LANGIT RAINA - 17

2.5K 161 3
                                    

Selesai dari rapat OSIS Raina, Langit, Dina, dan Rizky memutuskan untuk pergi ke kantin untuk mengisi perut. Ketika berjalan di lorong ke-empatnya pun menjadi pusat perhatian. Beberapa siswa tidak habis pikir dengan Raina yang sangat beruntung bisa dekat dengan Langit Abrisam yang mereka ketahui adalah anak dari konglomerat dan diumurnya yang sekarang sudah memiliki bisnis sendiri yang cukup terkenal di kalangan anak muda. Selain itu juga semua murid sangat memuji kecantikan yang terpancar di diri Raina, meskipun tidak sedikit yang tidak menyukainya dan mengeluarkan tatapan sinis kepadanya.

Istirahat pun semakin ramai dengan beberapa murid perempuan yang memberi Langit dan Rizky sebuah kertas dan coklat namun tidak diterima oleh keduanya dengan inisiatif Raina dan Dina yang menerima pemberian tersebut.

"Ganteng banget,-"

"Mau dong jadi temennya"

"Raina cantik banget heran"

"OMG Rizky gak kalah ganteng"

"Dina cakep juga"

"Kuatkan iman gue, buat gak berpaling dari Kak Askara"

"Pengen jadi Raina deh"

Beberapa seruan dan bisik-bisik yang terdengar, Raina hanya menanggapi dengan senyum simpul bagaimanapun Ia juga bingung harus merespon seperti apa sambil memberikan semua coklat dan kertas kepada Langit. Mau tidak mau cowok tersebut pun menghela napas pelan dan menerima barang dan menyalurkannya untuk Rizky juga.

Setelah melewati beberapa koridor akhirnya mereka sudah sampai di kantin dan mendapati kantin sangat ramai pengunjung, selalu seperti ini jika dihari sabtu kebanyakan siswa akan merasa luang.

"Yah penuh" keluh Dina

Raina mengangguk, menatap sampai sudut kantin mencari kursi kosong namun Ia tidak menemukannya.

"Dibungkus makan di kelas?" Tanya Langit kepada Raina.

Raina menggeleng, Ia tidak terlalu suka makanan yang dibungkus menurutnya sangat merepotkan.

"Coba telfon Galang, siapa tau dia cari tempat duduk" Tanya Raina

Rizky pun mulai mendial Galang, dan ternyata cowok itu masih ada urusan di club bola dan meminta Langit dan Rizky untuk datang menemuinya.

"Galang nyuruh kita ke ruang ekstra ada kendala soal pertandingan lusa antar sekolah"

Langit menatap Raina menyesal karena tidak bisa menemani gadis itu makan. Raina sedikit kecewa semenjak mereka mengikuti beberapa kegiatan di sekolah waktunya bersama dengan Langit memang sedikit. Namun mereka tetap bersama jika berada di OSIS tetapi jika cowok itu sudah mengurus keperluan club mereka Raina hanya bisa mengangguk menerima.

"Gak apa-apa Langit pergi aja, Raina sama Dina"

Langit mengangguk lalu mengambil dompet di saku celananya dan mengeluarkan dompetnya, memberikan beberapa lembar uang seratus ribuan tanpa menghitungnya terlebih dahulu.

"Traktir Dina juga, gue pergi dulu"

Raina menggeleng dan pipinya seketika bersemu merah, semua orang dikantin tertuju padanya. Seisi kantin yang melihat dimana Langit memberikan Raina sejumlah uang dengan tatapan tidak percaya. Begitupun beberapa senior yang melihat tingkah laku adik kelasnya yang sudah menjadi trending topik ketika MPLS. Untuk jajan dikantin dengan uang yang mereka tafsir lebih dari satu juta sangat bisa untuk mentraktir seisi kantin batin seisi kantin.

LANGIT RAINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang