Chapter 8

2.6K 132 2
                                    

~ Kevin POV ~

sedari tadi, aku sama sekali tidak berani masuk ke tenda. aku takut para pemain lain menanyakan mila kepadaku. karena tadi michelle jelas-jelas melihat aku membawa mila keluar, dan tiba-tiba saja mila ditemukan pingsan. aku bingung, hendak menjelaskan apa pada michelle dan teman-teman lainnya. kuputuskan untuk masuk ke dalam tenda dimana mila tidur. aku ingin menebus semua kesalahanku kepada mila, dan hari ini aku akan menjaga mila. shooting hari ini pun dihentikan karena cuaca yang buruk dan belum lagi kondisi mila yang memburuk. aku melihat mila sedang tertidur pulas, wajahnya yang pucat dan matanya yang sembab sangat jelas sekali terlihat. kuberanikan diri untuk mendekatinya, aku mengelus rambutnya secara perlahan dan aku mengecek suhu tubuhnya. puji Tuhan sekarang suhu tubuh mila sudah kembali normal, panasnya pun mulai menghilang. aku terus menatap wajahnya yang pucat, sungguh aku sangat kasian terhadapnya. tapi aku sama sekali tidak bisa membalas perasaan dan cintanya terhadapku. aku benar-benar mencintai sahila kekasihku, bagaimana mungkin aku membagi cintaku untuk mila sedangkan hatiku saja memilih sahila. seketika aku ingin keluar sebentar dari tenda untuk mengambil makan, tiba-tiba aku mendengar suara mila memanggil namaku. "kevin, kevin, jangan tinggalin mila" ucap mila. ternyata mila hanya mengigau, aku berusaha untuk menenangkan mila. kugenggam tangannya dan mulai kuelus pucuk kepalanya secara perlahan. tak lama suara mila pun menghilang dan rupanya mila kembali tertidur. baiklah kali ini aku memutuskan untuk mengurungkan niatku mengambil makan, aku akan menunggu sampai mila terbangun dari tidurnya.

~Michelle POV~

sepertinya aku harus menemani mila didalam tenda, aku tidak tega jika harus melihat mila sendirian didalam tenda. lagipula kalau aku terus disini, aku akan menjadi obat nyamuk. karena daritadi prilly sibuk menemani ali yang kebetulan juga sedang sakit, sementara ka ricu dan kak kirun mereka sedang tertidur. kulangkahkan kakiku keluar tenda dan aku hendak menuju tendaku. ketika aku melangkahkan kakiku masuk kedalam tenda tempat aku, prilly dan mila, aku melihat kevin sedang duduk disamping mila sambil menggenggam tangan mila dengan erat. aku mulai berpikir sebenarnya apa yang terjadi antara kevin dan mila ? apakah mila mempunyai hubungan yang khusus dengan kevin secara diam-diam? semakin lama aku semakin penasaran, dan mulai menghampiri kevin yang berada disisi mila.

"vin, lu ngapain disini ? kenapa ga ke tenda? yang lain lagi pada istirahat tuh. udah biarin urusan mila biar gue aja yang urus."

"hei chel, gapapa ko. gue disini aja nemenin mila, lagian kan dia begini juga gara-gara gue tinggalin dia di hutan tadi. udah lu aja yang istirahat gih, lagian cuacanya juga lagi ga enak."

"gapapa ko vin, gue mau nemenin mila aja. lagian gue juga ga gitu ngantuk. oh iya kenapa lu ninggalin mila sendirian ? emang kalian lagi ada masalah? "

"hmm, ga ada masalah apa-apa sih chel. cuma ya gitu lah rumit, ga bisa gue jelasin. ini masalah perasaan" 

"maksud lu masalah perasaan? gue ga ngerti, coba deh jelasin" tanyaku kepada kevin. tapi sayang belum kevin menjelaskan itu semua, mila nampaknya terbangun dari tidurnya. mungkin karena aku dan kevin mengobrol makanya tidur mila terganggu.

"eh vin, chel kalian ngapain disini ? kenapa ga pada istirahat?" tanya mila kepadaku dan kevin.

"eh mila, lu udah gapapa kan? gue mau jagain lu disini, siapa tau lu butuh sesuatu, jadi gue bisa bantu." jawabku pada mila. sedari tadi aku hanya memperhatikan kevin terdiam dan menunduk, mungkin kevin dan mila butuh waktu untuk berdua. dengan cepat aku pamit pada kevin dan mila untuk pindah ke tenda sebelah. dengan alasan prilly memanggilku karena membutuhkan sesuatu.

~ Mila POV~

"thanks vin, lu udah mau jagain gue dan udah repot-repot nyariin gue. sekali lagi makasih banyak" ucapku pada kevin yang sedari tadi hanya terdiam dan menunduk.

"i..iya sama-sama mil. lu udah mendingan kan?"

"iya gue udah mendingan ko vin, hm btw lu kenapa ga istirahat aja di tenda ?"

"bagus lah kalo begitu, gue lagi ga pengen istirahat aja. btw sorry ya mil gue udah ninggalin lu di hutan kaya tadi, gue sebenernya ga bermaksud kaya gitu. gue cuma shock aja mendengar omongan lu tentang persaaan lu buat gue."

