chapter 52

393 62 15
                                    

Hari telah berganti, pukul 10:45 koganegawa berlarian di sepanjang lorong rumah sakit, sambil terus bergulat dengan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang ada di kepalanya.

Ia hampir tidak peduli dengan tatapan orang-orang sekitar, yang melihat dirinya dengan pandangan tak suka. yah kogane faham tidak seharusnya dia berlarian di lorong rumah sakit.

Tapi kali ini kakinya tidak bisa menunggu, harus cepat.

Brakk

Pintu salah satu ruang rawat di bukanya dengan tidak santai, membuat orang yang ada di dalam sontak menoleh

"Kanji?"

Mendengar itu perasaan was-was di benak kogane langsung hilang 70% "Mbak nami"

Netra keduanya bertemu, sama-sama diam beberapa menit, sesaat kogane melihat seisi ruangan, ruangan ini terlihat sepi, tidak ada siapapun selain sakunami yang tengah asik berbaring dan sekarang sudah duduk akibat terkejut akan kedatangan koganegawa yang tiba-tiba.

"Kenapa kamu bisa tau aku di sini?" Tanya si perempuan sedikit bingung

Kogane mendekat "Aku ke apartemen mbak tadi, trus temen mbak bilang mbak nami di bawa ke rumah sakit karna sempet pingsan kemaren? bener begitu? mbak ga dateng ke undangan acara yang aku kasih karna mbak sakit?"

"Kenapa ga bilang? kenapa chat aku ga di bales? aku telpon juga ga di angkat trus itu? mbak main hp? kenapa ga bales chat aku?" Ucapnya dengan satu tarikan nafas

Bukanya langsung menjawab gadis itu justru tertawa pelan "Kamu cerewet banget" Santai, sakunami mengambil kembali ponsel yang terus menerus di tunjuk kogane "Kemaren hp aku mati, sekarang baru full, jadi kemaren aku ga buka hp"

"Gimana acaranya? maaf yah ga dateng"

"Mbak sakit apa?" Tanya koganegawa cukup to the poin

"Aku ga sakit"

"Ga sakit tapi mbak ada di rumah sakit." Timpal pria itu untuk ke sekian kalinya, nada bicara kogane yang biasanya cukup lembut Sekarang terdengar sedikit emosional "Di infus lagi, mbak pikir aku bocah SD yang bisa di boongin gitu? aku udah 20 tahun"

Apalah baru 20 tahun doang udah menganggap diri sangat dewasa "Aku serius aku ga sakit" Katanya santai

Mendengar jawaban itu wajah kogane semakin prustasi saja, dia bahkan menggaruk kasar belakang kepalanya "Mbak, orang sakit itu bukan aib, ga perluh di sembunyiin."

"Kanji, aku cuman transfusi darah, ini kelainan bukan penyakit."

"Transfusi?"

"Huum" Sakunami mengangguk, ia membuka ponsel nya kembali, melanjutkan vidio yang sebelumnya tengah gadis itu tonton "Ini semacam kelainan bawaan, aku harus transfusi darah tiap satu bulan sekali, bukan masalah besar, aku udah kayak gini dari umur... 7 bulan kayaknya"

Hening.....

Koganegawa terduduk di kursi tunggu dekat ranjang, laki-laki itu seolah mencerna apa yang baru saja perempuan di depannya katakan "Mbak kenapa ga bilang kalo harus transfusi darah setiap bulan?" Tangan kogane mengambil alih ponsel yang tengah gadis itu pegang

"Ih dosa kamu aku lagi nonton orang ngaji"

"Aku nanya jawab dulu" Tegasnya.

Yang di ajak bicara mendongak "kayaknya aku pengen coba hafalin Qur'an juga, enaknya mulai dari mana?"

"Mbak nami."

"Cariin aku guru ngaji dong"

Koganegawa menghela nafas "Aku ajarin, aku gurunya tapi jawab dulu."

Habibie Till Jannah [Haikyu Religi] 2Where stories live. Discover now