chp 13

464 19 0
                                    

Votenya!








"Loh.. om ngapain disini?!" Teriak Ryo dengan wajah terkejut dan heran.

Sontak yang di tanyai pun hanya mengangkat alis sebelum terkekeh kecil. Leon menatapnya dengan mata menyipit bingung, begitu juga ketiga temannya yang lain menatap kehadiran orang yang lebih tua itu dengan kepo.

"Ada Ryo ternyata.. sudah saya duga.." Ryo yang melihat orang itu cengengesan, ia hanya bisa mendengus kesal karna bingung.

Leon mendapatkan pesan dari seseorang yang segera ia lihat. Sedangkan ketiga temannya yang lain masih sibuk menatap Ryo dan orang itu dengan penuh tanda tanya.

"Siapa, Yok?" Tanya Milla sambil mengangkat satu alisnya dan menatap orang yang menjulang tinggi didepan Ryo itu.

Ryo menatap Milla sebentar sebelum kembali menatap sosok orang yang pernah menyelamatkannya dengan wajah datar. Tak ada yang sadar bahwa Leon sedang memfoto sosok itu untuk ia kirim ke seseorang di pesannya.

"Yang gue ceritain ke kalian pas di cafe.. abang nya senior lu.. masa lu ga kenal?" Milla hanya bisa menjatuhkan rahang nya, sedangkan Bray yang diam karna tak tau apa apa.

Mattheh tetap diam dengan wajah datarnya, ia sudah kenal dengan pria jangkung itu. Sedangkan Leon hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti dan tak terlalu kaget lagi.

"Trus, om ngapain disini?" Tanya Ryo kembali ke pertanyaan awalnya saat melihat orang yang bernama Nathan Demason itu.

"Mau jemput Leon.." mereka yang mendengar sontak ber 'hah' semua kecuali Leon yang hanya menghela napas pasrah.

"Lah lo kenal ma dia, Le?" Kali ini Ryo bertanya kepada sahabatnya itu yang tampak biasa saja.

"Engga.. om Alpha yang nyuruh tu orang buat jemput gue.." keempat temannya kembali melongo dengan iringan ketawa kecil Nathan.

"Karna kita ga kenal jadi Leon mau teman teman Leon semua ikut kita.. terutama budak ni.." ucap Leon kepada Nathan sambil menunjuk Ryo yang udah menatapnya dengan wajah mengkerut kesal dan bingung.

Nathan yang mendengar itu hanya bisa mengangguk dan menghela napas pelan, untung saja dia membawa mobil yang muatannya bisa terisi banyak. Ia juga sudah menduga ini akan terjadi, karna Alpha juga tak ingin melihatnya berduaan dengan milik sahabatnya itu.

Sebelum beranjak pergi, Nathan melirik Matthew yang terlihat meringis pelan entah kenapa dan itu membuat Nathan tertarik untuk bertanya.

"Ada apa dengan Matthew?" Semuanya langsung menatap kearah Matthew.

Matthew yang ditanya dan ditatap seperti itu hanya bisa berdecak kesal sambil mengelus punggung kebawahnya yang terasa pegal.

"Cape-"

"Habis anu anu dia.." ketus Bray yang memotong jawaban Matthew. Sontak Matthew langsung memukul kepala temannya itu dengan kuat.

"Bajing! Ga punya hati nurani lu mukulnya!" Teriak Bray sambil mengelus kepalanya.

"Ya congor lu itu di filter lah babik!" Bentak Matthew dengan tatapan tajam.

Selebihnya yang mendengarkan perdebatan mereka hanya bisa mengelus dada untuk bersabar. Nathan juga terkekeh pelan dan muncul sebuah ide kecil dibenaknya.

"Kalian mau nonton bioskop gak? Saya traktir.." ucap Nathan yang membuat semuanya melongo seperti orang bodoh.

"Yang bener aja om?!"

"Eh udah, Yok! Rejeki ga boleh di tolak! Mumpung gue ga kerja paruh hari ni!"

"Bener, Yok! Kapan lagi kita nobar gratisan!"

BOSS MAFIA & BABY ARTIST Where stories live. Discover now