Tidak ada alasan khusus Alpha ingin melindungi Leon sekarang, yang jelas Leon hanya miliknya.

"Leon pikir om cuman kerja jadi mafia.." ketus Leon yang kembali mengoleskan kuas dengan cat ke kanvasnya.

Alpha yang mendengar tersontak dengan wajah datarnya yang malah terlihat lucu, kapan lagi seorang gangster atau mafia dengan wajah tampan nan sangar bisa terlihat seperti itu sekarang. Sedetik kemudian setelah bingung dengan perkataan Leon, akhirnya Alpha sadar dan paham. Mungkin bukan hal buruk untuk memilih memberitahu kepada sang sub.

"Saya jadi CEO atas keinginan saya sendiri.. pekerjaan kotor lainnya adalah pekerjaan yang diserahkan keluarga besar saya.. bisa dibilang kami keluarga besar mafia dengan komunitas GOB, Galery Of Blood.. saya ingin menolak pekerjaan itu, namun tak bisa berbuat apa apa.. nikmatin saja.. lagi pula menjadi CEO itu juga atas bantuan dari keluarga saya.. makanya perusahaan saya namanya Meelph.." Leon tak pernah mendengar Alpha berbicara sebanyak ini sebelumnya, cukup membuat Leon terpukau.

Leon memperhatikan wajah Alpha yang tak banyak berekspresi, sekarang terlihat ia sedang tersenyum tipis. Sungguh ini adalah fenomena yang langka, Leon tak percaya ini. Leon hanya mengangguk paham sambil ikut tersenyum menatap Alpha.

"Om terlihat sangat menikmatinya.. tapi.. jangan pernah sampai salah target.." Leon tau, Alpha tak seburuk dan separah itu untuk membunuh orang yang tak bersalah. Apa lagi keinginan nyata Alpha hanya ingin menjadi CEO, mafia hanyalah pekerjaan sampingannya yang kotor dan menyenangkan.

Berakhir dengan mereka yang saling tutup mulut. Terkadang Leon memakan buah yang tersedia, berbeda dengan Alpha yang lebih memilih menatap pemandangan yang dilukis oleh si manis. Alpha juga sesekali melirik apa yang dilakukan Leon, anak itu juga sebisa mungkin untuk menjawab pertanyaan pertanyaan orang yang kagum dengan lukisannya.

Alpha merasa beban hidupnya musnah begitu saja setelah anak ini hadir, padahal bertemu dalam hal yang tidak elite.

"Kenapa sekarang kamu sama sekali terlihat tak takut pada saya? apa lagi.. kamu juga sudah tau kebenarannya.." tanya Alpha sambil menatap dalam kearah mata Leon yang kini juga menatapnya.

Leon sempat terdiam sesaat untuk memikirkan jawaban yang tepat dan ia segera tersenyum kemudian terkekeh pelan. Alpha yang melihat itu hanya menyerngit heran. Jika dilihat selama ia mengenal Leon, anak itu adalah anak pemberani tapi lembut, menggemaskan sekali.

"Om sadar ga sih.. om itu udah ngelakuin hal yang buat Leon nyaman.. walaupun Leon awalnya takut, tapi setelah Leon mencoba sabar.. ini semua tidak buruk-" Leon terdiam sesaat sambil tetap tersenyum dan sedikit menunduk.

"-Leon juga kangen dapat perhatian orang tua.. Leon ga masalah apa pekerjaan om.. Leon udah percaya sama om.. tapi.. jangan buat Leon kecewa.. kayak orang tua Leon.." lanjut Leon yang terdengar sedih, namun Leon tetap tersenyum. Bahkan sekarang ia tersenyum kepada Alpha dengan menampakan deretan giginya.

Sumpah serapah Alpha ucapkan dalam hati karna menahan gemas. Dia tetap menampakan wajah datarnya dan senyum tipisnya. Semoga ia benar benar dapat dipercaya oleh Leon. Alpha juga tak ingin dikecewakan dan tak pernah ingin merasa kecewa, lagi pula dia ini bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan.

Namun ini adalah hal yang baru untuknya. Alpha tidak pernah merasakan cinta, bahkan sekretarisnya yang sudah menggodanya selama bertahun tahun saja ia tak menanggapinya. Mengapa aura lelaki manis seperti Leon yang masih anak remaja yang duduk dibangku SMA bisa menaklukan hati seorang CEO sekaligus mafia.

"Oh ya! Kalau begitu.. mari menjalin hubungan! Agar Leon hanya menjadi milik Alpha Gameel.." Kali ini Alpha benar benar tak dapat menyembunyikan wajah kagetnya.

BOSS MAFIA & BABY ARTIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang