2 : The Girl

4.5K 292 41
                                    

KET : Mulmet itu ekspetasi Thomas Bagged

***

Julian menatap maklhuk di depannya dengan jengah dan bosan. Enggan untuk merespon ucapan membualkan yang membuncah dari mulut keriput berwarna cokelat nude itu. Apalagi ditambah dengan mulut lamis perangkai kata ulung itu semakin membuat suasana disekitar Julian memburuk. Bocah bebal itu sungguh bosan setengah mati mendengar suara baritone cempreng khas Mr. Tughlid yang sedang menerangkan beberapa hal tentang sejarah peradaban Mesir kuno. Ya, setelah tadi pagi diadakan beberapa pengumuman penting tentang akan diadakannya studi tur lagi maka sejak saat itu tak henti henti nya guru guru yang memasuki kelas memberikan sedikit peringatan dan wawasan mengenai berbagai hal tentang negara yang akan mereka kunjungi. Tak urung beberapa peringatan tersebut mengandung unsur magis tentang boleh dan tidaknya apa yang akan kita lakukan disana atau mengenai keberadaan negara di lembah sungai Nil yang notabene merupakan negara dengan peradaban paling maju di dunia pada zamannya. Walau tanpa mereka beritahu pun Julian sudah mengetahui semuanya dengan sangat jelas tanpa ada satu pun informasi yang tak terlewati. Bukan tanpa sulap, bocah bebal itu hampir melewatkan 6 tahun hidupnya untuk membaca buku tentang mesir di seluruh perpustakaan yang ada di kota. Jadi bisa dikatakan, dia adalah dosen dari semua guru sejarah di kelas ini. Namun, hal seperti itu tidak berlaku bagi nya. Guru-guru tetap memandang Julian sama rata dengan murid lainnya tak sedikit pun membedakan kejeniusan Julian, alih-alih mereka tetap saja memperlakukan nya sebagai murid biasa.

Jujur saja Julian tidak tertarik untuk menjadi pangeran sekolah ini namun keadaan seolah memaksa, membuatnya mau tak mau harus menerima jabatan memalukan yang dikenal seantero Westminster High School. Pangeran Leonidas. Hmm... bukankah gelar tersebut cocok disandang Julian mengingat wajah rupawan nya yang tak bercela itu. Bicara soal wajah, Julian bersyukur tidak memiliki wajah seperti Thomas Bagged atau yang biasa ia panggil dengan 'Tommy' karena apa? Karena wajah Tommy yang nyaris menyerupai anak sekolah menengah pertama. Ya, dengan potongan pirang cepak yang diponi samping, kulit putih kotor, mata hitam, rambut berantakan ala berandal kecil dan senyum kelewat manis bagi pemuda seusianya membuat Tommy menyerupai bocah laki laki berusia 13 tahun dibandingkan seorang remaja. Well, kau bisa membayangkan sendiri bagaimana Tommy Bagged menyerupai adik laki laki mu? Bahkan Julian masih mengingat kapan terakhir kali seseorang menanyakan tentang Tommy Bagged yang disangka adik laki-laki Julian yang tidak memiliki marga serupa ketika mereka-Tommy dan Julian-sedang jalan berdua.

Your Majesty, do you hear me? We need you....

Julian tersentak kaget dengan otomatis ia berdiri dari duduknya ditengah tengah Mr. Tughlid yang sedang berceramah panjang. Decitan suara dari kursi yang dengan terpaksa tersentak kebelakang itu membuat seluruh kepala di dalam kelas menoleh ke arah Julian. Pandangan mereka semua sama menyiratkan kebingungan diwajahnya alih-alih Julian sendiri juga bingung dengan dirinya, "Ada apa Mr. Leonidas? Apakah ada sesuatu yang ingin kau utarakan?" Mr. Tughlid bertanya dengan nada tak suka yang kentara, pria tua itu menurunkan kacamata separo bulannya sehingga bisa bertengger dengan sempurna di hidung mancungnya yang melengkung,

Julian menatap mereka semua meminta pengakuan, "Apa kalian mendengarnya?" Tanya Julian ragu, seketika kelas menjadi riuh tak terkendali. Mereka semua sibuk berbisik-bisik satu sama lain membicarakan sikap aneh bocah bebal yang tiba-tiba berdiri dengan raut bingung dan takut di tengah-tengah pelajaran sejarah yang sedang berlangsung. Ada beberapa siswa yang bergerombal untuk berbicara, ada yang bertanya padanya, ada yang melihat dengan tatapan seolah olah menyiratkan seperti-apakah-kau-mulai-kehilangan-kewarasanmu?- dan ada pula yang dengan cuek bebek tetap tidur walaupun situasi menjadi rame.

Melihat hal itu Mr. tughlid menginstruksi di depan kelas dengan suara lantang pada setiap siswa untuk diam dan menutup mulutnya membiarkan Julian berbicara apa yang terjadi, "Sekarang apa yang kau bicarakan Julian?!" Mr. Tughlid bertanya meminta penjelasan,

PHARAOH [Book One] ✓Where stories live. Discover now