"perasaan gue buat lu ? memangnya gue pernah bilang begitu ya vin?" tanyaku pura-pura kepada kevin, sebenarnya aku tidak ingin lagi mengingat kejadian itu. karena aku sebagai wanita seperti tidak ada harga diri. bisa-bisanya aku mengatakan perasaanku pada seseorang yang telah memiliki kekasih. sungguh bodohnya diriku

"udah lah mil jangan berpura-pura. gue minta maaf sebelumnya karena ga bisa bales perasaan lu tapi asal lu tau mil, gue sama sekali ga marah sama lu ataupun kecewa, gue hanya menganggap perasaan lu itu sementara buat gue. dan gue akan tetap menganggap lu sahabat sekaligus kakak gue"

seketika kevin mengatakan hal itu, hatiku sangat amat sakit. bagaimana mungkin dia menganggap perasaanku ini hanya sementara. berarti secara tidak langsung ia menganggap bahwa perasaan cintaku padanya hanya main-main? baiklah kevin kalau ini maumu, aku akan menganggapmu sebagai sahabat bahkan mungkin hanya sebatas partner kerja. mungkin dengan ini aku dapat sedikit demi sedikit melupakan semua perasaanku padanya.

"baiklah. sekarang gue minta lu keluar dari sini vin, karena gue mau istirahat" perintahku pada kevin.

"b..baiklah mil, selamat istirahat. cepat sembuh mila" ucap kevin lalu berlalu pergi meninggalkanku sendiri. 

jujur hatiku sangat sakit, benar-benar sakit. aku butuh seseorang yang bisa memelukku dan bisa mendengarkan semua keluh kesahku. tidak lama kevin keluar, kulihat michelle masuk dan menghampiriku. sungguh aku tidak kuasa menahan sakit ini, segera aku memeluk michelle dengan erat, dan aku menangis dipelukannya.

"mil, mila lu kenapa lagi mil? please kali ini cerita sama gue, gue bakal dengerin semua cerita lu mil. gue yakin ada yang terjadi antara lu dan kevin kan?" tanya michelle kepadaku. tidak sungkan lagi kali ini aku mulai menceritakan awal mulanya aku menyukai kevin dan berakhir sampai kevin mengatakan hal tadi padaku.

"tuh kan, udah gue duga sebenernya kalian tuh ada apa-apa. i mean lu yang ada apa-apa sama kevin. kenapa sih mil ga dari dulu lu terbuka sama gue dan kak kirun ? kenapa baru sekarang coba?"

"ya gue baru cerita sekarang sama kalian karena gue takut, gue takut semua orang tahu tentang perasaan gue sama kevin. gue takut sahila juga tau, dan gue gamau ngerusak hubungan mereka chel"

"ya udah sekarang gini mil, lu coba buang jauh-jauh perasaan lu. inget mil kevin udah punya pacar, seandainya lu diposisi kevin, lu juga pasti ga mungkin kan ninggalin pacar lu demi seseorang yang ga lu cintai? dan lu harus percaya mil jodoh itu pasti bertemu, kalo memang akhirnya lu berjodoh sama kevin, kevin pasti bakal sama-sama lu kok mil. walaupun sekarang pacar dia sahila, tapi kalo jodoh dia lu, Tuhan juga pasti buka jalan buat kalian bertemu dan bersatu mila. jadi sekarang berusalah melupakan kevin sejenak, dan coba cari kegiatan lain atau mungkin lu harus belajar buka hati buat cowo lain"

"iya chel, gue bakal coba jalanin saran lu dan saran ka kirun. mudah-mudahan Tuhan buka jalan buat gue, dan semoga gue bisa buka hati gue buat cowo lain. makasih chel" ucapku pada michelle dan kembali kupeluk michelle dengan erat. tapi ketika aku melihat kearah luar tenda, sepertinya ada seseorang diluar tenda yang menguping pembicaraanku dengan michelle. tapi aku tidak peduli, mungkin itu hanya orang yang lewat saja. 

~Kevin POV~ 

tak sengaja aku menguping pembicaraan michelle dan mila, aku mendengar semua cerita yang mila ceritakan pada michelle. ternyata perasaan mila untukku tidak main-main, aku kembali shock mendengar penuturan lengkap dari mila. dan aku juga mendegar jelas bahwa mila akan berusaha melupakanku dan membuka hati untuk pria lain. baguslah kalo mila akan berusaha seperti itu, tapi jujur didalam hati kecilku, aku sungguh tidak rela jika mila akan membuka hatinya untuk pria lain. aku takut jika mila tidak lagi ada disampingku, tidak lagi mendengar keluh kesahku. bahkan aku takut mila tidak akan care denganku lagi. ahh mengapa aku berpikiran seperti ini? toh harusnya aku senang jika mila bisa melupakanku, otomatis aku tidak perlu lagi menjaga perasaan mila ketika aku sedang bersama sahila. tapi aku benar-benar takut kehilangan sosok mila yang selalu ada disampingku saat sahila tidak ada. apa sebenarnya aku menyayangi mila dibanding sahila? tapi tidak mungkin, jelas-jelas hatiku ini hanya untuk sahila seorang, dan aku tidak mungkin menyukai wanita lain apalagi mila yang sudah aku anggap seperti sahabatku dan kakakku sendiri.

to be continued

AKU DAN KAMUWhere stories live. Discover now