5 : Ancient Egypt

3.9K 236 24
                                    

"AARRRRRRGGGGGGHHHHHHHHHHHH..............."

Sontak dengan manuver tiba-tiba Julian memekik nyaring sambil meloncat tak kalah heboh diatas ranjang sutra empuk tersebut. Teriakannya yang nyaring dan memekakkan telinga di pagi yang tenang itu membuat beberapa orang berbadan gempal dengan wajah khas timur tengah itu mendatangi Julian. Tidak ada ekspresi dari wajah datar mereka semua kecuali garis-garis wajah yang mengingatkan Julian pada Mr. Tughlid. Julian menghitung dengan cepat bahwa ada 7 orang pria berbadan gempal yang sedang menggunakan scenti-rok putih dengan lipit lipit yang terbuat dari linen-berdiri menngelilingi ranjang mewahnya tersebut ketika dirinya mulai menyiapkan kuda-kuda untuk berjaga-jaga,

salah satu dari pria berbadan gempal dengan pektoral dan klaft-kain penutup kepala-yang memiliki corak sedikit berbeda dari ke enam pria tersebut mendekati Julian di ranjangnya membuat pemuda bebal itu berjengit lalu menghidar menuju kepala ranjang, "Ada apa yang mulia?" Tanya pria tersebut sembari menundukkan kepalanya,

"ARRRRRGGGGGHHHHHH..........." Julian berteriak lagi saking kagetnya begitu sadar bahwa bahasa yang digunakan pria berwajah khas timur tengah itu bukanlah bahasa yang digunakannya lagi, dan lebih parahnya ia memahami arti bahasa tersebut,

Demi Tuhan sepertinya aku sudah mulai gila
Julian merutuk dalam hati melihat bagaimana keanehan mendadak tertarik pada dirinya hingga membuat ia tiba di dunia aneh bin ajaib ini

"Yang mulia anda tidak apa-apa?" Pria itu bertanya sekali masih dalam posisi membungkuk seperti tadi,

Julian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Tidak tahu harus berbicara seperti apa pada pria itu karena tidak mungkin ia bisa memahami bahasa Britania khas Julian, namun Julian berfikir dua kali melihat ekspresi mereka semua yang menanti jawaban dari Julian, "Eng.... aku-"

"ARRRRGGGGHHHHHH.............." Julian kembali berteriak yang kini lebih heboh daripada sebelumnya, membuat ke tujuh pria di depannya berjingkat mundur

"Demi Tuhan bagaimana aku bisa berkata seperti kalian? Aku berbicara bahasa inggris aku tidak mengerti bahasa apa yang kalian gunakan lantas mengapa sekarang aku mengerti bahasa kalian dan malah bisa berbicara seperti kalian?!" Julian berkata nyaris tanpa jeda di setiap kata yang disengalkan dalam nafasnya, mata pemuda bebal itu menatap nyalang ke enam pria dihadapannya membuat mereka menundukkan kepala tidak berani mendongak

"Yang Mulia, kurasa anda sedikit tidak enak badan hari ini" sahut pria yang menundukkan badannya di hadapan Julian sedari tadi,

Julian menatapnya bingung keningnya berkerut. Ia bertanya-tanya dalam hati apa pria itu tidak lelah menunduk terus sedari tadi? lantas sebuah pemikiran singgah di otak bebalnya. Jika ia memerintahkan pria itu tidak menunduk lagi seperti halnya sebuah raja yang menyuruh pengawalnya apakah pria itu mau menuruti perkataannya? Julian berpikir tidak ada salahnya untuk mencoba, "Eh kau, berdiri lah!" perintah Julian ragu,

Sejurus kemudian pria tersebut berdiri dengan tegap kembali, kelegaan yang nyata terpancar dari wajah khas timur tengahnya. Syukurlah Julian tidak sampai hati membuat pria itu pingsan karena menahan aliran darah yang menggumpal di kepalanya. Julian menahan kekehan jahil diwajahnya yang mulai bermain-main namun ia tetap memaksa dirinya untuk berpikir jernih. Bukan waktunya untuk bermain-main ini adalah saatnya berpikir serius bagaimana ia bisa berada disini dan bagaimana caranya pulang kembali ke bumi. Walaupun ia sendiri tidak yakin saat ini ia sedang berada di mars.

Julian mendesah lega pria berbadan gempal itu mau mendengarkannya kalau tidak, bisa saja pria itu sebentar lagi akan pingsan namun desahan leganya tak bertahan lama ketika pria itu kembali mendekat ke arah Julian. Julian melompat menjauh dengan gerakan manuvernya yang tiba-tiba berpindah tempat hingga kini ia sudah berada di sisi kiri mereka. Dengan cepat Julian menendang sisi tombak yang dibawa salah satu pria berbadan gempal tersebut dengan kakinya sehingga tombak itu tumbang ke arahnya dengan senjata tersebut Julian menudingkan tombaknya tepat mengenai wajah pria itu hingga ia terkejut, "Jangan mendekat!!" Julian berteriak dengan nada mengancam sengit, wajahnya menyipit berpura-pura marah sembari berjalan pelan-pelan namun waspada membuat posisi mereka menjadi terbalik.

PHARAOH [Book One] ✓Where stories live. Discover now