Empatpuluhdelapan

Start from the beginning
                                    

Kaki Arun berhenti melangkah dan menoleh kebelakang. Lagi dan lagi Arun sendiri.

Terlalu menyedihkan bagi Arun jika harus terus berada disana. Arun memilih melanjutkan langkahnya yang tanpa arah tersebut.

"Awas Bel" Akbar berusaha menyingkirkan Bella yang menghadangi jalannya.

"Arun lagi? Lagi-lagi Arun? Sadar Bar! Lo itu punya cewek" Bella menunjuk dada Akbar menggunakan jari telunjuknya.

"Aku tau, tapi aku harus ngejar Arun dulu. Ini tuh lebih penting, please ngertiin aku" mohon Akbar pada Bella.

"Lebih penting? Lo benar-benar ya Bar! Harusnya yang terpenting itu pikirin perasaan cewek lo! Bukan orang lain" ujar Bella dengan penuh emosi.

"Arun itu sahabat aku bukan orang lain" ucap Akbar.

"Persetan Sahabat! Sana lo kejar sahabat lo!" ujar Bella.

"Makasih Bel" ucap Akbar lalu melangkah melewati Bella.

"TAPI JANGAN HARAP LO BISA KETEMU GUE LAGI, AKBAR!" teriak Bella sambil terduduk dilantai dan menutup kedua telinganya.

Akbar langsung berhenti secara mendadak. Senyuman yang semula terpatri berganti menjadi wajah datar saat mendengar teriakan Bella.

"Maafin aku Bell" ucap Akbar.

Bella menatap sepasang sepatu tepat dihadapannya dan ternyata Akbar memilihnya.

Sedangkan didalam ruangan Bio berusaha untuk keluar dari temlat tersebut. Pikirannya di liputi rasa khawatir pada Arun.

"Kamu ngapain disini?" tanya Bio pada Keisya.

"Aku mau liat Cafe kamu lah, kenapa? Kamu gak suka aku kesini? Pelit banget!" ucap Keisya menampilkan wajah kecewanya.

"Bukan gitu, tapi kamu harusnya kasih kabar aku dulu" ucap Bio.

"Ohh, jadi ceritanya harus buat janji dulu nihh sekarang kalo mau ketemu owner Cafe" ledek Keisya.

Bio langsung menggaruk pelipisnya karena bingung. Bio tidak mungkin mengusir Keisya untuk pergi begitu saja.

"Kamu tau dari mana alamat ini?" tanya Bio.

"Bang Ilham. Awalnya aku dia ajakin dia pulang tapi aku gak mau. Cuti aku masih banyak makanya aku mutusin buat kesini" jelas Keisya.

"Penginapan kamu dimana?" tanya Bio kembali.

Keisya langsung menjetikan jarinya di udara, "itu dia. Aku numpang tempat kamu ya?" pinta Keisya membuat Bio langsung terlonjak kaget.

"Kenapa Bi?" tanya Keisya langsung.

"Jadi kamu kesini mau tidur tempat aku?" tanya Bio yang dibalas anggukan kepala oleh Keisya.

"Gimana ya Kei, aku ... aku gak enak kalo nanti sampe ada yang liat. Kamu tau sendirikan disini bukan kayak di Jakarta yang orang gak perduli" Bio mencoba menjelaskan secara perlahan agar Keisya tidak tersinggung.

"Bilang aja, laporan dulu kalo enggak sama RT atau RW nya. Bilang aja kalo aku ini calon istri kamu pasti mereka ngerti kok" ujar Keisya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 24 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WHY ME?//WHY NOT?Where stories live. Discover now