Lightweight #23

2.7K 106 0
                                    

Aku merasa tubuhku melayang ketika aku berpikir bahwa aku akan jatuh ke lantai.

"Kau tidak akan terjatuh baby, i caught ya." Aku membelalakkan mataku ketika suara Marco merasuki pendengaranku.
Seketika juga lampu menyala sehingga mataku terasa sakit karena silau.

"Brengsek. Kau mengerjaiku untuk yang kesekian kalinya! Aku benar benar membencimu Mr.Daxon!!" Kataku segera bangkit dari posisiku yang bertopang pada kedua tangannya yang besar.

Aku menjauh beberapa langkah darinya dan melipat kedua tanganku dibawah dada dengan sebal. Marco benar benar keterlaluan kali ini. Aku tidak habis pikir apa yang merasuki dirinya hingga tega mengerjaiku sebegitunya.

Ku dengar suara langkah kaki mendekat kearahku, lalu Marco melayangkan tangannya kepundak untuk membalikkan badanku. Aku meronta karena tidak ingin dia menyentuhku. Aku masih sangat kesal dengannya.

"Jangan sentuh aku. Aku membencimu." Desisku tajam

"Oh ayolah Phoebe. Maafkan aku. Aku hanya ingin bersenang senang malam ini." Katanya yang sekarang sudah berhasil membuatku membalikkan badan.

Bersenang senang? Bagaimana bisa disebut bersenang senang jika aku menjerit ketakutan seperti tadi!!! Dasar idiot.

"Whoa. Aku senang sekali bisa menjadi objek untuk membuatmu bersenang senang, Sir." Kataku sinis yang ingin memutar badanku kembali.

Namun dengan cepat ia menahan tubuhku dengan tangan kekarnya, dan mengangkat daguku lalu menangkup kedua pipiku.

"Maafkan aku. Aku menyesalinya. Maafkan aku..." Rujuknya menatap kedua bola mataku dengan rasa penyesalan.

"Kau tahu aku membencinya Marco. Ku harap kau belajar tentang diriku dari ini." Balasku melemah karena tak kuasa menahan tatapan Marco yang sebegitu bisanya membuatku tenggelam dalam lautan mata coklatnya.

"Lelah?" Katanya sembari mengusap pipiku lembut.

Oh tolong jangan pernah berhenti melakukannya Marco. Dewi batinku berbinar senang.

Aku hanya menganggukkan kepalaku sebagai jawaban.

....

"Aku jadi tidak bisa memejamkan kedua mataku lagi." Gumamku yang sudah berbaring diatas ranjang sembari menatap langit langit kamarku yang sudah mulai kusam.

Marco memutar kepalanya untuk menoleh kearahku.
"Apa yang harus aku lakukan untuk menebus semua kesalahanku? hm?"

Menolehkan kepalaku untuk menatapnya,
"Peluk aku?" Pintaku dengan yakin. Aku tidak tahu dari mana keinginan ini berasal, tapi aku benar benar butuh dia memelukku untuk menenangkan pikiranku yang cukup kacau karena ulahnya.

Dia tersentak sedikit karena bisa kulihat dia menarik kepalanya kebelakang karena terkejut.
"kau yakin?" Katanya canggung.

Aku menganggukkan kepalaku karena aku sangat sangat membutuhkannya. "Tidak pernah kurasakan seyakin ini." Kataku sedikit mengumpat disela sela bantal karena malu.

Dengan segera ia menggerakkan tubuhnya untuk merapat kearahku. Dia mengangkat kepalaku dan meletakan tangannya menjadi alas untuk kepalaku. Tidak mau hanya diatas lengannya, aku pun memberanikan diri menaruh kepalaku di dada bidangnya yang begitu keras.

Begini baru nyaman. Dewi batinku tersenyum malu malu.

Perlahan tapi pasti dia menopang dagu lancipnya diatas kepalaku. Sehingga aku bisa rasakan hembusan nafasnya membuat rambutku sedikit berdesir. Aku tersenyum dibawah sini, mengembangkan senyuman yang mungkin tidak dilihat olehnya.
Aku sangat suka berada disini. Berada tepat disampingnya.

Lightweight [Completed]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum