ยี่สิบ [20]

34.6K 1.7K 59
                                    

Budayakan untuk vote dan follow!! Komennya juga jangan lupa!

Selamat membaca...

Happy Reading 🍀


Ravien memukuli lawannya membabi buta. Tak ada celah untuk orang itu mengelak sedikitpun dari serangannya. Ia hanya acuh saat cairan merah kembali keluar dengan banyaknya dari mulut serta perut sang lawan.

Melihat orang itu yang hampir saja menutup kedua matanya Ravien dengan segera menusuk pisau kesayangannya ke telapak tangan orang itu.

"Jawab pertanyaan ku.. atau nyawa mu yang sebagai imbalannya" Bisiknya dengan dingin.

Orang itu memaksakan dirinya agar tetap sadar, walaupun rasanya sangat berat saat ini. Kedua matanya meminta untuk tertutup sempurna tetapi keadaan sekarang sangatlah penting untuk kesejahteraan hidupnya.

"Sa– saya.. tidak, uhuk!–" Orang itu kembali memuntahkan cairan merah kental itu.

Dada nya ditekan dengan kuat oleh Ravien dengan sengaja agar diri nya sulit untuk bernafas.

"Jawab sialan! Aku paling tidak suka dengan omong kosong seperti mu!"

Orang itu menggelengkan lemah. Apakah ini saat nya ia berkata jujur tentang identitas nya yang asli? Atau lebih memilih untuk mati dari pada sang tuan yang akan ketahuan oleh musuh?

"Jawab aku. Maka keluarga mu akan aman detik ini juga"

Ancaman itu membuat orang itu gemetar hebat. Dengan terpaksa ia mengakui nya.

"Sa. Saya, Jhonatan. Orang suruhan tuan Andreas..–"

Melihat Ravien yang hanya diam saja Jhonatan kembali melanjutkan ucapannya.

"Say-

Dor.

Kepala Jhonatan hancur seketika. Darah muncrat kemana mana.

Ravien hanya menatap mayat tanpa kepala itu dengan acuh. Meninggalkan tempat itu dengan santai tanpa memikirkan mayat dan darah yang sangat berantakan disana.

"Andreas.. seperti nya kau ingin bermain main dengan ku ya?"

******

Leana di nyatakan koma.. Dan janin dalam kandungannya tak bisa di selamatkan.

Andreas yang mendengar nya sempat jatuh terduduk lemas di kursi penunggu saat itu. Namun kesadarannya dengan cepat teralihkan.

Andreas tak boleh lemah saat ini, yang harus ia lakukan sekarang adalah membalaskan rasa sakit yang Leana rasa.

Ia akan membuat mereka yang melakukan nya menyesal telah bermain main dengan Andreas.

Andreas Cavaliers. Sang raja di dunia bawah.

Jika Ravien adalah psikopat yang gila akan kepuasannya sendiri. Maka Andreas adalah rajanya. Raja di atas segalanya.

Ingat dengan kata kata Felix saat itu? Ada seseorang yang setara dengan Ravien.. dan itu adalah Andreas.

Raja dunia bawah, pemegang semua organisasi gelap.

"Jika kematian terlalu ringan untuk kalian, maka. Jangan salahkan ku jika kalian akan terus menerus hidup dalam kegelapan yang aku ciptakan"

"Benvenuti all'inferno sulla terra"

Andreas mengecup kening Leana singkat sebelum akhirnya pergi meninggalkan wanita itu.

Ia akan mengurus tikus tikus kecil yang saat ini sedang berkeliaran dijalan. Dan masalah Leana, Andreas sudah menaruh beberapa bodyguard untuk menjaga nya selama ia pergi.

Pertama-tama Andreas akan mencari penghianat terlebih dahulu– yaitu, bodyguard yang sebelumnya sudah ia suruh menjaga Leana ternyata adalah seorang penghianat.

Andreas akan membereskan itu terlebih dahulu sebelum akhirnya pergi mengurus kepala tikus.

Anne.

Nama itu yang langsung saja terlintas di benaknya. Wanita itu benar benar mencari masalah dengannya setelah beberapa tahun lalu hampir membuat nya terdiam kaku–

Dan kini wanita itu kembali berbuat ulah dengan rencana yang sama. Ingin menyingkirkan seseorang lewat kematian.

"Tidak akan aku biarkan setelah ini kau bisa menghirup udara segar lagi Anne. Karena itu sangatlah tidak cocok untuk mu"

Andreas membuka pintu rumah nya. Saat akan melewati ruang tamu suara seseorang membuat langsung berbalik cepat.

"Butuh bantuan tuan Cavaliers?"

Gara menyeringai lebar sambil menatap Andreas yang terkejut melihatnya.

"Aku juga ingin ikut serta dalam permainan mu itu. Bukankah sangat menarik jika berkerjasama dengan seorang anak kecil? Apalagi anak kecil itu adalah anak dari musuh mu sendiri" Gara terkekeh kecil.

Andreas yang awalnya terkejut langsung menormalkan kembali ekspresi wajahnya.

"Kau terlalu berani tuan muda Matteo. Apa pemikiran mu sangat pendek? Bagaimana jika tiba tiba saja detik ini aku melayangkan peluru ku ke arah mu? Apa kau tidak takut mati tuan muda?" Tanya Andreas mengejek bocah itu.

Gara memutar bola matanya jengah. Apakah saat ini keberaniannya sedang di tindas oleh om om tua itu? Cih lihat saja nanti, Gara tidak akan beri restu untuk om om tua itu!

"Kau salah tuan Cavaliers. Keberanian ku tak akan bisa di hitung dengan jari jika menyangkut orang kesayangan ku. Apalagi orang itu adalah mommy ku. Tentu saja aku tak terima melihatnya menderita"

Andreas merasakan benda dingin menempel di belakang kepalanya. Seseorang saat ini sedang menodongkan senjata api tepat pada kepalanya.

"Hanya menekannya saja Edward jangan sampai kau layangkan peluru itu, karena ini bukan saat nya kita melenyapkan pria itu"

Edward mengangguk singkat.

Andreas melirik ke belakangnya, lalu tak lama mengangkat kedua tangannya. Menyerah dengan situasi yang sangat berbahaya bagi nya.

"Baiklah kau boleh ikut serta dalam rencana ku bocah"

*******

Bersambung...

Tim mana kalian guys??

Leana-Andreas
Leana-Ravien
Atau
Leana-Felix..?

Up sesuai mood.
Chapter 20/ bab 20

Vote, komen, follow jangan lupa💜
Dilarang plagiat!
Kalau ga suka sama cerita nya silahkan pergi dari lapak ini!

Terimakasih bagi yang sudah membaca!! Luvvv

The antagonist's wife [END]Where stories live. Discover now