Bab 18 | Sang Moodbooster

51 7 0
                                    

Selamat membaca kisah
Perjalanan mereka

Now playing : Diam Piesesha - Perasaan

***

Bab 18 | Sang Moodbooster

Ketika si kaku dengan mood yang selalu berubah-rubah menghadapi suatu masalah akan sulit untuk beradaptasi

***

Pagi berikutnya terlihat Beni telah bersiap-siap di mana ia sibuk memasukkan laptop ke dalam tasnya di mana hari ini ia akan pergi ke suatu tempat, karena memang kemarin malam pada saat mengadakan pesta tiba-tiba telepon berbunyi dan itu berasal dari penerbit tempat di mana bukunya diterbitkan yang di mana ternyata buku yang ia tulis telah selesai jadi hari ini pihak penerbit akan mengadakan konferensi pers peluncuran buku milik Bene.

"Bang, Bene pergi dulu?" tanya Bene.

"Hati-hati Ben,"

Bene bersiap dan setelah itu gojek pesanannya datang, Jadi ia langsung mengendarai pesanannya itu untuk menuju tempat di mana dirinya berkumpul.

Setelah sampai di penerbit yang ia tuju ia langsung masuk dan di sana banyak buku atas nama dirinya terpajang di sana dan semua orang yang ada di sana tengah bersiap-siap untuk melakukan persiapan untuk melakukan konferensi pers untuk buku luncurannya hari ini.

Sebenarnya sudah lama buku ini ingin dijadikan script film tapi sebelum benar-benar menjadi Script membuat naskahnya itu menjadi dua yaitu naskah novel dan juga naskah film dan kebetulan penerbitnya juga membutuhkan buku untuk diterbitkan tahun ini jadi kalah script novel sudah selesai langsung dengan gerak cepat Bene menulis ulang naskah scriptnya itu menjadi sebuah naskah novel.

"Mas Bene, silahkan tunggu disini sebentar lagi persiapannya akan segera dimulai,"

Sambil menunggu persiapannya selesai Beni membuka laptopnya untuk mengecek hasil script film miliknya ia melihat dan membayangkan bahwa buku novelnya ini akan diangkat menjadi film.

Tidak lama berselang persiapannya selesai dan Beni langsung menuju ke tempat yang telah disediakan karena konversi pers akan segera dimulai. Jadi di sana Bene menjelaskan bahwa dia meluncurkan buku yang memiliki tema dari yang lain bahwa Bene mencintai budaya yang satu ini di mana walaupun memiliki banyak kekurangan yaitu ketentuan adat istiadat, dan di mana ayah dan juga anak laki-laki tidak pernah dekat satu sama lain.

Setelah menjelaskan hal itu para wartawan siap memberikan pertanyaan kepada Bene.

"Oke kita buka sesi tanya jawab setelah kalian baru saja menyaksikan penjelasan sang penulis sekarang kalian silakan dikasih waktu untuk pertanyaan dimulai dari sekarang,"

"Siap!"

"Siap!!"

"Silahkan,"

"Anu. Saya Salma dari Book.net ingin bertanya, Apakah buku ini terinspirasi dari siapa? Apakah ini terinspirasi dari kalian sendiri?"

Sepertinya ini adalah pertanyaan yang memang banyak sekali di bincang kan apa rahasia dirinya hingga dia bisa berada di posisi ini. "Sebenarnya buku ini terinspirasi dari salah satu teman saya yang kebetulan waktu itu tidak sengaja untuk makan masakan khas Batak yaitu mie gomak dan itu yang membuat saya jatuh cinta dengan Batak dan menulis cerita ini,"

"Oke terimakasih atas jawabannya,"

"Lanjut ke pertanyaan berikutnya?"

"Oke, saya dari Majalah Indonesia 'bookzine' mau bertanya? Berapa lama proses pembuatan buku ini dan apa yang menjadi kesulitan ?"

FBS [4] Hello, Brother! ✓Where stories live. Discover now