chapter 62

274 54 21
                                    

Kembali ke waktu pagi, masih di hari Jum'at yang sama seperti chapter sebelumnya, pagi ini yamaguchi benar-benar keluar bersama tsukishima.

Sambil sesekali mengambil gambar produk baju yang sekarang tengah tsuki kenakan, demi suaminya, yamaguchi menjelma jadi fotografer abal-abal.

Setelah beberapa menit, foto berhasil memenuhi memory kamera digital milik kunimi, sebenarnya tsuki sangat tidak suka di foto-foto begini, bukan apa-apa, semua bagian tubuhnya jadi terasa kaku kalo suruh bergaya.

Tapi karna selain foto produk, hasil nya nanti juga di jadikan foto sampel di brosur, semua anak Habibie squad sudah mengumpulkan cuman tinggal tsukishima doang.

"Udah bagus kok" Puji Yamaguchi sambil menenangkan, tsukishima terus menggeser foto-foto itu, membandingkan foto dirinya dengan foto teman-teman yang lain.

Si laki-laki menatap yamaguchi sebentar "Siapa yang paling bagus menurut kamu?"

Yang di beri pertanyaan, mengangkat satu alisnya? dan kembali tersenyum tumben sekali tsuki peduli dengan persaingan dirinya dan orang lain "Kamu lah" Tangannya merebut kamera itu lantas meletakan di atas meja. "Minum ini dulu, keburu ga dingin lagi." Sekarang tangan itu menyodorkan sedotan ke bibir suaminya.

"Kamu bilang mau nelpon papa" Ucap tsukishima setelah selesai minum

"Oiya, boleh"

Jadi sebelum mereka keluar dan menghabiskan waktu sampai sore, tsukishima bersama istrinya ini sempat mampir dulu ke ATM, ambil uang, pas di liat saldo ATM nya tiba-tiba nambah dan lumayan banyak.

Bukan lumayan lagi sih jujur, emang banyak, cukup buat dua bulan hidup di jakarta yang apa-apa serba mahal.

Dan orang pertama yang di curigai adalah papah ryu.

"Halo pah" Setelah ponsel itu tersambung Yamaguchi langsung mengambil alih

"Waalaikumsalam"

Ia menghela nafas "Oiya assalamualaikum" Terdengar suara tawa dari sebrang

"Waalaikumsalam, kenapa nih tumben nelpon pagi-pagi, kangen ya?"

Sepasang pasutri ini saling bertukar pandang, yamaguchi terlihat jengkel sedangkan tsukishima ia justru tersenyum, jujur tsuki suka interaksi mereka berdua.

"Ini udah siang pah, udah lewat Dzuhur juga."

"Oiya kah? abisnya gimana ya mbak, kalo orang lagi jatuh cinta itu waktu terasa berhenti berputar"

Mbuh lah, yama udah kenyang banget makan kalimat-kalimat anekdot beliau, lagian ini ceritanya tanaka nyindir apa gimana sih? kagak jelas.

"Serius mbak nanya, papah kirim uang ke rekening kita ya?"

"Masa sih?"

"Pah kita nanya kok papah malah nanya balik"

Tsukishima tak kuasa menahan tawa, walaupun wajah istrinya tertutup kain cadar, percaya lah wajah itu sudah memerah karena gemas sama papahnya sendiri.

Tidak ada jawaban dari sebrang, yang yama dengar hanya sebuah tawa renyah. kenapa mereka jadi tertawa semua?

"Papah" Panggil yamaguchi lagi "Apa sih, kasih uang tiba-tiba gini, ga usah."

"Alah uang doang, papah kalo bisa kasih bulan selangit-langitnya udah papah kasih ke kamu, mbak"

Perempuan itu terdiam, ia menyerahkan ponsel tadi ke tangan suaminya segera, lalu mengalihkan mata menatap ke arah lain.

Tsukishima yang melihat itu lagi-lagi hanya mampu tersenyum tipis, sepertinya yama tersentuh.

"Halo?"

Habibie Till Jannah [Haikyu Religi] 2Where stories live. Discover now