Chapter 21: MA, KAI IZIN TIDUR YA?

563 37 39
                                    

Jangan salfok sama judul part ini ya😁

Siap buat baca part ini?

Alangkah baiknya ayo vote dulu, jangan lupa ramaikan juga ya pren.

Kalau rame nanti malam aku up lagi😁

15 vote and 20 komentar buat double up👍

Kalau ada typo tandai💬

~Happy Reading~

*
*
*

Kaivan membuang napasnya gusar seraya mengacak rambutnya frustasi. Sudah hampir satu minggu ia kehilangan kabar dari Geisha. Sejak malam dimana mereka saling berbalas pesan Geisha seolah menghilang tanpa jejak. Kaivan benar-benar frustasi dengan kabar hilangnya Geisha. Cowok itu terlihat sangat kacau beberapa hari belakangan ini.

Tubuh yang kurus bak tulang itu semakin terlihat jelas, kedua mata teduhnya kini terlihat sayu dan kosong juga dengan bawah mata yang mulai menghitam. Terlihat begitu menyedihkan. Cowok itu sudah seperti seseorang yang kehilangan jiwanya sekarang. Semangat hidupnya seolah hilang begitu saja.

Kaivan kacau, benar-benar kacau saat ini.

"Arrgh lo dimana, Gei?" teriaknya sembari menjambak rambutnya frustasi.

Brak!

Ia membanting ponsel miliknya begitu saja dilantai kamarnya. Kini posisi cowok itu tengah duduk dibawah lantai dengan pandangan kosong kedepan.

Selama hampir satu minggu ini yang dia lakukan hanya diam melamun dengan tatapan kosong didalam kamarnya. Ia tak sama sekali mengizinkan satu orang pun masuk kedalam kamarnya. Tidak makan dan tidak minum selama hampir tiga hari bahkan cowok itu melupakan jadwal pengobatannya dan juga jadwal meminum obatnya. Ia melupakan kondisi kesehatannya yang mulai menurun.

"Akkhh!" Dia berintih seraya mencengkram dadanya yang tiba-tiba terasa nyeri yang luar biasa.

Cowok itu terduduk lemas dibawah lantai yang dingin itu dengan mulut yang tak berhenti merintih kesakitan. Cengkraman tangannya pun semakin kuat lantaran rasa sakit yang dialaminya kali ini benar-benar terasa sakit dari sebelumnya.

Daksanya meringkuk seperti anak kecil dibawah sana. Mulutnya bergumam lirih menyebut nama sang Mama beberapa kali. Napasnya semakin tercekat dengan dada kembang kempis tak beraturan. Bahkan rasanya untuk bernapas pun terasa begitu sulit. Matanya memerah dengan cairan bening yang mengenang dipeluk matanya. Wajahnya pucat dengan bibir yang mulai berwarna kebiruan. Kaivan sudah terlihat seperti mayat hidup.

"M-mm-mma s-ssakitt—" Ia berucap dengan susah payah.

Lidahnya pun terasa begitu keluh, kepalanya ikut berdenyut nyeri juga dengan napas yang tersengal-sengal tak beraturan.

Pandangannya mulai mengabur tak jelas lalu beberapa detik setelahnya kedua mata itu tertutup dengan sempurna bersamaan dengan itu, cengkraman di dadanya mulai mengendur dan terlepas begitu saja.

Kaivan sudah tidak sadarkan diri dengan posisi meringkuk di atas lantai kamarnya seorang diri.

Brak!

Pintu kamar Kaivan didobrak paksa oleh Reygan dari luar. Cowok itu datang bersama Karina dibelakangnya dengan napas naik-turun.

"YA ALLAH KAIVAN!" Karina berteriak histeris begitu melihat tubuh putranya sudah tergeletak dibawah dengan keadaan yang begitu mengenaskan.

REYGANSHAWhere stories live. Discover now