Chapter 16: Just, Sssttt!

1.4K 172 16
                                    


Satu minggu telah berlalu sejak Amaya dan Jonas tinggal bersama. Rasanya, tidak ada banyak perubahan. Gadis itu hanya seperti pindah kos saja. Mungkin, itu karena keduanya tidur di kamar berbeda dan Amaya beberapa hari ini terlalu sibuk. Bahkan, semalam ia pulang hampir tengah malam. Kemudian, pagi ini berangkat kerja sebelum Jonas keluar dari kamarnya.

Sekarang, di siang bolong, ia bersama dua anggota timnya yang baru berdiri mengantri dalam barisan untuk mengambil jatah makan siang. Kantor baru Amaya memang menyediakan kantin dengan makanan yang sangat layak bagi seluruh karyawan. Benar, bukan hanya yang bekerja di Nusaflix, tapi juga kantor lainnya dalam naungan Nusa Corp.

"Jam makan siang gini, waktu yang tepat untuk berburu, Mbak." Tiba-tiba Bening, salah seorang anggota timnya, berceletuk tepat di dekat telinga Amaya.

"Berburu?" Kening Amaya mengerut. Jujur saja, Bening ini memang sering bicara pakai ungkapan aneh.

"Maksudnya, berburu cowok dari kantor lain. Kalau menurut aturan, sesama pegawai Nusaflix kan dilarang punya hubungan asmara, tapi nggak ada larangan untuk berhubungan sama pegawai kantor dari Nusa Corp yang lain." Kali ini, Ines, anggota lainnya, yang menjelaskan.

Bening dan Ines berdiri bersebelahan di belakang Amaya. Suara dua gadis muda itu terdengar jelas di telinga kiri dan kanan Amaya.

"Oh... gitu." Sebagai yang diberi penjelasan, Amaya hanya merespon dengan menganggukkan kepala.

"Mbak Amaya juga harus berburu. Mau yang nyentrik, bisa pilih dari Nusa Production House." Bening kembali bersuara. "Mereka itu kan 'nyeni' banget, biasa sineas gitu loh. Bisa jadi cocok kan sama Mbak Amaya."

"Nggak. Mbak Amaya tuh cocoknya bersanding sama yang penampilannya kece, rapi, khas kantoran. Kalau gue sih menyarankan Mbak Amaya lirik cowok-cowok Nusa Tech. Duitnya juga lebih oke kayaknya." Ines ikut-ikutan.

Sambil sedikit memiringkan tubuhnya, Amaya menatap kedua anggota tim yang selama seminggu ini membuatnya merasa nyaman bekerja secara bergantian. "Gue cari yang di luar lingkup kantor aja deh."

Itu hanya cara Amaya keluar dari pembahasan ini. Tidak mungkin ia berburu cowok sementara sekarang, sudah punya KK sendiri dengan lelaki lain yang secara hukum dan agama tercatat sebagai suaminya. Biar tidak cinta, tapi Amaya menghargai ikatan mereka. Gadis itu juga tidak mau mencoreng nama baik bapak dan ibu.

"Oh... itu dia yang katanya anak-anak Nusa Tech!" Tiba-tiba Bening memekik, tapi tertahan.

"Siapa, Ning?" Ines penasaran.

Sementara Amaya tidak ambil pusing. Ia fokus menatap pilihan menu di food station yang sedikit lagi dicapainya.

"Itu, Project Manager baru Nusa Tech yang katanya Siwi masih muda terus ganteng." Bening memberikan informasi pada temannya, Ines.

"Oh... yang namanya kayak band jadul yang bersaudara itu loh... siapa sih?" Di telinga Amaya, Ines terdengar sangat antusias.

"Jonas. Namanya Mas Jonas." Bening kembali membagikan informasi yang didapatkannya.

Seketika, Amaya yang tidak tertarik langsung menoleh ke arah deretan meja makan di kantin. Sampai pada satu titik, ia melihat sosok bertubuh tinggi di bagian sudut ruangan. Sosok tidak asing yang pagi tadi sepertinya tidak repot keluar kamar padahal Amaya sudah berteriak untuk menginformasikan ia pergi kerja lebih pagi dari biasanya.

Jelas, mata Amaya langsung melotot. Apa iya, Jonas kerja di gedung yang sama dengannya?

Lelaki itu tidak pernah bilang apa-apa sebelumnya. Padahal Amaya bilang kalau ia bekerja di Nusaflix. Kekhawatiran tiba-tiba menyelimuti diri gadis itu. Ia tidak bisa santai karena orang-orang di Nusaflix taunya dirinya itu lajang.

Love Over HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang