32 : Meet New Betrayer

1.2K 98 4
                                    

KET : Mulmet di atas itu Cassius. Hayoo ada yang tau gak siapa itu Cassius nya?

Btw, holy biggest sorry karena gak bisa update sesuai janji buat selesai sebelum liburan karena ternyata dugaan gue salah besar. Gue kira hari raya tahun ini sepi tapi ternyata lebih ruame puoll. Jadi gak ada waktu buat nyempetin nulis barang sedikitpun. Berhubung juga ini masih hari raya, jadi gue mo ucapin walaupun rada telat ya. Minal Aidzin Wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin dan maaf keterlambatan update cerita dikarenakan tamu yang membeludak luar biasa. Dan berhubung gue udah kelas 12 gua juga harus fokus Unas. Jadi diusahakan Pharaoh bakalan selesai dengan cepat. Masih diusahakan juga. Semoga nggak molor lagi dan nggak nambah chap. Disini berhubung genre nya historical finction jadi maafkan kalo romannya disini gak banyak dan hanya selingan karena difokuskan pada cerita. Diharapkan pembaca mengerti dengan alur gaje yang gue buat hehehe. Dan last, di chapter ini ada beberapa dengan adegan sadis dan kata kata yang kurang di diharapkan. Tapi maaf ini hanya cerita but happy reading semua

***

Tak butuh waktu lama bagi Julian untuk pulih. Tubuh Julian meregenerasi dengan cepat. Berbeda sekali dengan tubuh manusia normal yang hampir mati karena berkelahi. Tiga hari kemudian ia sudah aktif menjalankan perannya sebagai raja di istana. Bahkan rahasia bahwa Herodotus adalah seorang pengkhianat masih tetap dipegangnya. Ia tidak mau repot repot melawan Herodotus saat ini, hingga terkumpul beberapa bukti yang dilihat dari mata kepalanya sendiri bahwa Herodotus pengkhianat. Selama dua hari ini, menurut pemantauan kasim istana yang Julian tugaskan untuk mengawasi gerak geriknya. Herodotus sudah menggelapkan upeti di Xois dan Naucratis yang dilaporkan untuk keuangan kerajaan. Ia mengambil setengah bagian upeti tersebut untuk dirinya dan menyerahkan hanya setengahnya ke kenbet keuangan. Tapi Julian hanya membiarkan Herodotus melakukan hal tersebut. Masih ada tiga kesempatan lagi yang diberikannya untuk Herodotus supaya ia menyadarinya. Jika ia sudah menghabiskan tiga kesempatan itu maka Herodotus akan dijatuhinya hukuman berat.

Saat ini Julian sedang melakukan sidang pembahasan upeti terhadap Athribis yang digelapkan juga oleh Nomark disana. Pembacaan tuduhan terhadap Sobk sedang berlangsung. Kenbet berwajah suram itu membuka suaranya, "Satu musim yang lalu. Kasim istana di Athribis memergoki Sobk berbicara kepada dua orang pengawal istana untuk membagi dua peti upeti tersebut. Satu peti akan dikirim ke kerajaan dan satu peti lagi berada di Athribis. Peti yang berada di Athribis diletakkan di dalam gudang uang pribadi milik sobk. Sobk membuat perjanjian kepada kedua orang tersebut untuk membagi hasilnya." Setelah memaparkannya Kenbet istana memanggil saksi. Yaitu seorang Kasim istana Athribis yang bernama Falco untuk menghadap.

Falco berjalan ke dalam ruang sidang dengan dikawal lima orang pengawal istana berbadan gempal. Pemuda berdarah roma tersebut menatap gugup Julian yang berada di depannya dengan takut takut. Ia tidak berani mendongak menatap Julian, jadi pria tersebut hanya menunduk. Kenbet berdehem pelan mencairkan suasana, "Falco, kau sekarang bisa memberikan kesaksian pada kami!"

Falco mengangguk-angguk takut. Julian memperhatikan Falco yang menunduk, tangannya bergetar hebat seperti orang dengan penyakit parkinson, bibirnya tidak berhenti komat kamit, wajah pria itu sedikit memerah dan berkeringat dengan deras. Ia terdiam. Tidak bersuara membuat kenbet mengulangi lagi perintahnya, "Falco kau bisa memulainya sekarang!"

Falco masih terdiam beberapa detik kemudian mendongak sedikit menatap kenbet yang berbicara padanya lalu mengalihkan pada Julian yang duduk di depan singgasana agungnya. Pria tersebut melirik Julian ragu, "Ya-yang-mul-lia ham-hamba tidd-dak biss-a berbi-cara karrena Nomark Sobb-kk ak-kan memb-unuhku-uu" jawab pria tersebut lirih,

Julian menatapnya dengan alis terangkat. Tatapannya tajam menusuk Falco yang menundukkan kepalanya tersebut, "Kau berada di dalam perlindunganku. Segera berbicara sebelum aku berubah pikiran!"

PHARAOH [Book One] ✓Where stories live. Discover now