Chapter 25: Couple

1.1K 173 15
                                    

Perjalanan pulang dari klub ke apartemen penuh drama. Di mobil, Bening mengoceh random sambil tertawa-tawa. Amaya dan Jonas sampai merinding karena tawa Bening nyaring. Kemudian, ada Ines yang sangat mellow. Sepanjang jalan gadis itu menangis sesenggukan sambil menyebut nama seorang lelaki yang jelas tidak dikenal oleh Amaya maupun Jonas.

Tiba di apartemen, pasangan Amaya dan Jonas harus berusaha keras membawa mereka dari parkiran ke unit apartemen. Bening yang dibantu berjalan oleh Amaya sempat berlarian sambil sempoyongan begitu lift terbuka di lantai tempat apartemen pasangan itu berada. Kalau Ines lebih condong lemas dan Jonas terpaksa agak menyeret gadis itu agar mereka bisa maju.

Drama belum usai begitu masuk ke dalam unit. Tiba-tiba Bening muntah di depan pintu kamar. Kemudian, Ines benar-benar tidak sadar. Entah berapa banyak alkohol yang mereka konsumsi. Amaya sendiri tidak tahu karena tadi cukup sibuk berbincang bersama Sadam dan Bayu. Ia baru sadar dua rekannya mabuk berat ketika Sadam pamit pulang duluan.

"Kamu gantiin baju mereka, saya bersihkan muntahan di luar," kata Jonas pada Amaya.

Proses panjang membawa dua gadis mabuk itu berakhir ketika keduanya benar-benar berbaring di atas kasur di kamar tamu. Lelaki itu segera keluar kamar dan mengambil peralatan pembersih lantai. Amaya sendiri tidak banyak bicara. Ia lelah dan harus mengganti pakaian dua rekannya. Tanpa kata, gadis itu ke kamar utama untuk mengambil kaos dan segera mengganti pakaian Bening dan Ines.

Tidak lama, ia keluar dan mendapati Jonas mengepel lantai di depan kamar tamu. Lelaki itu hanya melirik sekilas dan fokus pada pekerjaannya.

"Maaf ya, Jo." Jujur, Amaya merasa tidak enak. Ia sudah merepotkan Jonas di tengah malam.

Lelaki itu menatap ke arah Amaya, "It's okay. Memang saya juga yang mau jemput kamu tadi."

"Tapi gimana besok pas mereka udah sadar?" Tentu Amaya resah. Besok rahasianya akan terbongkar. Ia takut Bening dan Ines marah sebab sudah dibohongi. Apalagi Bening selama ini selalu semangat dan jadi penggemar nomor satu seorang Jonas.

"Ya gimana. Kamu sendiri yang mulai rahasia. Jelasin baik-baik aja, mereka pasti ngerti." Jonas menjawab bijak.

Lelaki itu sudah selesai membersihkan lantai. Ia berlalu menuju kamar mandi luar untuk membersihkan peralatan dan meletakkannya kembali ke tempat semula. Lalu, menghampiri Amaya yang masih berdiri di ambang pintu kamar utama.

Dilihatnya gadis itu tampak gelisah, seolah ada sesuatu yang ingin disampaikan. Namun, Jonas tidak bertanya lebih. Ia hanya merangkul pundak gadis itu dan menuntunnya masuk ke dalam kamar.

"Cuci muka sana, terus tidur. Ini sudah lewat tengah malam." Jonas melepas rangkulan dan memilih naik ke atas tempat tidur.

"Jo," panggil gadis itu. Ia duduk di tepi ranjang. "Jangan marah ya, tadi itu aku kenalan sama cowok."

"Iya nggak apa-apa." Nada suaranya sih tenang, tapi hati Jonas ketar-ketir. Ia menduga lelaki di klub tadi yang dimaksud Amaya.

Disisi lain, Amaya juga merasa aneh. Ada rasa takut dan bersalah pada sosok Jonas. Padahal berkenalan seperti itu tidak ada salahnya. Meskipun si lelaki yang menjadi kenalannya jelas menampakkan ketertarikan. Namun, Amaya kan tidak menggubris godaan-godaan yang dilancarkan lelaki bernama Bayu itu.

"Udah sana, cuci muka dulu." Jonas membuka matanya. Ia pindah posisi dari berbaring menjadi duduk.

Ditatapnya mata Amaya dengan lekat. Ia tersenyum simpul. "Makasih ya udah jujur."

Perasaan gadis itu sedikit tenang karena Jonas tidak tampak marah. Ia mengangguk dan akhirnya beranjak ke kamar mandi. Selesai membersihkan diri dan mengganti pakaian Amaya pun bergabung dengan Jonas untuk merebahkan diri di kasur.

Love Over HateWhere stories live. Discover now