part 11 - Breakfast Plan.

2.1K 337 23
                                    

Gue kangen ama yang di mulmed :'(

________________________

Sejak Harry masih kecil, dia sudah mendapat julukan 'a bottle of sunshine' dari orang-orang yang mengenalnya. Dia adalah bocah kecil dengan model rambut seperti mangkok terbalik yang mampu membuat orang tertawa, dan tidak tega melihat orang lain menangis. Harry juga mudah bersosialisasi dengan orang lain. Dia tumbuh besar bersama ayah, ibu, kakaknya dan saudara kembarnya, dan bisa dibilang dia sangat mengerti dengan perempuan karena dia memiliki ibu dan kakak yang sangat dekat dengannya.
Dia juga adalah anak yang berprestasi, dan tampan. Masa-masa pubertas mengubah rambut mangkok terbaliknya menjadi rambut ikal menawan yang bisa membuat perempuan manapun jatuh hati. Tapi Harry tidak pernah menaruh perasaan untuk perempuan manapun. Dia memang menyayangi mereka, tapi hanya sebatas teman atau dianggapnya adik. Tanpa Harry ketahui sendiri, di SMA-nya sekarang ada sekumpulan anak perempuan yang menjadi 'fans'nya, tapi tidak ada yang pernah menggoda Harry karena mereka tahu Harry bukan tipe pria seperti itu.

Jadi kira-kira begitulah kisah singkat seorang Harry. Mudah disukai banyak orang karena sifatnya, tampan, dan bisa dibilang sempurna.

Tapi Harry tahu, dia tidak sempurna. Sejak kecil ia dan kedua saudaranya selalu rajin dibawa ke dokter untuk mengecek kesehatan mereka. Awalnya Harry tidak menaruh curiga apapun karena dia masih kecil. Tapi saat dia sudah SMP, dan menemukan beberapa hal tentang penyakit di mata pelajaran IPA-Biologi, barulah dia sadar. Orangtuanya selalu membawa mereka ke dokter untuk mengecek apakah mereka juga mendapat penyakit 'itu', karena kakek serta salah satu saudara sepupu Anne meninggal karena penyakit itu, Kanker Leukemia, sehingga kemungkinan pewarisan penyakit secara turunan kemungkinan terjadi.

Harry terbangun pagi itu di suatu ruangan yang asing baginya, lalu dia mengerjapkan mata beberapa kali. Sinar matahari masih belum bisa masuk karena terbendung oleh tirai gorden warna biru langit. Harry berusaha untuk bangkit, tapi ada sesuatu yang menahannya. Dia pun berbalik, dan mendapati Runa yang masih tidur dengan wajah damainya sambil memeluk pinggangnya.

Eits, tunggu. Mereka tidak melakukan apapun kok semalam. Setelah Runa mencium Harry, sempat ada keheningan yang 'awkward' disana. Tapi setelah itu Harry tersenyum dan mereka berdua ngobrol. Runa sudah memaafkan Harry, lalu saat Harry pamit pulang, Runa memintanya untuk memaninya disini. Jadi beginilaah, Harry sudah minta izin pada ibunya, lalu tidur bersama-sama dengan Runa.

Harry kembali berbaring di samping perempuan itu, lalu membelai pipi kiri Runa dengan jari telunjuk kanannya.

Jarinya menelusuri alis, hidung, bibir, lalu dagu Runa. Tepat setelah itu mata Runa terbuka, lalu dia tersenyum menatap Harry.

"Morning," satu kata sapaan pagi itu mampu membuat jantung Harry berdegup tidak karuan, lalu tanpa mengucapkan apa-apa, dia mengecup dahi Runa.

"Morning, princess"

Runa terkekeh mendengar suara serak Harry yang baru bangun tidur, lalu mengendurkan pelukannya di pinggang Harry.

"Jam berapa sih ini?" Runa bangkit dan duduk, lalu mengecek jam di ponsel yang diletakannya di bawah bantal. Jam setengah delapan pagi.

"Oh iya Harry, kau tidak lapar? Semalam kita hanya makan pizza lho," Runa menoleh pada Harry yang sedang mengucek matanya, dan Harry mengangguk, sambil menggumamkan kata 'iya'.

"Baiklah. Kau mau makan di luar atau?" Runa bertanya sambil bangkit dari tempat tidurnya dan beranjak menuju lemari pakaiannya yang dipenuhi pakaian serba hitam dan putih.

"Aku mau ke McDonalds. Boleh?" Harry juga ikut berdiri, dan dia mengenakan celana pendek yang dipinjamnya dari Zayn semalam, karena tidak sempat kembali ke rumahnya. Oh iya, for your information, he is shirtless.

Nobody Except You [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang