7

1.4K 202 20
                                    

"ini tuan, maaf saya baru bisa menemukan ponsel anda malam ini" ucap salah seorang ajudan barom sembari memberikan sebuha ponsel berwarna hitam miliknya.

entah kenapa, tadi siang ponselnya tiba tiba hilang begitu saja setelah ia pergi mengunjungi kantor barunya. padahal lelaki itu ingat betul, jika ponselnya sudah ia masukan ke dalam tas. dan tasnya itu di bawa oleh ajudan kepercayaannya.

"saya menemukan ponsel anda di dalam mobil tuan, dan keadaannya sudah mati seperti itu. sepertinya kehabisan daya"

barom mengangguk, "terimakasih jo, aku hanya khawatir saja kalau tiba tiba ibu atau rosie menghubungiku. apalagi saat ini rosie sedang bersembunyi menghindari jungkook"

"iya tuan, tapi dari informasi yang di berikan sam pagi ini, keadaan nona rosie baik baik saja. dan beliau masih mengajar di taman kanak kanak milik saudara anda"

"baguslah, berarti jungkook tidak berhasil menemukannya" jawab barom, "tapi, apa sampai hari ini dia masih mencari rosie?" imbuhnya bertanya.

jo mengangguk, "masih tuan"

"apa mungkin, jungkook masih bersikeras mencari rosie karena dia menyukainya" gumam barom.

"kalau yang untuk satu itu saya kurang tau tuan, karena dari info yang saya dapat hanya sebatas tuan muda jeon yang masih berusaha mencari noona rosie"

"dia memang sulit di tebak, tapi aku masih sedikit bingung kenapa dia masih saja mencari rosie. padahal dia sudah tau kalau aku dan rosie hanya bersandiwara"

"mungkin karena ibu anda tuan? saya lihat, nyonya besar jeon sangat menyukai noona rosie"

pemuda tampan itu menggelengkan kepalanya, "itu tidak mungkin, setelah ibu menghubungiku beberapa waktu yang lalu. aku sudah menjelaskan dan memberitahu dimana rosie tinggal sekarang. sejujurnya melihat ibu yang sangat banyak menaruh harapan pada rosie membuatku takut. bagaimana jika ibu benar benar menganggap aku dan rosie menjalin hubungan. dan bagaimana jika pernikahan itu tetap di laksanakan. aku--- aku dan rosie hanya sebatas sahabat dan tidak akan lebih dari seorang sahabat, dia suddah ku anggap seperti adikku sendiri" ungkapnya.

"tuan, bukankah rencana anda dari awal memang ingin mendekatkan noona rosie dan tuan muda jeon. kenapa anda harus memusingkan hal itu, jika rencana anda berhasil bukankah itu akan lebih baik, anda bisa menikah dengan nona tiffany tanpa menyakiti hati ibu anda, karena noona rosie tetap menjadi menantunya dan menjadi istri tuan muda jeon" jawab jo.

barom menghela nafas panjang, "apa kau lupa--- masih ada jessica diantara kami. meskipun jungkook memang jatuh hati pada rosie, ia tak mungkin semudah itu meninggalkan jessica"

"lalu? kita mau bagaimana lagi tuan? semua rencana sudah berjalan sampai sejauh ini?

"aku juga bingung jo, aku--- aku baru mengingat hal itu semalam. aku baru ingat jika jessica akan menjadi masalah dalam rencana ini" 












pagi menjelang, jungkook terbangun dari tidurnya dan mendapati rosie yang tidur nyenak menghadap ke arahnya. perlahan, tangan besar itu merangkak naik dan berhenti tepat di pipi sang gadis.

"bukankah dia mirip sekali dengan putri tidur" kekehnya sembari mengusap pipi rose.

"kau itu cantik sekali, tetapi kenapa sikapmu sangat menyebalkan" imbuhnya, "apa kau juga bersikap seperti itu dengan lelaki lain? atau hanya denganku saja?"

sudut bibir jungkook naik keatas saat mengingat pertemuan pertamanya dengan rose.

"aku tiba tiba teringat saat pertamakali kita bertemu" ungkap jungkook masih dengan memandangi wajah rose, "kau sangat menggemaskan jika ketakutan seperti itu"

-JK-  [M]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu