part 19 - Dreams.

1.8K 297 19
                                    

Runa's POV


Kadang aku merasa Tuhan itu tidak adil.

Aku tahu hidupku ini berantakan, dan mungkin saja Tuhan marah padaku. Tapi tetap saja rasanya tidak adil. Dia membawaku kepada Harry, lalu saat aku menikmati saat-saatku bersamanya, Tuhan malah mengirimkan penyakit sialan itu padanya?

Aku menghela nafas keras. Hanya itu yang bisa kulakukan. Aku berjalan menuju parkiran sekolah, dan segera menunggangi motorku dan memacunya menjauh dari sekolah. Hari ini hari Jumat dan kabar buruknya adalah Yaser pulang hari ini, tentu saja bersama Margareth. Aku sedang tidak ingin bertemu mereka.

Ini masih jam lima, dan biasanya di jam-jam ini aku belum diizinkan bertemu Harry, karena dia sedang istirahat. Aku pun memutuskan untuk pergi ke taman saja dulu, ke tempat yang waktu itu kukunjungi saat aku 'salah ucap' pada Harry. Dan di situ juga aku bertemu dengan Louis dan adik kembarnya. Ngomong-ngomong soal Louis, aku jarang kumpul-kumpul dengan mereka lagi, dengan Niall dan Liam juga. Sepertinya kami sudah sibuk sendiri-sendiri, dan aku tidak keberatan. Selama ini aku baik-baik saja tanpa mereka jadi kehilangan mereka takkan berarti besar bagiku.
Tapi kadang tetap saja ada bagian kecil dalam diriku yang merindukan tawa Niall yang menghibur, kata-kata sarkas Louis, dan keramahan Liam. Di balik kesibukan mereka di dunia malam yang tidak biasa, mereka mempunyai pribadi yang baik, menurutku.

Aku memarkirkan motor di parkiran utara taman, dan berjalan masuk ke sana. Anak-anak berlarian kesana kemari, sebagian bersama orang tua mereka, dan sebagian lagi hanya bersama teman mereka. Ada juga sepasang kekasih yang sedang duduk di bawah pohon dan gadisnya tertawa, mungkin karena candaan dari kekasihnya. Aku langsung memalingkan wajah melihat pemandangan itu. Hatiku seperti teriris melihatnya. Bukannya ingin menyalahkan Harry, tapi tetap saja aku ingin momen seperti itu terjadi lagi, sama seperti saat hari ulang tahunku. Aku memilih untuk duduk di atas rumput di bawah pohon yang menghadap ke arah jalanan, jauh dari posisi sepasang kekasih tadi.

Akhir-akhir ini aku rasa aku jadi lebih pendiam. Aku tahu aku memang bukan orang yang banyak bicara, tapi maksudku, aku lebih sering memikirkan tentang sesuatu lebih sering daripada sebelumnya. Mimpi-mimpi buruk juga berdatangan, dan yang paling buruk adalah kehilangan Harry. Di salah satu mimpi, benda sialan yang akan berbunyi ketika detak jantung sudah tidak terdeteksi lagi berbunyi panjang dan aku terbangun tepat ketika Mom Anne mulai menangis. Dan aku terbangun dengan wajah basah karena air mata. Bagus.

Beberapa hari sebelumnya aku sudah berbicara dengan Harry tentang hal ini, walaupun aku sebenarnya tidak ingin mengatakannya. Aku bilang padanya kalau aku bermimpi buruk, dan tentang semua ketakutanku. Harry tersenyum saat itu, tapi aku tahu dia terluka di dalam.

"Aku berjanji akan berjuang dan sembuh. Selalu berada di sisimu sepanjang hidupku dan menjagamu"

Tak terasa mataku mulai berkaca-kaca, dan dengan segera aku menghapusnya dengan kasar. Ada bagian kecil dalam diriku yang mengatakan kalau dia tidak akan selamat. Aku benci untuk mengakuinya, tapi suara itu menggentayangiku sejak hari Senin.

Kenapa hidupku sangat rumit?

Ibu meninggal. Bertukar dengan Margareth. Ayah menyusul. Margareth dengan Yaser. Yaser yang entah sudah tahu atau belum tentang Margareth. Zayn. Harry.

Aku tertawa. Rasanya aku tertawa, tapi suara yang keluar bukanlah suaraku sendiri. Suara itu parau, seperti mengejek. Aku tertawa makin kencang. Terserah orang menganggapku gila. Mungkin memang aku sudah gila. Tapi sebenarnya aku hanya capek. Itu saja. Semua orang datang, lalu meninggalkanku. Semua rahasia yang paling busuk ada di hidupku. Semua cerita paling rumit ada juga padaku.

Apa salahku?

Miris sekali.

Aku menepuk pahaku sendiri berkali-kali, lalu berhenti tertawa. Persis seperti orang gila rasanya. Sebenarnya aku ingin menangis, karena biasanya aku merasa lebih baik setelah menangis. Tapi tidak mungkin akan kulakukan karena aku sedang berada di tempat umum dan aku tidak ingin mempermalukan diriku sendiri.

Nobody Except You [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang