chp 01

2.2K 56 0
                                    

Votenya!









"Huuuuuuhu..."

"Nape lu? Kesambet ya?"

"Ga tau.. bete.."

Pagi hari yang cerah dan disambut dengan Leon yang sudah menenggelamkan wajahnya di lipatan kedua tangannya. Pasti kalian bertanya tanya, siapa yang ngomong sama Leon kan?

"Bete napa sih? Lu mah tiap pagi emang kek gada semangat hidup tau gak?"

"Bacot bener lu, yok.."

"Nyenyenye.. tai lu la ngebacot.."

Ya udah kita kenalkan aja lah ya. Leon pastinya punya nama panjang, Leon Matalino. Seorang lelaki manis nan putih yang menjadi incaran lelaki lainnya, iya LELAKI. Sedangkan yang ngomong bareng Leon itu sudah pasti bestodnya, Ryota Ventura. Sukanya dipanggil Ryo, walau namanya terkesan menggemaskan tapi dia anaknya brandalan.

"Gue mimpiin itu lagi.." Ryo menatapnya dengan satu alis terangkat sebelum mengangguk paham.

"Trus apa, Le? Gue kan slalu bilang ke elu.. lu bakal mimpiin itu terus kalo lu belum bener bener ikhlas atas kepergian mereka.."

"Gue ikhlas! Cuman ya gue kangen lah.. dan bahkan gue belum tau siapa pelakunya, eee.. tau sih.. cuman ga tau orangnya yang mana.." Leon dapat melihat Ryo yang menggeleng heboh dan menatapnya lekat dengan keseriusan.

"Ga perlu tau, Le.. kita ga pernah tau apa yang akan terjadi nanti.. bisa aja kalo lu tau orangnya dan orang itu juga tau lu, lu yang ga selamat.."

Sebenarnya Leon 50/50 menanggapi perkataan Ryo. Leon pernah bilang ke Ryo kalo si pelaku juga ga tau kehadiran Leon dalam keluarganya. Ya jadi si pelaku ngebunuh kedua orang tuanya dengan menyisakan Leon, tapi itu dikarnakan pelaku yang tidak tau kalau ada seorang Leon dalam keluarga itu. Mungkin sampai sekarang si pelaku juga ga tau mengenai Leon adalah anak dari yang ia bunuh.

Begitu juga dengan Leon yang tidak tau siapa pelakunya, namun saat dikantor polisi dia tidak sengaja mendengar polisi yang menyebutkan nama si pelaku. Pasti disini kalian heran, kan Leon ke kantor polisi kenapa si pelaku bisa ga tau tentang Leon, bukan? Leon ke kantor polisi di saat pelaku berada diruang introgasi yang benar benar privat, bahkan itu berlangsung lama sampai Leon lebih memilih untuk pergi pulang kerumah. Jadi tentu saja pelaku tidak tau menau tentang Leon juga.

Mereka melanjutkan perbincangan random mereka dengan Ryo yang lebih banyak mengoceh hingga air ludah tersembur dimana mana. Itu sudah biasa bagi Leon yang menganggap sebagai hiburan hidupnya, namanya juga bestod.

"Selamat pagi dua manusia humu!" Seketika mereka berhenti mengobrol dan lebih memilih untuk melihat siapa yang datang.

"Gundulmu humu.. tumben lama?"

"Sayangnya gue ga gundul seng, rambut gue lebat bagaikan pohon beringin brehhh.. tumben lama lo bilang? Biasa lah, lembur.. pengusaha ni dek.." kalian pasti bertanya tanya kan ini siapa dan anak siapa.

"Pengusaha ganja iya.. sok bener anjing, pen gue jambak pohon beringin lu itu.." ya begitulah congor Ryo kalau udah ketemu sama Milla. Eits! Siapa? Yeahh, namanya Camilla Farzana. Ga usah di deskripsikan lah ya, liat aja perkembangannya.

"Jambak la na.. haa.. ga brani lu kan.. cemen.. kata brandalan.." Milla terus mengejek nya sambil memelet meletkan lidahnya.

"Tai lu ya.. kalo bukan cewe aja udah gue sikut hidung pesek lu itu.."

"Udah ah.. berisik.. mau sampe kapan kalian adu mulut gitu hah?" Ya pada akhirnya Leon juga yang menengahin mereka, sudah biasa bagi Leon part 2.

"Eh.. lu pada mau ga mampir ke cafe gue pulsek nanti? Ada menu baru, gue mau coba buat dan gue mau lu pada cicip deh.."

BOSS MAFIA & BABY ARTIST Where stories live. Discover now