chp 14

505 20 1
                                    

Votenya!








"Emang urusan om apa? Kok ke mall sih.." tanya Leon sekarang yang sedang berjalan beriringan dengan sang dominan.

Alpha hanya tersenyum sambil mengelus lembut kepala Leon, sontak Leon menundukan kepalanya karna merasa nyaman sekaligus malu.

"Ada pertemuan penting sama manajer cabang perusahaan.. dia terlalu bodoh untuk mengatur anggota anggotanya.." jawab Alpha dengan mengambil tangan Leon untuk bergandengan.

Leon tak menolak justru ia membalas genggaman Alpha. Sekarang Leon akan pulang bersama Alpha, mereka sudah berpisah dengan rombongan tadi. Mereka berjalan ke basemant karna Alpha meletakkan mobilnya disana.

Rasa canggung mulai menghiasi perjalanan mereka ke arah mobil Alpha yang cukup jauh dari pintu sambung basemant ke mall. Leon menatap Alpha yang hanya diam dengan wajah datarnya, namun masih menggenggam erat tangan Leon. Rasanya mereka sudah seperti pasangan saja.

"Om.. besok sore om sibuk gak?" Alpha menatap ke arah Leon dengan satu alis terangkat.

"Tidak.. saya bisa jemput kamu besok.." Leon langsung menampakkan senyum manisnya.

"Jalan jalan sore ya om! Leon bosen dirumah.." Leon menatap Alpha dengan mata yang berbinar seperti anak anjing yang menginginkan makanan.

Alpha tersenyum lalu terkekeh sambil mengacak pelan rambut si kecil dengan tangan lainnya. Sontak Leon ikut terkekeh dan kembali tersenyum menatap Alpha.

"Baiklah.." Alpha sebenarnya tak menyangka melihat tingkah Leon sekarang yang mulai menurut kepadanya.

Tapi Alpha tak peduli. Mungkin saja Leon takut dengan ancamannya. Lagi pula Alpha tak mungkin bisa membunuh si manis hanya karna ia tak mendengarkan Alpha. Paling Alpha menghukumnya dengan hukuman ranjang. Seumur hidup Alpha tak pernah tertarik kepada orang lain, sekalinya tertarik sampai dikurung harus menjadi miliknya seutuhnya.

"Biasanya juga kamu melukis kalau bosan.. tumben sekali ingin keluar jalan jalan.." lanjut Alpha sambil mengelus tangan Leon dengan jempolnya. Mereka benar benar tampak seperti sepasang kekasih, namun mungkin orang orang ada juga yang mengira mereka adalah ayah dan anak.

"Nah justru itu om.. Leon kepingin melukis diluar rumah gitu, tapi ditemenin sama om, hehe.. emang om ga mau sesekali ngehabisin waktu sama Leon? Kalau iya, Leon sama om Nathan aja.." Jawab Leon dengan diakhiri pertanyaan lagi dan suatu ejekan kecil. Bahkan Leon menunjukkan wajah mengejeknya yang tersenyum penuh arti.

Justru perkataan Leon malah membuat wajah Alpha mengkerut kesal, sangat kusut. Bahkan Leon dapat merasakan tangannya yang sedikit sakit karna dicengkram kuat oleh Alpha.

"Saya ga akan pernah menyuruhnya untuk jemput kamu lagi." Ucap Alpha mutlak sambil mengendurkan cengkramannya pada tangan Leon.

Leon yang melihat itu hanya bisa menghela napas pasrah sambil menggelengkan kepalanya, tapi tak lama ia terkekeh kecil. Sepertinya orang tua ini sedang cemburu, lucu sekali.

"Astaga.." ketus Leon kembali menatap kearah depan.

Mereka akhirnya sampai di mobil Alpha. Namun naas, saat Leon ingin masuk ia menabrak seseorang dan Leon juga dapat melihat itu seorang wanita. Leon hampir terjatuh kalau tidak ditangkap Alpha dibelakangnya.

Saat Leon ingin meminta maaf, ia mengurungkan niatnya karna mendapati wanita murahan yang ia tabrak. Leon sontak memberikan ekspresi dingin dengan tatapan sinis, sedangkan Alpha hanya menatapnya datar.

"Oh.. maafkan saya! Saya tak melihatmu.." wanita itu membuka kacamata hitamnya sambil mengibaskan rambut panjangnya yang berwarna merah maroon.

Leon rasanya ingin meludah saja melihat tingkah menjijikannya. Entah kenapa Leon merasa orang didepannya itu sudah menjadi saingannya secara tersirat maupun tersurat.

BOSS MAFIA & BABY ARTIST जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें