Lightweight #1

19.5K 409 1
                                    


Aku senang sekali hari ini bisa menghabiskan waktu bersama Mom dan Dad, kebahagian tampak jelas diwajahku dan mereka. Kami bermain di taman bermain, menaiki beberapa wahana, memakan ice cream kesukaanku, dan bercanda gurau halayak keluarga yang sangat bahagia.

"Mom, Dad, bawa aku terbang." dengan sigap Mom dan Dad mengangkat kedua lenganku di masing masing sisi, dan mereka mengangkatku secara bersamaan.

Disaat itu pula aku merasakan sensasi aneh di perutku tapi itu terasa sangat menyenangkan. Aku tertawa keras karena kebahagian, mereka pun tertawa. Mungkin karena efek tertawaku yang membuat mereka ikut tertawa bersamaku.

Hingga langit mulai menggelap, Dad dan Mom akhirnya memutuskan untuk pulang kembali ke rumah. Kami berjalan kaki dari taman bermain untuk mencari sebuah taxi. 

Mom dan Dad masih menggenggam tangan ku disisi masing masing, "apakah hari ini menyenangkan?" Tanya Dad sambil menundukan kepalanya untuk mencari jawaban di dalam mataku.

Aku hanya menganggukkan kepala serta mengembangkan senyuman di wajahku. "Mom dan Dad sangat bahagia bisa menyenangkanmu." sela Mom dengan senyum ringan diwajahnya.

Tapi tiba tiba saja kegelapan merenggut semua kebahagiaanku saat itu. Aku tidak bisa melihat Mom dan Dad. Aku tidak melihat apapun kecuali kegelapan. Kegelapan ini seolah-olah sedang mengunciku sendiri didalam. Aku mulai menangis ketika masih belum bisa menemukan keberadaan Mom dan Dad. Aku berteriak dan meronta untuk menemukan keberadaan mereka. Aku menangis dengan sangat keras sampai sampai aku tidak bisa lagi merasakan getaran di tenggorokanku disaat aku berteriak memanggil mereka. 

Ini sangat gelap dan dingin. Kemana perginya Mom dan Dad? Apakah mereka tidak mendengarku? Apakah mereka mengabaikanku? Apakah mereka kehilanganku juga? Apakah mereka sedang mencariku sekarang?

*****

"Pheebs tenanglah. Aku disini," Terdengar suara yang sedang berusaha menenangkanku. Aku ingin membuka mataku tapi ini terlalu sulit, seperti ada sebongkah batu yang berada tepat di atas kelopak mataku. 

"Pheebs, aku disini. Kau tidak sendirian, aku disini. Buka matamu perlahan." ucap suara itu lagi dengan sedikit mengguncangkan tubuhku.

Dengan paksa aku membuka mataku, mengerjapkan mataku beberapa kali untuk memfokuskan pengelihatanku. Ketika sudah terlihat sedikit agak jelas, aku menatap ke kedua bola mata yang sedang menatapku juga dengan cemas. "Kau oke?" Tanya nya lagi sambil mengerutkan dahi.

"Aku membangunkanmu lagi untuk yang kesejuta kalinya ya?" Tanyaku dengan suara yang sangat aneh didengar.

"Sshh, tidak apa. Ini memang sudah waktunya kau bangun. Bangun sekarang jika kau tidak ingin terlambat ke kampus."

Oh ya, dia benar. Hari ini aku memiliki kelas pagi. Dengan perlahan aku membangunkan diriku sendiri. Aku memijat pelan pelipisku ketika ku rasakan masih ada  rasa sedikit sakit di kepalaku akibat mimpi buruk tadi. 

Aku masih bergeming ditempatku, hingga akhirnya ku rasakan goyangan ketika Jeff beranjak dari kasurku.

Aku menoleh sedikit kearahnya.

"Pergilah untuk mandi, aku akan membuatkan sarapan untukmu. Kau mau aku buatkan apa?" Tanya nya lembut seperti seorang kakak laki laki.

Ya, dia memang kakak laki laki ku. Hanya dia keluarga yang aku punya, walaupun memang tidak ada darah yang mengaitkan kami berdua. Setidaknya hanya dia satu satunya orang yang tulus menyayangiku, merawatku, dan mengasihiku. Aku bersyukur karena aku memilikinya.

"Buatkan apa saja untukku, aku akan makan semua yang kau buat. Kau tahu itu." kataku dengan senyum yang ku kembangkan.

"Baiklah adik kecil, cepat bangun dan bersihkan dirimu. Aku menunggumu dimeja makan."

Dengan segera dia meninggalkan kamarku, dengan segera juga aku memasuki kamar mandi. 

Aku menangkalkan semua pakaianku, menyalakan shower dan ku atur kehangatannya.

Aku menutup mataku ketika kurasakan air hangat yang menenangkan. 

Baru saja beberapa detik aku menutup mata, sekelebat bayangan masa kecil ku muncul lagi begitu saja tanpa permisi.

Bisa ku rasakan lengketnya pipiku karena air mata yang terus mengalir. Aku menangis dan terus menangis. Sampai matahari sudah hampir terbit, kegelapan pun sudah kalah dengan terangnya sinar matahari.

Aku merasakan sedikit kehangatan sekarang. Tapi tetap saja Mom dan Dad tidak ada disini. Mereka masih belum menemukanku. "Aku masih disini menunggu kalian Mom, Dad." batinku berteriak. Aku sudah tidak bisa lagi mengeluarkan air mata, sudah lelah rasanya menangis semalaman

"Mom, Dad, aku masih disini. Mengapa kalian lama sekali? Cepat temukan aku dan bawa aku pulang. Aku tidak mau lagi sendiri. Aku tidak mau lagi kedinginan." batinku berteriak untuk yang ke sekian kalinya....

*******

Tidak mau berlarut larut dalam kepedihan dimasa kecilku, pun aku paksakan untuk membuka mata dan mulai bergegas membersihkan diri.

Lightweight [Completed]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon