menemui jeno

61 3 0
                                    

Aku menatap kosong langit yang begitu cerah dari balik jendela seraya membayangkan keluargaku sedang berbahagia di sana, aku tidak berhenti menatap kearah sana sambil mengulurkan tanganku, apa bunda masih mau menerimaku jika aku ikut dengan mereka? Apa bunda akan benci padaku? Apa bunda masih menyayangiku setelah apa yang telah aku perbuat?

Bahkan saat ini aku tidak sadar kalau aku tengah berada rooftop rumah sakit, terakhir yang aku ingat Jun berteriak sambil berteriak memakiku.

"apa yang akan kau lakukan bodoh!? ... Kalau kamu mau mati tunggu saja waktumu untuk mati, bukannya melakukan hal bodoh seperti ini, kamu pikir mereka senang jika kau mati dengan cara seperti itu?"

aku berbalik menatap Jun yang sudah dipenuhi oleh peluh lalu menatap ke sekelilingku, aku benar-benar berada di rooftop. Aku benar-benar tidak ingat kenapa aku bisa sampai disini. bahkan sebelum aku menjawab pertanyaan Jun, dia lebih dulu menarik tanganku kuat, sampai akhirnya aku terjatuh kelantai.

"apa yang kau lakukan,?" ucapku kesal.

"seharusnya aku yang bertanya, apa yang sudah kau lakukan?"

"memangnya apa yang sudah aku lakukan? aku hanya berdiri disana tapi kau tiba-tiba menarik tanganku sampai aku terjatuh seperti tadi, apa kau fikir itu menyenangkan?"

"ck, seharusnya kau berterimakasih padaku, jika aku tidak menarik tanganmu, aku tidak akan tau apa yang akan terjadi padamu. Dasar bodoh," ucapnya.

"apa kau berfikir aku akan melompat?"

"jika tidak, apa yang sedang kau lakukan disini?... aku tau kau sedang tidak baik-baik saja sekarang, tapi bukan berarti kau harus menyerah seperti ini," jelas Jun.

aku juga tidak tau kenapa aku bisa berada disini, padahal aku mengigat sangat jelas, bunda melambaikan tangannya padaku seolah ingin membawaku terbang bersama mereka, awan yang begitu indah seolah terbentuk seperti senyuman yang tulus, apa senyuman itu untukku? Tapi, apa aku pantas mendapatkannya?. tidak ingin berlama-lama memikirkan hal yang konyol, aku bergegas pergi tanpa menghiraukan Jun yang dibaluti oleh rasa bingung. sampai akhirnya aku mengigat sesuatu yang ingin aku tanyakan pada Jun.

"ada apa?" tanyanya.

"bagaimana keadaan Sea? kenapa dia tidak pernah datang menghampiriku?" tanyaku. Namun Jun hanya diam sambil mengalihkan pandanganya, pada akhirnya Jun bergegas pergi sambil berbicara. "untuk saat ini biarkan Sea sendiri dulu, Sepertinya dia membencimu."

Aku hanya menatap punggung Jun yang perlahan menghilang dari hadapanku. benar, Sea pasti membenciku, siapa yang tidak benci padaku? Bahkan aku sendiripun tidak bisa memaafkan diriku sendiri. namun walaupun begitu, Jeno masih peduli padaku, dia masih menyayangiku, Jeno tidak pernah membenciku meskipun aku sudah memberinya begitu banyak luka.

...

Aku terus berjalan menelusuri tiap ruangan Dirumah sakit ini agar bisa bertemu dengan dokter Lee, namun sialnya aku tidak menemukannya. Dengan melangkah sedikit malas aku kembali ke ruanganku, tapi hal yang tak terduga, dokter yang aku cari sejak tadi tengah duduk disalah satu sofa seolah menungguku.

"dari masa saja kamu?"

"mencari mu," ucapku tiba-tiba. Dokter Lee yang mendengar mengerutkan keningnya bingung.

"untuk apa? ... dengar Mark, tubuhmu masih butuh istirahat, jadi jangan terlalu memaksakan diri untuk berjalan keluar seperti ini"

"aku ingin datang menemui Jeno"

"aku akan membawamu kesana, tapi tidak sekarang,"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cacat (Lee Jeno)Where stories live. Discover now