Chapter 6

2.7K 139 9
                                    

~ Kevin POV ~

aku bingung, benar-benar bingung. sebenarnya apa yang terjadi dengan mila ? lagi lagi aku harus melihatnya menangis, kali ini ia menangis dipelukan michelle. mungkin kali ini aku harus mendesak mila agar ia mau menceritakan sedikit masalahnya kepadaku. kugenggam tangan mila, dan kuajak dia pergi ke suatu tempat yang agak sedikit jauh dari lokasi shooting kami. setelah kami sampai di sebuah ayunan yang terdapat di hutan pinus, aku menyuru mila untuk duduk disana. nampaknya ia sudah mulai terlihat tenang, kemudian aku mulai membuka topik pembicaraan untuk mencairkan suasana.

"mil, lu udah ga apa-apa kan ? "

"hm, ga ko vin gue emang ga lagi kenapa-kenapa. btw ngapain lu ngajak gue ke sini? ini kan lumayan jauh dari tempat shooting kita."

"gue tau lu lagi boong sama gue mil, please lah lu ga usah nutup-nutupin apapun dari gue. kita ini udah sahabatan 8 tahun mil, gue tau kalo lu lagi sedih, lu lagi seneng , kecewa. maka dari itu jangan pernah lu nyembunyiin apapun dari gue mil. gue sengaja ngajak lu kesini, biar lu bisa sedikit tenang."

"serius vin gue emang ga nutup-nutupin apapun ko dari lu, gue ya emang lagi ada sedikit masalah aja makanya gue tadi nangis lagi. percaya aja vin masalah ini juga bentar lagi kelar ko. dan gue janji ini ga akan ngaruh ke pekerjaan gue."

"kalo boleh tau masalah tentang apa? gue yakin ini bukan masalah sepele kan mil?" desakku kepada mila, karena aku yakin mila tertimpa masalah yang amat besar maka dari itu aku akan mendesaknya kali ini.

"ini masalah pribadi ko vin, jadi gue ga bisa cerita ke lu. maaf ya vin, gimana kalo kita mulai reading aja? lagian 2 jam lagi kan kita take." ajak mila kepadaku seolah ingin mengalihkan pembicaraan, tapi aku menolak untuk reading dengannya sebelum ia menceritakan apa yang sedang ia hadapi sekarang.

"gue gamau reading sebelum lu cerita apa yang terjadi sama lu mil. lu bisa cerita ke kak kirun tapi kenapa ke gue engga? lu sama gue kan lebih kenal lama daripada lu dan kak kirun." paksaku kembali dan kali ini mila sepertinya mulai marah padaku.

"stop vin !! stop !! lu ga usah terus-terusan mendesak gue kaya gini ! lu ga akan ngerti apa yang gue rasain sekarang ! maka dari itu stop untuk menanyakan sesuatu yang lu ga pernah ngerti kenapa ini terjadi !" bentak mila kepadaku dan dia bangkit dari duduknya dan mulai melangkah meninggalkanku.

"mil, ga gitu mil." sahutku dan aku menarik mila kedalam pelukanku, aku merasa bersalah kali ini sudah mendesak mila untuk mengatakan yang sebenarnya. kuusap rambut mila untuk memberikan ketenangan, aku mulai merasakan air mata mila membasahi bajuku. kemudian aku menangkup wajah mila dengan kedua tanganku, aku mulai menghapus airmatanya secara halus menggunakan kedua tanganku.

"oke vin kalo memang lu maksa. gue bakal mengatakan yang sebenarnya sama lu, karena jujur gue juga udah ga tahan dan gue udah ga bisa menahan semua ini."

"maaf mil, kalo gue udah maksa lu. tapi kalo emang lu ga mau berbagi sama gue, ya gue gapapa ko mil. udah lu berhenti menangis ya, gue gamau liat lu terus kaya gini mil."

"gue ga akan pernah bisa berhenti menangis vin, jujur sebenernya. lu , lu lah yang ada dibalik masalah gue selama ini vin."

"hah maksud lu apa mil ? ko jadi gue ? gue emangnya ada salah apa sama lu mil?" ucapku dengan nada yang sedikit kaget karena setahuku, aku tidak pernah berbuat kesalahan apapun pada mila, seketika aku mulai menurunkan kedua tanganku dari wajah mila, ku tatap mila secara serius karena aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"ya, sebenarnya selama ini aku sudah mulai mencintai kamu kevin julio. aku mencintai kamu tulus dari dalam hatiku, entah mengapa rasa ini datang secara tiba-tiba. tapi asal kamu tahu aku tidak pernah ingin merusak hubunganmu dengan sahila kekasihmu, maka dari itu aku hanya berusaha tegar didepan kalian berdua agar kalian berdua tidak curiga dengan tingkahku. selama ini aku pun selalu berusaha untuk menghapus semua rasa yang ada padamu tapi sayang, semuanya itu sulit. aku sama sekali tidak bisa menghapus rasa ini untukmu, apalagi sekarang kita dipasangkan menjadi sepasang kekasih lagi. bagaimana bisa aku melupakanmu begitu saja vin, jujur mungkin aku adalah wanita yang beruntung karena bisa mencintai kamu vin walaupun aku tidak bisa memilikki kamu. tapi percayalah vin, setelah kamu mengetahui ini semua kamu tidak akan berubah terhadapku. anggap saja aku tidak pernah mengatakan semua ini dan anggap saja kamu juga tidak pernah mendengar perkataanku ini. satu hal lagi aku juga akan selalu mendukung hubungan kamu dengan sahila, dan aku tidak akan menjadi penghalang hubungan kalian. mulai sekarang abaikan saja perasaanku ini, dan anggap saja kita hanya partner kerja." tutur mila panjang lebar dan membuatku sangat terkejut. jujur aku tidak menyangka mila menyukaiku bahkan sampai mencintaiku, aku tidak bisa berkata apapun saat itu. dan aku lebih memilih meninggalkan mila sendiri.

AKU DAN KAMUWhere stories live. Discover now