LANGIT RAINA - 1

5.4K 334 12
                                    

SMA 5 Bintang Husada merupakan SMA favorit di kota yang cukup dikenal dengan julukan kota hujan. Para orang tua selalu berkeinginan untuk menyekolahkan anak mereka di SMA tersebut. Salah satunya ialah orang tua dari gadis berambut pirang yang kini sedang memainkan tasnya.

Namanya Raina Auristella blasteran Belanda-Rusia-Indo, mungkin dari namanya kalian akan berpikir jika gadis tersebut sangat menyukai hujan, tetapi faktanya gadis tersebut malah sangat membenci hujan. Sendari tadi pikiran gadis tersebut entah dimana Ia merasa takut dan cemas disaat yang bersamaan.

Gadis berambut pirang itu merasa miris merasa khawatir memikirkan bagaimana Ia bisa jauh-jauh dengan Langit. Apakah Ia bisa tidak melihat keseharian Langit di SMA? Tanpa sadar Raina menghentak-hentakkan kakinya merasa kesal. Sungguh Ia sangat benci dengan sifat ketergantungannya terhadap Langit.

Setelah menyelesaikan obrolan mereka Raina dan Papanya, Arya keluar dari mobil menuju ke ruang daftar ulang untuk mengisi formulir penerimaan murid baru. Dengan sigap Arya mengambil formulir tersebut dan menyuruh Raina menunggunya di bangku taman. Meskipun Arya seseorang ayah yang sibuk namun Ia tidak pernah absen untuk kegiatan yang dilakukan Raina termasuk mendaftarkannya sekolah. Menurutnya melihat perkembangan dari anaknya itu membawa kebahagiaan tersendiri untuknya.

"Langit beneran di SMA 3?" Tanya Papa Raina menyerahkan lembar kertas yang telah diambilnya dari ruang daftar ulang dan mendudukan tubuhnya disamping Raina.

"Disana olahraganya bagus, dan banyak yang ikut kejuaraan gitu Pah. Padahal Raina udah maksa buat Langit masuk sini" ujarnya sambil menulis formulir daftar ulang.

"Beneran nih kamu gak papa, gak kepaksa? Emangnya bisa jauh-jauh sama langit?" goda papanya. Karena Arya tahu bagaimana sifat ketergantungan anaknya terhadap anak dari kolega bisnisnya sekaligus tetangganya itu.

Raina terdiam, memikirkan hal yang baru saja diucapkan oleh papanya. Ia berusaha tenang agar papanya tidak semakin mengejeknya habis-habisan.

"B-bisa, lagian pulang sekolah Langit bisa jemput Raina. Sampek rumah bisa ketemu Langit juga" ujar panjang lebar Raina lalu menyerahkan lembar kertas yang telah terisi penuh.

"Oke papah percaya. Papa bangga sama kamu bisa diterima di SMA favorit" ujar papa Raina dengan mengelus-elus rambut anak semata wayangnya.

"Pah nanti mampir ke petshop ya, makanan Mochi sama Kimbo udah habis. Raina mau beli sekalian" ujar Raina menatap handphone nya, sang papa memberi jempol tanda setuju.

***

"Gimana Bro, lo udah daftar ulang ke SMA 3?"

Langit yang sendari tadi mengecek handphone nya menghiraukan pertanyaan dari temannya, Galang.

"Anjir gue dikacangin" ujar Galang dengan menepuk pundak Langit dengan keras.

"Anjir, apaan!" jawab Langit menatap kesal kearah galang.

"Lo udah daftar ulang?" ulang galang.

Langit menggeleng dan fokusnya kembali ke handphone nya. Galang yang penasaran dengan sahabatnya itupun melirik kearah handphone Langit secara diam-diam. Galang tersenyum mengejek setelah ia mengetahui alasan sahabatnya melamun menatap handphone nya terus menerus.

"Hm pantesan, lagi nungguin chat belahan jiwa" celetuk Galang.

"SMA 5 Bintang Husada masih buka pendaftaran gak?" pertanyaan spontan Langit dan menghiraukan ejekan dari Galang yang menurutnya sudah biasa dilakukannya.

"Anjir jangan bilang lo mau pindah kesana" Teriak Galang heboh sedangkan Rizky hanya menyimak percakapan mereka dengan santai sambil meminum coffee yang telah dipesannya.

LANGIT RAINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang