part 12 - Breakfast with Styles Family

2K 342 28
                                    

Earlier update :)
Happy 800-an reads! I'm so happy !! :') Thank you all so much !
Btw please dont forget to press the star button down there, I appreciate it very much!
Happy reading~!

_______________________________________________


Dalam perjalanan menuju rumah Harry, Runa tidak henti-hentinya memandang pemandangan di luar kaca mobil. Cuaca pagi New York hari ini cukup cerah, dan matahari dengan pe-denya memamerkan cahayanya yang terang benderang.
Jemari Runa juga saling bertautan satu sama lain, dan Harry tahu bahwa Runa sedang gugup.

"Nerveous are we?"

"Oh ayolah Harry, jangan membuatku tambah panik." Runa memukul lengan Harry pelan, dan laki-laki itu terkekeh.

"Santai saja Ru, mereka tidak menggigit," Harry menoleh untuk tersenyum pada Runa, lalu membantingkan setir ke arah kanan, masuk ke kediaman keluarga Styles.

Aku sepertinya pernah melihat rumah ini..

Runa menghela nafas lega ketika melihat rumah Harry yang besar dan terawat ini memiliki pekarangan bunga yang benar-benar ditumbuhi banyak bunga. Mendiang ayah Runa pernah bilang kalau orang yang merawat bunganya drngan baik di pekarangannya adalah orang yang ramah, jadi Runa merasa lega karena itu.

Oke. Makasih pa.

"Ayo," Harry yang sudah memasukkan mobilnya ke garasi membuka pintu mobil, disusul oleh Runa. Runa menyempatkan diri untuk mengatur kerapian penampilan fisiknya sekilas di kaca mobil Harry, membuat Harry tersenyum melihatnya. Di mata Harry, Runa telah berubah. Tapi bukan berarti berubah secara total atau bagaimana, dia menjadi lebih perhatian. Saat mereka mengobrol kemarin, Runa dan Harry memang sama-sama tidak menyinggung soal perasaan masing-masing atau 'status' mereka sekarang, mereka hanya berbicara tentang hal ringan sebagai awal baru. Tak perlu terburu-buru, bukan?

Harry menggamit tangan Runa lalu membuka pintu yang menghubungkan garasi dengan bagian dalam rumah, dan Runa menggumam kecil melihat isi rumah Harry. Rumah yang didominasi oleh warna putih tulang dan abu-abu ini tampak begitu elegan. Tapi-oh! Ada satu benda yang menyita perhatian Runa.

Sebuah bingkai dengan foto yang dipajang di dinding.

Di foto itu ada seorang pria yang menggendong dua orang anak laki-laki, sementara di sebelahnya ada perempuan yang sedang tertawa sambil menggendong seorang anak perempuan.

Ini pasti keluarganya.

Runa menggigit bibir ketika batinnya sendiri mengucapkan kata 'keluarga', mengingat asal usulnya yang tidak jelas. Sedangkan Harry?

Harry yang menyadari arah pandang Runa memelankan langkahnya, lalu melihat bayangan seseorang yang datang ke arah mereka berdua.

Ibunya.

"Hei ma, ini Runa," Harry melepaskan genggamannya pada tangan Runa dan memeluk pinggang Runa dari samping, agar gadis itu masih bisa leluasa bergerak. Runa sedikit tersipu melihat gestur Harry, tapi dia segera melupakan hal itu dab tersenyum ramah ke arah ibu Harry.

"Aku Anne, ibunya. Tapi kau bisa memanggilku mom, Runa," Anne maju selangkah dan berpelukan singkat dengan Runa, lalu melepaskannya. Anne memberi kode pada nereka berdua untuk mengikutinya, dan keduanya pun berjalan mengikuti Anne, masih dengan tangan Harry melilit di pinggang Runa.

"Oh Ru, ini Gemma, kakakku yang cerewet tapi baik hati," Harry menghentikkan langkahnya lagi ketika sampai di ruang makan, dimana Gemma sudah ada di situ sambil meletakkan semangkuk sup.

"Hallo!" dengan ramah dan semangat Gemma menyapa mereka, menghiraukan perkenalan 'negatif' adiknya. Gemma melirik tangan Harry yang melilit di pinggang Runa, lalu melirik lagi ke arah Harry, dan Harry yang tidak mau kalah menaikkan alisnya.

Nobody Except You [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang