chapter 43

356 65 29
                                    

"Ya tsukishima kei"

"Na'am"

"Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti yamaguchi Tadashi alal mahri khamsat malayin hallan."

Tsukishima menarik nafas, sesaat ia memejamkan mata lantas mempererat genggaman tangan dengan sang papa mertua sebagai tanda kesungguhan

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur" Dengan satu tarikan nafas, dengan penuh ketenangan tanpa sedikitpun rasa tergesah-gesah tsukishima berhasil mengucapkan kalimat yang bisa membuat arsh berguncang, yang membuat para malaikat tersenyum dan seluruh setan menangis.

Janji suci pernikahan telah ia kumandang kan.

"Gimana saksi?"

"Sah!"

Seluruh saksi mengangguk sebagai tanda bahwa telah sah nya kedua mempelai baik secara agama maupun negara

"Alhamdulillah"

"Alhamdulillah!" Tidak ada triakan atau tepuk tangan sesuai instruksi MC, tamu undangan hanya ramai-ramai mengucapkan syukur, beberapa dari mereka menangis banyak yang tersenyum juga.

Tsukishima sendiri, tidak ada air mata di pipinya karna jujur air mata itu sudah turun saat Tanaka memberi pesan beberapa menit yang lalu.

Saat ini tsuki hanya menunduk sambil berkali-kali mengucapkan lafadz khamdalah.

Pernikahan adalah ibadah seumur hidup, orang bilang bagi laki-laki pernikahan bisa menyelesaikan setengah persoalan dalam hidup.

Karna sejatinya persoalan dalam hidup seorang laki-laki ada dua, yakni lisan dan kemaluan, setelah menikah terselesaikan lah perkara nomor 2 maka laki-laki hanya perlu menjaga lisan agar tidak mengucapkan kata-kata kasar, kata-kata kotor yang sekiranya bisa menyakiti orang lain.

Keduanya sukses di jaga maka Allah memberkahi hidupnya.

Tsukishima di persilahkan bangun dari kursi, netra karamel nya bisa melihat gadis yang sekarang sudah sah menjadi istrinya tengah di tuntun mendekat.

Gaun putih yang di hiasi mahkota kecil, masih dengan cadar nya Yamaguchi terlihat begitu menawan, tsukishima bersumpah dia tidak bisa menyembunyikan senyum nya.

Entah itu senyum haru, atau senyum kebanggaan karna merasa bangga pada diri sendiri, telah berhasil menjadi suami dari perempuan yang sudah pasti di dambakan banyak Ikhwan. mengingat begitu banyak santri di pesantren ini, sudah pasti para santri putra berlomba melambungkan doa untuk ning mereka.

Setelah yamaguchi berhasil berdiri di depannya, lagi tsukishima tersenyum pada gadis itu, tanpa ragu tangan nya di ulurkan

Lain halnya dengan Yamaguchi ia justru sempat menoleh ke sana kemari meminta intrusi, melihat papa nya mengangguk dengan senyum lebar, baru lah yama berani membalas uluran tangan itu.

Yamaguchi menarik nafas, mengumpulkan seluruh keberanian lantas di ambil nya tangan milik suaminya, tangan yang ia harap nanti bisa sehangat tangan mamanya, tangan yang sekarang menjadi harapan penuh bagi yamaguchi kedepannya.

Dengan begitu tidak ada drama tarik ulur tangan.

Detik berikutnya tsukishima bisa melihat tangan nya di cium penuh ke ikhlasan, di detik ini juga telah hilang istilah dia menikahi yamaguchi karena alasan tertentu, tidak ada lagi niat di hatinya memanfaatkan gadis ini untuk sekedar menolak perjodohan orang tuanya.

Berbarengan dengan semua pikiran itu, jantung tsukishima berdetak begitu cepat sampai lupa seharusnya ia segera memanjatkan doa yang bertujuan untuk keberkahan rumah tangga mereka.

Habibie Till Jannah [Haikyu Religi] 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang