.

"Hei, tenanglah. Aku tidak menguntitmu. Kau saja yang tidak tahu bahwa aku adalah salah satu orang yang tinggal di apartemen yang sama denganmu. Kamarku ada diatas." katanya cerewet.

"Kau benar benar harus memperhatikan orang orang disekitarmu Phoebe." tambahnya lagi.

"Baiklah, apapun itu. Mau apa kau kemari?" Tanyaku angkuh.

"Memberimu tumpangan? Aku tahu kau sering pergi ke kampus naik bus. Karena itulah aku dengan berbaik hati ingin mengajakmu ikut bersamaku." Katanya dengan seringai lebar.

Lightweight [Completed]Where stories live. Discover now