chp 16

456 27 2
                                    

Votenya!






"Ahh.. lukisan yang sangat indah.. kau anak yang berbakat.." Leon tersontak mendengar suara wanita yang terdengar seperti wanita tua.

Masih dengan dihari sore yang sama, namun sekarang bersama Leon dan dominannya. Leon melihat wanita tua berdiri dibelakangnya dengan tersenyum lembut yang membuat Leon ikut tersenyum. Sedangkan Alpha hanya menatap dengan wajah datar.

Sekarang mereka berada di taman tengah kota dengan pemandangan matahari yang terbenam dibelahan antara gedung gedung pencakar langit. Alpha tak menolak diajak si manis ke tempat seperti ini, lagi pula ini terasa nyaman. Sudah lama Alpha tak bersantai sejenak seperti ini. Mereka seperti berpiknik dengan Leon yang sibuk melukis pemandangan indah itu.

"Terimakasih, nenek.." ucap Leon sambil tersenyum dan kembali melanjutkan acara melukisnya.

Alpha melihat wanita tua itu berjalan pergi sambil terkekeh pelan dan tersenyum, sepertinya dia orang yang baik. Alpha juga melihat beberapa orang yang menonton Leon melukis disampingnya, ia hanya memperhatikan orang orang itu yang menatap Leon sambil tersenyum dan ada juga yang sambil berbisik dengan temannya, mereka tampak orang normal. Alpha sudah seperti bodyguard Leon saja.

Alpha menatap Leon yang masih sibuk melukis sambil tersenyum, sepertinya ia sangat menikmati hobinya itu. Tanpa sadar Alpha ikut tersenyum tipis, ada desiran aneh dalam diri Alpha saat melihat Leon disampingnya yang terlihat sangat manis itu.

"Om.." panggil Leon yang membuyarkan lamunan sang dominan.

"Mikirin apa tuch?" Goda Leon sambil terkekeh pelan dan mengambil sepotong buah pir yang tersedia didepan mereka berdua, sudah dibilang mereka seperti piknik.

Alpha seketika diam dengan wajah datarnya yang masih terlihat lembut dan santai sambil memalingkan pandangannya sebelum kembali menatap sang sub.

"Bagaimana kamu hidup selama ini?" Leon yang mendengar itu mengangkat satu alisnya bingung, namun seketika paham ia tersenyum dan kembali melukis sambil mengunyah sepotong buah pir di mulutnya.

"Leon open commission art di media sosial.. yeah walaupun sering kena tipu, tapi cuman itu sumber duit Leon.." Leon tersenyum dan tetap fokus pada lukisan nya tanpa melihat reaksi Alpha yang tetap datar.

"Kamu pernah bilang ngebantu polisi.." ucap Alpha yang tetap menatap Leon yang sekarang menatap Alpha.

"Itu kerja yang tak terduga, om.. tapi kalo ada yang nawarin Leon kayak gitu lagi, Leon terima.. lumayan nambah duit untuk bertahan hidup.." Alpha yang mendengar jawaban Leon itu hanya mengkerutkan keningnya.

"Tidak usah.. kan ada saya.." ketus Alpha dengan wajah serius yang malah terlihat lucu bagi Leon.

Begitu juga dengan Leon yang sedikit terkejut dengan jawaban Alpha yang tak terduga itu. Namun Leon hanya bisa terkekeh seakan paham apa yang dimaksud Alpha, si paling om om berduit.

"Terserah om deh.." akhirnya Leon kembali sibuk dengan lukisannya yang sudah hampir jadi, namun seketika Leon tersenyum lembut dengan menghentikan acara lukisnya.

Alpha tetap diam dengan pikiran yang bercampur aduk, bagaimana ia bisa mengatakan hal seperti itu? Apa dia benar benar menerima kedatangan Leon dengan hormat?

Selain itu Alpha juga ingin mengetahui penyebab kematian orang tua dari anak seniman disampingnya itu. Seingat Alpha, Leon pernah bilang kalau kedua orang tuanya memiliki hutang pada mafia dan tak dapat membayarnya, namun Leon saja memikirkan jika itu tak masuk akal. Begitu juga dengan Alpha yang sudah curiga tak tertolong, namun harus tetap berpikir tenang. Ia juga memasukkan hal itu kedalam list misinya dengan samar samar.

BOSS MAFIA & BABY ARTIST Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum