dariku untuk diary.

98 23 13
                                    

BUGH!

BUGH!!

"ANJING LO!"

BUGH!

"LO LIAT GUE, ANJING! SAMPAI MATIPUN GUE GAK SUDI SAUDARAAN SAMA LO"

Mark menyeret Jeno menuju rooftop sekolah setelah fakta mereka berdua bersaudara tersebar luas di sekolah. lalu, tanpa rasa iba dia menghajar Jeno habis-habisan. Tapi bodohnya, Jeno hanya diam saat Mark benar-benar menghajarnya, tanpa niat membalas sedikitpun.

"maaf mark"

"AGH!! KENAPA LO SEBARIN!! GUE UDAH SERING NGINGETIN LO BUAT SEMBUNYIN INI SEMUA! EMANG ANJING LO!"

"maaf, bukan aku, bukan"

"LO LIAT GUE, APA LO PIKIR SELAMA INI GUE CUMAN MAIN-MAIN?"

Jeno hanya diam sambil menundukkan kepalanya, ia tidak berbohong. Sungguh dia tidak tau siapa yang menyebarkan berita tentang mereka. Hatinya hancur melihat Mark yang begitu membencinya.

"LAWAN GUE ANJING!"

bugh!

Satu pukulan berhasil membuatku Jeno tersungkur ke lantai, Mark benar-benar gila sekarang, matanya sudah memerah dibaluti dengan emosi. Berbeda dengan Jeno, pria itu tengah menangis, tak kuasa menahan apa yang sudah di lakukan kakaknya sendiri padanya.

Untuk kali keduanya Mark kembali menyeret Jeno seperti binatang, membawanya menuju kolam berenang yang ada di halaman belakang sekolah, semua orang yang melihat aksi gila Mark hanya menonton seolah itu pertunjukan yang menyenangkan, tidak lupa dengan beberapa bisikan dari orang-orang.

"gue dengar mereka saudaraan"

"gue kalo jadi Mark bakal lakuin hal yang sama"

"Mark memang sudah tidak punya hati"

"kasihan banget si cacat, tapi kalo aku jadi Mark juga malu si"

"DIAM LO SEMUA!" ucap, Mark.

"Mark udah, gila Lo, dia adik lo!" ucap jaemin- sahabat Mark.

"jadi Lo percaya dia saudara gue? ... Mimpi apa gue bisa saudaraan sama si cacat ini"

Jeno terus menyatukan tangannya meminta maaf, tapi itu justru membuat Mark semakin ingin menghajarnya.

Dengan santainya Mark menenggelamkan kepalanya Jeno kuat, Jeno hanya bisa menahan nafas sambil berdoa agar Mark menghentikan hal gila ini. Sempai beberapa detik Mark menarik rambut Jeno keatas lalu menenggelamkannya berulang Kali.

"SIAPA YANG IKUT CAMPUR BERURUSAN SAMA GUE! MENGERTI?" tegas Mark.

setelah puas Mark meludahi kepala Jeno lalu berbalik pergi tanpa rasa bersalah. Jeno tidak bisa menahan rasa sakitnya, ia kembali menangis sambil melihat pantulan dirinya didalam air. Jeno menoleh melihat ukuran tangan yang ada di depannya, ia mengenal orang itu, walaupun tidak dekat-dia chenle, Zhong chenle. Ia tidak mengerti kenapa chenle tiba-tiba peduli padanya. Dilihat dari tatapannya dan gayanya, chenle bukanlah orang yang peduli terhadap orang-orang disekitarnya.

Cacat (Lee Jeno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang