"Dan harta ayahmu, iyakan?" Sahut taehyung.

Dan jungkook, hanya menjawabnya dengan senyuman tipis, setelah itu dia beranjak pergi dari sana.









Bruk!

"Awh!"

"Astaga! Apa kau tak punya mata! Lihat ini, bajuku jadi basah!" Amuk seorang wanita sembari menepuk nepuk dadanya sendiri.

"Ma-maaf noona, saya---"

"Kau!" Sentak wanita itu begitu menoleh dan mendapati rose yang berdiri di depannya dan membantunya menyeka bajunya yang basah.

Rose sendiri langsung mundur dan menatap terkejut wanita di depannya.

"Noona jessica" gumamnya.

Jessica menyunggingkan senyumnya melihat rose, sepertinya wanita itu memang ada niatan ingin bertemu dengan istri dari jeon jungkook ini.

"Hah, kebetulan sekali aku bisa bertemu denganmu disini" ucapnya masih dengan senyum yang terpatri di wajahnya. "Aku ingin menunjukan sesuatu padamu" ujarnya sembari merogoh tas selempangnya.

Wanita berambut blonde itu sendiri hanya diam dan mengamati jessica yang mengambil sebuab amplop coklat dari dalam tasnya.

"Ini"

"A-apa ini?" Tanya rose saat jessica menyodorka sebuah amplop berwarna coklat padanga.

"Buka saja" jawab wanita itu dengan senyum penuh arti.

Rose yang mendengar itu tanpa ragu membuka amplop yang diberikan oleh jessica.

"I-ini" mata wanita itu melotot sempurna melihat beberapa foto di tangannya.

"Kenapa? Kau terkejut?" Tanya jessica meledek rose, "-JK- kau pasti tau kalau itu adalah inisial jungkook. Dan di foto itu adalah mayat mayat yang di bunuh oleh jungkook. Jungkook selalu menandai korbannya dengan mengukir inisialnya di tubuh korbannya"

Tangan rose bergetar melihat foto mayat mayat yang berlumuran darah disana. Dan memang benar, di setiap foto mayat itu selalu ada inisial -JK- entah di tangan, kaki, ataupun perut.

"Dan foto terakhir itu, foto yang  menampilkan mayat seseorang di tengah serpihan bangunan yang hancur itu--- adalah korban terakhir jungkook sebelum menikah denganmu"

"A-apa?"

"Ya, dan orang itu adalah adik dari salah satu pesaing bisnis jungkook. Dia di temukan tewas di sebuah bar setelah terjadi ledakan di bar itu dan di perutnya terdapat goresan pisau inisial -JK- yang artinya, orang itu adalah target dari jungkook" jelasnya dengan tersenyum. "Dan sekarang, adolf tidak terima, dia sedang berusaha membalaskan dendamnya pada jungkook"

Lagi lagi rose hanya terdiam, ia mengamati foto terakhir itu. Dari beberapa serpihan puing puing bangunan itu terdapat sebuah papan nama bar yang membuatnya semakin terkesiap.

"Adolf akan menyasar siapapun yang terindikasi dekat dengan jungkook" ucap jessica yang mampu membuat rose mengalihkan pandangannya. "Dulu temanku pernah jadi sasaran adolf, dia tewas tertembak hanya karena dikira kekasih jungkook, padahal--- temanku itu tidak sengaja bertemu di resto dan mengobrol biasa. Pulangnya, dia di buntuti oleh para pembunuh bayaran yang di sewa adolf dan di tembak"

"Dan kau tau, apa tanggapan jungkook?" Tanya jessica melanjutkan ucapannya.

Rose menggeleng.

"Jungkook sama sekali acuh, ia bahkan tidak merasa bersalah karena masalah itu" jawab jessica, "dan setelah itu, jungkook menjauh dariku. Aku tau kenapa dia melakukan hal itu sampai sekarang"

"K-kenapa?"

"Karena dia ingin menjagaku, dia tidak ingin aku terluka. Adolf masih dan akan terus mengincarnya" ucap wanita itu dengan tersenyum penuh arti, "dan kau--- kau jangan bangga dulu karena berhasil menikah dengan jungkook. Karena jungkook, hanya akan menjadikanmu tumbal"

"I-itu tidak mungkin"

"Terserah, kau mau percaya atau tidak. Tapi, lihatlah rose--- setelah ini, hidupmu akan penuh dengan teror"








Jungkook tersenyum manis, kala melihat istri cantiknya yang datang ke kantornya sore ini. Setelah melakukan kunjungan dengan taehyung dan jimin, jungkook langsung menghubungi rose dan meminta wanita itu datang ke kantor untuk menemaninya lembur.

"Oh honey, aku sudah menunggumu dari tadi sayang" ucap jungkook dengan merentangkan tangannya.

Rose yang mengerti, langsung mendudukan dirinya di atas pangkuan suaminya itu.

Cup!

Tak bisa menahan rindunya lagi karena seharian tidak bertemu dengan rose, jungkook langsung mencium bibir wanita itu dan melumatnya lembut.

"Sshh, kau benar benar membuatku kecanduan sayang" erang jungkook setelah melepaskan ciuman itu dan meremat pelan pinggang istrinya.

Rose sendiri hanya tersenyum, ia kemudian menangkup wajah suaminya dan mengusap pelan pipinya.

"Lucas"

"Ya noona, ada apa?"

"Apa kalian mengenal jessica?" Tanya rose dengan berani, ia sudah terlanjur penasaran.

Lucas terdiam "apa yang anda maksud itu noona jessica kakak dari noona tiffany, kekasiih tuan barom?"

"Ya, apa dia sangat dekat dengan jungkook? Ku dengar mereka sempat berkencan"

"Tidak, itu tidak benar noona. Tuan jungkook memang mengenal noona jessica, tapi mereka tidak memiliki hubungan apapun. Dan tuan jungkook mengenal noona jessica karena noona tiffany, kekasih tuan barom" jelas lucas.

Wanita cantik itu hanya menganggukan kepalanya dan diam. Sementara lucas sendiri diam diam mengamati ekspresi wajah rose.

"Apa ada masalah noona?"

"T-tidak, aku hanya memastikan saja. Aku--- aku akan menjadi sangat bersalah jika memang pernikahan ini membuat seseorang sangat terluka" jelasnya.

"Anda tidak perlu khawatir noona, tidak ada yang terluka karna pernikahan anda dan tuan muda jeon. Malah, pernikahan anda ini adalah hal, yang sangat sangat di tunggu oleh keluarga besar jeon"


"Bagaimana harimu?" Tanya jungkook di iringi dengan mengecupi pipi rose.

Wanita itu tersenyum, "baik, tadi aku bertemu dengan joan eonni" jawabnya.

"Apa yang kalian bicarakan?"

"Kami membicarakaan tentang suatu tempat" jawab rose dengan menatap sepenuhnya pada jungkook yang juga menatapnya dalam.

"Tempat? Tempat apa?"

Rose tersenyum lalu mengusap pelan dada bidang pemuda itu. "Bar" jawabnya.

"Bar?"

Rose mengangguk, "iya bar, bar dimana dulu aku sempat bekerja" jawabnya,

"tapi sekarang bar itu sudah hancur setelah di pasangi bom oleh orang tak dikenal"











•••

-JK-  [M]Where stories live. Discover now