Lightweight #22

2.4K 108 0
                                    

Terjadi keheningan yang cukup panjang ketika kami dalam perjalanan menuju apartemenku. Ku rasa Marco sengaja untuk tidak memulai percakapan karena tahu aku sedang dalam mood yang buruk.

"Marco?" Panggilku membuatnya menoleh sekilas ke wajahku.

"Antar aku ke salon, please?" Pintaku yang memperhatikannya.

"Mau apa kau?"

"Creambath? Sudah lama aku tidak melakukannya. Dan kurasa sekarang adalah waktu yang tepat karena aku butuh sentuhan ahli untuk menenangkan kepalaku."

"Tidak perlu ke salon. Kita bisa melakukannya sendiri." Gumamnya

"Kita?"

"Ya." katanya yakin.

Sesampainya di apartemenku, Marco langsung menuntunku ke kamar dan mendorongku untuk masuk ke kamar mandi yang berada dikamar.
Ia mulai melayangkan tangannya untuk melepas kaus yang sedang ku pakai. Apa apaan?!

"Hei! Apa yang kau lakukan?!" Kataku sembari menepis tangan nakalnya.

"Aku akan mengcreambath mu. Kau harus membuka bajumu agar tidak basah." Katanya sedikit terkejut ketika ku tepis pelan tangan besarnya.

"Kau tunggu diluar, aku akan menggantinya dengan handuk kimonoku."

Dengan segera ia meninggalkanku sendirian untuk mengganti pakaian. Ku buka lagi pintu kamar mandi dan mempersilahkannya masuk setelah aku sudah memakai handuk kimono.

"Apa sekarang?" Tanyaku

"Berbaringlah disana. Dan letakkan kepalamu disini." Instruksinya sembari menunjuk bath-up ku. Dengan patuh aku mengikuti instruksinya dan menatap kearahnya yang sekarang berada tepat diatasku karena posisiku yang sekarang telah berbaring di dalam bath-up.

Bisa ku tebak ia sekarang sedang mengatur shower dan mengambil botol shampoo, hairmask, dan lain lain yang berhubungan dengan rambutku.

"Kau ingin air dingin untuk membasahi kepalamu?" Tanya nya sembari memegangi shower.

"Yes, please."

Ia menganggukkan kepalanya lalu mulai membasahi rambut kepalaku.
Ketika air dingin menjalar begitu saja dirambut kepalaku, aku menutup mataku untuk menikmati sensasinya yang begitu menenangkan.

Tak lama, Marco mulai menuangkan cairan shampoo dikepalaku dan mulai memijatnya dengan pelan dan ahli.
Aku sedikit terkejut karena pijatannya tak kalah menyegarkan seperti petugas petugas salon yang memang berpengalaman.

"Pijatanmu serasa bukan pijatan seorang amatiran." Pujiku sambil terkekeh.

"Sudah ku bilang kan." Gumamnya membanggakan diri.

Mengacuhkanya, aku hanya diam ketika tangan mahir Marco mulai membuatku mengantuk.
Ku rasakan sedikit geli ketika busa busa dari shampoo menempel disebagian dahiku. Namun dengan cepat Marco menyiramnya.

Ini sangat sejuk.

"Apalagi setelah keramas?" Katanya yang sekarang mulai membersihkan busa busa yang berada dirambut kepalaku.

"Hairmasknya." Jawabku masih menutup mata.

Aku hampir tertidur di bath-up ku sendiri ketika cairan kental hairmask menyentuh kulit kepalaku. Rasanya sangat dingin menyegarkan ditambah pijatan Marco yang benar benar membuatku terbuai.

Dia mencipratkan sedikit air ke wajahku, membuatku tersentak. Whoa, rupanya aku benar benar mengantuk.
Ketika aku membuka mataku perlahan, bisa kurasakan kepalaku sudah terbungkus oleh handuk putih yang lembut. Ku lihat Marco sedang menaruh shower, shampoo dan botol hairmask  ketempat semula.

Lightweight [Completed]Where stories live. Discover now