Chapter 20

360 97 23
                                    

Sepanjang jalan kenangan lev bersenandung ria, siang yang terik tidak membuat semangat pemuda itu luntur.

Ia berjalan sesekali berlari tidak jelas sambil menarik ranting kayu dan membuat jejak di sana, kegabutan itu berlanjut hingga bermenit-menit sampai kedua teman nya kageyama dan goshiki memilih untuk duduk saja di samping pedagang minuman dan membiarkan lev sibuk dengan karya nya.

Ranting kayu yang ia bawa, beberapa kali di gunakan untuk menggambar berbagai macam bentuk lalu kembali di biarkan tersapu ombak.

Lihat betapa muda nya manusia ini bahagia, kadang kageyama suka kepikiran lev sebenarnya punya beban hidup ga sih? keliatan ngalir tentram adem ayem gitu hidupnya.

"Hahaha liat-liat ana bikin apa" Tangan lev melambai-lambai ke arah kedua teman nya, goshiki berdiri sejenak tidak ada yang lucu di sana hanya gambar tiga orang kurus membawa entah apa itu.

"Ini goshiki" Ranting kayu yang lev pegang menunjuk Manusia lidi dengan model rambut membentuk mangkok tidak lupa perisai captain amerika di tangan nya "Ini kageyama" Tidak jauh berbeda, di sana tergambar manusia lidi dengan ekspresi mulut melengkung ke bawa dan sebuah koper yang di genggam di masing-masing tanganya

"Ini apanya?" Kageyama melempar batu kecil ke arah koper, karna jujur ia malas berdiri untuk menunjuk langsung

"Koper, isi duit"

Ga ngerti lagi kageyama, bisa-bisa nya dia bawa koper isi duit. segitu berduit kah dia?

"Nah ini ana" Terlihat gambar itu nampak paling normal, bahkan orang lidi terakhir mengenakan celana, baju juga sepatu "Kembaran nya lee min ho" Curang sekali pikir mereka berdua

"Kok kita ga pake baju?" Goshiki meladeni kerandoman itu

"Yah suka-suka ana lah, kan ana yang gambar" Nampak jelas senyum mengejek di wajah lev "Kalo ente gambar, mau ana di bikin botak juga ga masalah"

"Udah lah tobio, mending kita tinggalin aja" Dengan amat tidak berdosa goshiki menarik lengan kageyama dan membawa sepupunya meninggalkan lev "Puas-puasin lev bkin orang lidi sampe lebaran"

Seakan tidak peduli, dan lebih tertarik dengan mainan nya sekarang lev hanya mengacungkan jempol lalu melanjutkan apa yang tengah ia gambar.

Lima belas menit sudah, lev sudah menjelajahi di setiap sudut hamparan pantai, akhirnya rasa bosan itu mulai sedikit demi sedikit melanda, lev berpikir untuk menyusul kageyama serta goshiki saja.

"Wah? istana pasir" Tapi netra hazel nya justru mendapati hal yang lebih menarik "Aoi!!" Tangan itu melambai bersamaan dengan langkah lebar lev berlari untuk menghampiri teman nya.

Brukk

Akibat guncangan kaki lev, menara berbentuk kerucut yang sudah susah payah himekawa bangun tiba-tiba saja ambruk "Aaaa! Lev liat-liat doang." Protes nya, hime sudah melewati beberapa kali proses pindah tempat agar tidak terkena ombak laut, nyatanya ancaman titan setinggi 197 cm lebih menakutkan.

"Udah tau susah bikin nya"

"Maaf, hehe sini-sini ana bantuin" Tanpa rasa bersalah lev justru tertawa, ia ikut bergabung duduk di sana, seenak nya mengambil alat-alat pembangunan instan itu

"Ga usah."

"Gini-gini ana jago membangun rumah tangga loh" Canda nya "Rumah-rumahan yang ada tangga nya gitu"

Malas meladeni, gadis itu membiarkan saja lev ikut serta dalam pembangunan istana pasir yang tidak begitu bagus di depan mereka. maklum ga ada bakat arsitek.

"Tuh kan, menara menari" Lev bertepuk tangan untuk dirinya sendiri, menara yang ia buat dengan selembar daun yang di bentu seperti kerucut sudah sukses bertengger di atas istana "Bentar lagi ngalahin menara eiffel"

Habibie Till Jannah [Haikyu Religi] 2Onde as histórias ganham vida. Descobre agora