kepingin memory

81 7 0
                                    

Aku bergegas mencari keberadaan Mark dari banyaknya kerumunan disana, aku tidak bisa menetralkan rasa takutku dengan kondisi yang aku alami sekarang sampai akhirnya aku menutup mulutku melihat Mark dan juga Chenle tengah bersiap melaju dengan saling menatap remeh. bahkan dalam kondisi seperti ini aku hanya bisa membeku tanpa tau apa yang harus aku lakukan.

“Sea! Tunggu apa lagi, hentikan balapan sialan ini, aku yakin chenle merencanakan sesuatu yang gila.” ucap Jun tiba-tiba.

jun benar, aku tidak bisa seperti ini terus, aku harus menepis rasa gugup ini, dengan pelan aku memejamkan mataku sambil menghela napas sebelum berteriak kearah Mark.

“MARK! JANGAN LAKUKAN ITU, AKU MOHON, KELUARLAH DARI SANA!”

aku bisa merasakan dari balik helmnya Mark menatapku seakan tidak peduli dengan apa yang barusan aku katakan, dan itu semakin jelas saat ia membalas ucapanku.

“KAMU TIDAK PERLU REPOT-REPOT DATANG KESINI HANYA UNTUK MENGHENTIKAN AKU, SEA! ... KARENA SEMUA ITU HANYA AKAN SIA-SIA! HANYA INI YANG BISA AKU LAKUKAN UNTUK MENEBUS KESALAHANKU PADA JENO!”

apa! Apa yang sudah aku lewatkan? Kenapa Mark berbicara seperti itu? apa Mark sudah mulai sadar dengan apa yang dia lakukan selama ini terhadap Jeno? tapi bukan seperti ini caranya, semua ini hanya akan membuat Jeno semakin merasa bersalah karena jeno selalu merasa Mark lebih berharga dari pada dirinya sendiri. Walaupun aku tidak tau pasti tapi inilah kesimpulan yang aku dapatkan.

“JANGAN BODOH MARK! AKU YAKIN SEMUA INI SUDAH DIRENCANAKAN... AKU MOHON SEKALI INI SAJA MARK. TIDAK MARK!... MARK!!”

aku terjatuh lemas saat Mark benar-benar melajukan sepeda motornya, Mark benar-benar tidak mau mendengarkan aku bahkan sedikitpun. Aku tidak tau apa yang sudah Chenle lakukan padanya sampai-sampai Mark rela memilih jalan seperti ini. Kenapa selalu orang-orang terdekatku mengalami hal seperti ini? Kenapa tidak aku saja? Ini bahkan lebih menyiksaku. Disaat aku harus kehilangan kakakku, menyaksikan apa yang terjadi kepada orang yang aku sayangi Lee Jeno, dan sekarang aku harus melihat keputusasaan Mark yang sudah aku anggap seperti kakakku sendiri. untuk sekarang aku hanya bisa berdoa agar Mark baik-baik saja.

Mark POV

Masa bodoh dengan ucapan Sea, untuk sekarang aku harus memenangkan pertandingan ini. Aku tidak tau kenapa gadis itu repot-repot datang menemui ku yang jelas-jelas semuanya akan baik-baik saja. Gadis bodoh itu, tidak. Ralat gadis yang pernah aku cintai bahkan masih berlaku untuk sekarang, seharusnya dia menghawatirkan jeno yang jelas-jelas dalam bahaya sekarang. Bukankah dia juga mencintai Jeno? Tapi liat apa yang dia lakukan sekarang? Dia bahkan rela membuang waktunya hanya untuk menghentikan ku. Sekarang apa aku boleh mengatakan kalau dia itu bodoh?.

aku terus melajukan sepeda motorku agar bisa memenangkan pertandingan sialan ini. Ingin rasanya aku menghajar diriku sendiri seperti yang pernah aku lakukan terhadap Jeno. semuanya terjadi seperti Boomerang di kepalaku ketika ingatan yang seperti terhapus lekat-lekat perlahan tersusun seperti puzzle. Meski aku belum mengingat semuanya tapi hatiku seakan membenci diriku sendiri atas apa yang telah aku lakukan kepada Jeno. apa dulu kami sedekat itu? Apa kami benar-benar saudara tiri? Atau malah sebaliknya?

“hyung! ... hiks”

“kenapa kamu menangi— berdarah, siapa yang berani melakukan hal seperti ini kepada adikku?” tanya Mark kecil.

Dengan pelan Jeno kecil menunjuk kearah taman bermain yang dipenuhi beberapa anak-anak seumuran mereka. Dengan kesal Mark berjalan sambil menarik tangan Jeno lembut. Untuk menghampiri beberapa orang yang seumuran mereka disana.

