Chapter 12

321 93 28
                                    

Malam hari sesudah presentasi itu selesai, mereka semua kembali ke hotel dan baru esok pagi nya di jemput untuk berangkat ke pesantren lagi

Dan pukul 20:30 tsukishima serta koganegawa memilih keluar untuk mencari makan.

Sebenarnya kogane lah yang mengajak tsuki, dia bilang dari pada suntuk di dalam hotel menunggu ketiga teman mereka yang tepar karna kelelahan, lebih baik jalan-jalan malam sambil ngisi perut.

"Nasgor aja gimana tsuki?" Tanya kogane

Tsukishima mengangguk saja, dia tidak terlalu mempermasalahkan mau beli apa yang penting makan.

"Kira-kira yang lain mau pada di bawaan makan apa ya?"

Tsuki mampak melirik sedikit "Emang lu ada duit buat beliin?"

"Ada, tenang aja tsuki" Kekehan pelan itu menjelaskan pada tsukishima kalau dia tidak perlu khawatir "Gw punya uang kok, sekali-kali traktir kan ga masalah"

Walaupun di dalam hati nya tsukishima nampak bertanya-tanya dari mana kogane mendapat uang tersebut, tapi dia memutuskan untuk tidak mempertanyakan itu lebih lanjut.

Positif aja lah mungkin nuker ginjal

"Itu nasgor bukan?" Tunjuk si kacamata

Kogane mengalihkan pandangan nya pada tempat di sudut jalan, tempat itu sangat ramai di isi oleh para pemuda "Iya kayak nya coba ke sana aja deh" Tanpa menaru rasa curiga keduanya berjalan ke sana, sambil sesekali menoleh kanan kiri memastikan tidak ada kendaraan yang lewat.

Semakin dekat semakin ramai saja suara tawa para pemuda akhir zaman yang tengah nokrong di sana.

"Bang nasgor bukan?" Tanya koganegawa

Sesaat setelah pertanyaan itu di ajukan, kogane merasa semua orang yang ada di sana menatap ke arah dirinya dan tsukishima, bukan tatapan santai seolah menyapa, ini lebih terlihat seperti tatapan mengintimidasi, apa karna bentuk rasis pada dia dan tsukishima yang datang mengenakan sarung serta peci hitam?

Sedangkan orang-orang di sana berpakaian kaos di padukan dengan jens robek-robek.

"Wih pak ustadz salah masuk pak" Ucap salah satu dari mereka

Tsukishima menoleh, hatinya mulai geram melihat botol-botol minuman keras yang di sandingkan dengan kartu judi dan rokok. tsuki yakin umur anak-anak di sini tidak jauh beda dari nya.

Sudah jelas mereka pasti masih meminta uang orang tua, tapi bagaimana bisa di hamburkan begitu saja? dan lagi terang-terangan di pinggir jalan seperti ini? kalau polisi lewat habis mereka semua.

"Ga ada nasi goreng di sini ustadz, join aja lah minum ini nih enak"

"Astaghfirullahaladzim" Gumam koganegawa, semakin lama di lihat semakin takut, ternyata benar maksiat sudah menjadi ajang perlombaan, mereka tidak segan memamerkan kemaksiatan di depan umum, bahkan mengajak orang yang baru mereka kenal bermaksiat, kalo kata bang haji roma irama, sunggu terlalu "Tsuki ayo balik aja" Bisik nya

Tangan kogane menarik-narik lengan tsukishima, mengajak teman nya untuk segera pergi.

Tapi siapa sangka tsuki justru menyuruh kogane untuk diam "Istigfar kalian semua." Seru nya tanpa rasa takut.

"Hahahaha eh? apa nih pak ustadz mau cerama dadakan" Laki-laki yang duduk paling dekat dengan gerobak itu mengeluarkan tawa mengejek "Anjir pak ustadz kekurangan job, mau cari duit di sini, mau di bayar berapa ni pak?"

"Tsuki udah lah ayo, panjang urusan nya ntar" Kogane si pecinta damai masih berusaha membujuk, bukanya dia tidak mau menjadi hamba yang saling mengingatkan tapi bagaimana pun keadaan sangat memojokkan mereka berdua. kalau sampai orang-orang ini melakukan kekerasan bagaimana?

Habibie Till Jannah [Haikyu Religi] 2Where stories live. Discover now