26

351 50 4
                                    

Seorang pria di ruangan serba monokrom, kini sedang duduk bersandar di kursi kebesarannya. Matanya memejam, serta tangannya memegangi ponsel dengan senyum kecil yang mengembang.

"Sudah satu tahun ya..." gumamnya, merasa tak percaya jika sang boneka telah tinggal bersamanya begitu lama.

Ia membuka mata, lalu menatap layar ponsel yang menampilkan wajah si manis yang tengah tertidur.

"Aku merindukanmu, aku ingin memelukmu, mengelusmu dengan tangan kasarku doll" ucapnya penuh puja, tapi sedetik kemudian berdecak kesal

Jika saja kertas-kertas putih ini tak memanggilnya, maka sudah di pastikan ia akan menghabiskan waktu bersama si manis di mansion. Ini sudah satu minggu tapi kertas-kertas itu tak berkurang, dan malah bertambah semakin banyak. Ingin sekali ia merobek dan membakarnya hingga habis tak tersisa, tapi sayang ada nilainya.

Ia sudah tak kuat dengan rasa rindu yang semakin membelenggu dirinya.

"Tunggu aku, secepat mungkin aku akan menyelesaikan ini" lirihnya, mengelus layar ponselnya seolah yang tengah ia elus adalah pipi tembam si manis.

Saat sedang asik memandangi si manis, pintu ruangannya terbuka dan munculah namjoon membawa berkas lain yang membuatnya berdecak kesal kembali

"Kenapa terus bertambah?"

"Molla, kerjakan saja jangan banyak cincong!" jawan namjoon, menyimpan setumpuk berkas itu di meja sang adik.

Pria berdimpel itu meregangkan ototnya, berjalan menuju Coffie maker di sudut ruangan untuk membuat kopi. Ia mengetuk meja untuk menunggu, lalu menoleh pada taehyung.

"Kau merindukannya?"

"Tidak" jawab pria tan, tanpa menolah karena fokus menganalisa berkas yang baru saja dibawa sang kakak.

Sedangkan namjoon yang mendengar jawaban itu berdecih, tidak rindu? cih! pembohong ulung.

"Tae?"

"Ck! apa lagi sih?" balas taehyung menatap kesal pada namjoon yang sekarang duduk diatas meja dengan satu gelas kopi di tangan.

"Bukankah setahun ini, kita merasa aman? maksudku, eum...tidak ada gangguan ataupun yang lainnya"

Taehyung tak menjawab, fikirannya berkecamuk karena hal itu pula menjadi pertanyaannya beberapa hari belakangan ini. Semuanya terasa normal, tak ada gangguan dari kelompok manapun yang membuatnya sedikit aneh.

Golden, kelompok mafia itu tak biasanya diam seperti ini. Mereka tak mengacau seperti biasanya yang membuat ia was-was.

"Bukankah itu bagus? justru ini adalah kesempatan bagi kelompok kita untuk bebas mengirim barang ke luar" ucap taehyung

"Memang bagus, tapi entah kenapa aku merasa aneh. Kau tau sendiri bagaimana sifat kelompok lain"

Taehyung mengangguk, membenarkan ucapan sang kakak. Kelompok lain sangatlah berambisi menumbangkan organisasi mafianya. Bahkan mereka pernah terang-terangan melayangkan pisau pada lehernya, agar victoria jatuh dan beralih pada tangan yang lain. Tapi semua itu gagal, tak ada satupun yang berhasil karena taehyung selalu membalikan keadaan.

"Tolong perketat penjagaan, aku takut dia menyerang mansion secara tiba-tiba" ucap taehyung

"Arraseo, aku akan menghubungi hoseok nanti"

"Bisakah kau saja yang langsung memerintahkan mereka?" tanya taehyung, menghadirkan kerutan bingung di dahi namjoon

"Wae? bukankah lebih mudah jika hoseok yang mengaturnya?"

MAFIA LOVE ( TAEGI )Where stories live. Discover now