“kasih tahu, Hyung. siapa yang sudah mengganggumu?”

dengan cepat Jeno menunjuk salah satu dari mereka yang tengah berada disana. Mark kecil mengepalkan kedua telapak tangannya lalu menghampiri anak-anak itu. tanpa basa basi Mark langsung memukul mereka satu persatu hingga membuat mereka semua menangis.

“astaga Mark, apa yang sudah kamu lakukan? Mulai sekarang Mark tidak boleh lagi seperti ini. menggunakan kekerasan seperti ini bisa membuat anak orang terluka.”

“tapi bunda, Mark tidak suka adik Mark diganggu sama mereka. Mereka sudah membuat kaki adikku berdarah.”

“bunda senang banget melihat Mark membela Jeno, tapi Mark harus ingat, melakukan kekerasan tidak baik, nak. kalo bisa dibicarakan baik-baik kenapa harus dengan emosi? Mark mengerti, kan? Maksud bunda?”

Mark kecil hanya mengangguk lalu mendekat kearah teman-teman yang sempat dia pukul tadi.

“untuk kalian semua, jangan pernah mengganggu adikku lagi, atau kalian semua akan aku pukul sekali lagi.” ucap Mark.

Bunda hanya menghela nafasnya sambil menggeleng pelan, dia pikir Mark akan meminta maaf kepada teman-teman tapi anak itu malah mengancam yang tidak-tidak.

...

anak-anak, bunda pulang... Lihat apa yang bunda bawa!?” teriak bunda histeris.

yey! Mainan baru!” teriak mereka serentak.

“hyung, Jeno mau yang itu saja”

“kalo begitu kamu pilih saja, setelah itu berikan kepada Hyung!”

“hyung! Juna juga mau!”

...

Mark memukul kepalanya dengan tangan kiri saat kepalanya terasa mulai pecah, Mark tidak mengerti apa maksud dari ingatan yang tiba-tiba muncul.

“bunda?  Siapa dia? Apa dia mama? ... tapi suaranya begitu beda, dan juga juga siapa dia?”

“AGHHHHH!”

Aku berteriak begitu kencangnya saat kepalaku benar-benar terasa sakit. aku sudah tidak tahan lagi pandanganku mulai memudar. Dengan cepat aku menggunakan rem untuk menghentikan sepeda motorku. Namun sialnya rem motorku tidak berfungsi, aku kehilangn akal sekarang, aku panik, aku tidak tau, apa yang harus aku lakukan, sampai aku hanya bisa merasakan tubuhku seakan hancur saat motorku menabrak sesuatu yang tidak aku ketahui. Namun aku masih bisa mendengar, Sea berteriak histeris memanggilku.

“siapapun kamu , tolong maafkan aku— bunda”

“MARK!!!”

Sea pov

Aku tidak berhenti menangis saat melihat keadaan mark yang begitu mengerikan. Darah bercucuran di bagian kepala dan juga tubuh lainnya. aku tidak berhenti menyalahkan diriku sendiri yang tidak berhasil menghentikan Mark untuk ikut balapan, padahal aku sudah tau kalau Mark dalam bahaya.

“apa yang harus aku lakukan, Jun? ... semua ini salahku, seharusnya aku berhasil menghentikan Mark” aku sudah tidak tahan, tubuhku jatuh ke pelukan Jun, hanya Jun yang ada di sampingku sekarang.

“tidak Sea, kamu sudah berusaha. Semua ini hanya takdir. jadi, berhenti menyalahkan diri sendiri”

“jun, aku sudah tidak kuat melihat keadaan Mark, tapi Jun, jeno. Aku harus mencarinya, aku tidak ingin Jeno berakhir seperti Mark. Ini sungguh menyakitkan jun.”

“tidak, kamu harus tetap disini. Biar aku sendiri yang mencari keberadaan Jeno, ingat jangan pergi kemana-mana, tubuhmu sudah begitu lemah sekarang, sebaiknya kamu istirahat atau tidak temani Mark, setidaknya sampai operasinya selesai. Ingat Sea, jangan kecewakan aku”

TBC.

Yuhu, i'm back gaysss.
Siapa yang gk nyangka kalau Mark pernah kehilangan setengah ingatannya?. Kalau kalian ingat pas part di atas Jeno pernah bilang. Sepert “mark aku adikmu, tolong ingat aku” sebenarnya ada beberapa lagi si sebelum end, tapi bagusnya end berapa part lagi ya?.

Kalian mau happy ending atau sad ending,ni?
Intinya jangan lupa untuk vote, komen, kalo bisa rekomendasikan teman-teman sesama nct zen. GOMAWOO.



















Cacat (Lee Jeno)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें