Chapter 09

360 105 25
                                    

Pukul 04.25 kunimi terbangun lebih dulu saat telinga nya tak sengaja mendengar lantunan adzan subuh yang berkumandang

Melihat sekitar, kunimi sadar kalo ketiga teman nya masih terlelap dalam mimpi, tangan gadis itu menggapai botol aqua berisi air mineral yang biasa ia siap kan untuk bangun pagi.

Sudah menjadi kebiasaan, kalo bangun kunimi langsung minum air, kata nya sih ini sehat lupa juga kenapa bisa di bilang bagus buat tubuh, kalian cari tau sendiri aja kunimi males jelasin.

"Yam bangun woy subuh" Selesai menyimpan botol itu kembali, tangan nya beralih menepuk lengan yamaguchi. "Bangun yamaa" Tapi seperti biasa yamaguchi sungguh sangat sulit di bangun kan.

Ga tau yah, ini orang emang agak kebo, atau bisa di bilang kebo banget, di antara mereka berempat mbak yama yang paling susah kalo di bangunin.

Alhasil kunimi melirik ranjang sebelah "Loh?" Mata nya membulat tidak menemukan hinata di sana "Hime! ning shoyo ilang he!" Sambil menghampiri himekawa, suara yang ia keluarkan sengaja keras hingga sukses membangunkan gadis yang meringkuk dalam selimut tebal nya.

Beda sama mbak yama Aoi ini gampang di bangunin, apalagi kalo cara bangunin nya pake air dingin, semisal pipinya di tempelin tangan yang bekas pegang air itu dia bisa langsung buka mata lebar.

"Ning shoyo mana?" Tanya kunimi lagi

Dalam keadaan setengah sadar hime menunjuk sebelahnya yang ternyata kosong, tunggu dulu kosong? "Eh! ning shoyo di culik?" Rasa kantuk itu seketika hilang begitu saja, kepala nya ia angkat untuk melihat sekeliling.

Kunimi juga langsung berlari ke kamar mandi mencari si empu namun tidak di temukan, tentu himekawa juga hendak menyusul, saat kaki nya mau ia turunkan sesuatu seperti rambut menyentuh telapak kakinya.

Tanpa pikir panjang selimut tebal yang menutup setengah bagian tubuh di singkab seutuhnya "Ning shoyo." Benar sekali manusia tersangka ternyata meringkuk di bawa kaki.

Hinata tidur seperti jarum jam, berputar hingga tanpa sadar berada di ujung bawah ranjang, seluruh tubuh nya tertutup selimut sambil mendengkur pelan wajah polos tak berdosa itu sukses membuat himekawa menghela nafas "Astagfirullah"

Kunimi sama menghembuskan nafas lega, dia sempat mengira hinata di culik oleh seseorang, layaknya di drama-drama pemeran utama akan di culik dan di sekap sampai mengalami trauma yang mendalam.

Takut banget kan, udah mah mau presentasi.

"Yang paling aneh kita triak-triak mereka berdua kagak bangun." Decak sebal kunimi "Woy kebo, bangun."

"Ning shoyo bangun ning" Tubuh hinata di guncang pelan "Ning subuhan dulu" Yang di bagunkan nampak mengubah posisi tidur nya, tapi tak kunjung mau membuka mata.

"Siram aja" Tanpa rasa kasihan, kunimi datang dari dalam kamar mandi, satu gayung air ternyata sudah ada di tangan kanan gadis itu "Satu gayung cukup ga?"

"Ga sopan kunimi ih, masa sama ning sendiri gitu? ntar ga berkah"

Apa kunimi akan berubah pikiran? tentu tidak "Kita semua di sini status nya sama, teman. lagian udah adzan sedari delapan menit lalu, mau di kira mengulur-ngulur waktu sholat" Kaki itu menghampiri yamaguchi terlebih dahulu, sambil sesekali kunimi menyipratkan air ke atas wajah teman nya.

Yah di cipratin doang, karena kalo sampe di guyur ntar kasur nya ikut basah, repot sendiri.

"Bangun bangun, hoy! man robbuka!"

Hime tadi bilang kasian lah, ga sopan lah akhirnya ngetawain juga

Kedua mata yamaguchi sesekali berkedip, merasakan sesuatu membasahi area wajah nya "Hujan. bocor!"

Habibie Till Jannah [Haikyu Religi] 2Where stories live. Discover now