Chapter 15: The Rules

1.2K 142 8
                                    



Jonas merebahkan tubuhnya di atas sofa sambil menghembuskan nafas dengan keras. Lelah di tubuhnya sudah sampai pada titik puncak. Itu semua karena sejak beberapa hari belakangan tenaganya diforsir. Lelaki itu harus menyelesaikan pekerjaan di kantor lama, dan beres-beres. Setelah itu, menempuh perjalanan selama belasan jam dengan kereta, dan mengangkut barang-barang Amaya, memindahkan dari kos ke apartemen.

Iya, mulai hari ini keduanya resmi tinggal bersama di sebuah apartemen. Tidak terlalu luas sih, tapi pas untuk ditinggali dua orang.

"Jo, bantuin geser rak buku dong!" Suara Amaya menyapa telinga sang lelaki.

Jonas bangkit dari rebahan. Lelaki tersebut memandang ke arah Amaya yang sedang mendorong rak bukunya dengan kepayahan. Sebagai orang yang punya hati nurani, tentu saja Jonas langsung membantu.

Barang-barang milik Amaya memang cukup banyak. Rak buku, lemari tas, dan lemari penyimpanan kamera miliknya kini memenuhi unit apartemen mereka.

"Mau sekalian bukunya saya bantu rapikan?" Tawar lelaki itu.

Kepala sang gadis menggeleng, "Nggak perlu. Nanti nggak pas susunannya. Bantu gini aja udah cukup."

Well, Jonas juga baru tahu setelah mengamati Amaya beberapa hari ini bahwa gadis itu harus menyusun barangnya sesuai warna maupun urutan abjad. Daripada OCD, Amaya bilang kalau ia agak perfeksionis dalam urusan penataan barang.

"Kamu lapar nggak?" Tanya Jonas.

Jujur, perut lelaki itu sudah keroncongan. Asupan makanan terakhir adalah pagi tadi. Sekarang, sudah menjelang sore. Pantas saja rasa laparnya menyerang, apalagi tenaga lelaki itu dipakai untuk beberes.

"Lumayan. Pesen aja kalau memang laper. Aku apa aja deh." Gadis yang duduk di lantai memunggungi Jonas itu berbicara tanpa mengalihkan atensi dari buku-buku yang hendak ia rapikan.

"Oke."

Dan akhirnya Jonas memesan makanan secara daring. Kemudian, lelaki itu kembali rebahan di sofa sambil menonton Amaya menyusun buku-bukunya di rak.

Oh iya, unit apartemen yang mereka tempati ini hanya punya dua kamar tidur. Ruang tengahnya yang lumayan luas punya multi kegunaan. Ruangan di mana Jonas dan Amaya berada sekarang bisa jadi ruang tamu sekaligus ruang santai. Di bagian agak pojok dekat pintu kamar mandi luar, ada dapur mungil dan bersih. Kemudian, meja pantry panjang yang menyekat dapur dengan ruang tamu atau ruang santai berfungsi sebagai meja makan.

Ada lagi satu ruangan kecil di dekat balkon. Itu ruang cuci, sudah lengkap dengan mesin cuci dan setrika di sana.

"Jojo," Panggil Amaya. Gadis itu balik badan dan menatap Jonas.

"Ya?"

"Kita harus buat peraturan-peraturan selama tinggal bareng."

"Peraturan?"

"Iya. Supaya tau apa aja tugas masing-masing dalam merawat tempat ini."

Harusnya Jonas bisa menduga hal ini. Sosok teratur seperti Amaya akan sulit untuk bisa menerima ada orang lain yang hidup bersamanya. Berbagi ruang pastinya menimbulkan banyak kekhawatiran bagi gadis itu akan kerapihan dan kebersihan tempat tinggal mereka.

"Boleh. Kamu aja yang atur. Pokoknya harus adil." Lelaki itu tidak bisa berpikir apa-apa tentang aturan dalam rumah. Ia lelah dan lapar. Itu saja yang bersarang di otaknya sekarang.

Wajah gadis di depannya langsung sumringah. Amaya dengan semangat merapikan buku-bukunya. Setelah tuntas, ia mengambil secarik kertas dari kardus lain, barang-barang miliknya juga, beserta bolpoin.

Love Over HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang