Tigapuluhempat

443 26 2
                                    

Selamat Datang Di Duniaku.

Jangan Lupa Vote dan Komen.




Selamat Membaca!

.

.

.




"Arun, cuma kamu yang bisa buat Akbar  liat aku seutuhnya" ujar Bella.

Arun mengangkat kepala menatap Bella, "maksud lo?" tanya Arun.

"Kamu yang harus menghindar dari Akbar".

"Kalo gue bilang gue udah pernah coba buat menghindar dari Akbar dan gagal, lo percaya?".

Bella hanya diam sambil menatap Arun. Arun langsung menarik napas lalu menghembuskannya dengan kasar, "menurut gue yang perlu lo lakuin adalah fokus sama hubungan kalian. Dan lo gak perlu sampe harus dateng ke gue, karena disini bukan gue yang berusaha buat deketin Akbar" jelas Arun.

"ARUNNN!"

teriakan tersebut membuat Arun langsung mengalihkan pandanganya pada sumber suara. Tia sedang berlari menuju dirinya dan Bella berada.

"Lo belum masuk kelas?" tanya Arun.

"Harusnya gue yang nanya, kenapa lo gak masuk-masuk ke ruangan?" tanya balik Arun.

Tia merapihkan bajunya yang terlihat sedikit bergeser saat dibawa lari tadi, "terus ini lo, ngapain disini?" tunjuk Bella sambil melihat ke arah Arun.

"Aku duluan" pamit Bella langsung kemudian pergi meninggalkan Arun dan Tia.

"Eh-eh, lo abis ngomong apaan sama pick me itu?" tanya Tia sambil menatap punggung Bella.

Arun menggelengkan kepala, "gak penting, kelas aja" ujar Arun melangkah pergi.

Tia langsung berjalan menyamakan langkahnya dengan Arun, "soal Akbar?" tebak Tia.

Arun menganggukan kepala, "emang dia gak tau kalo lo udah punya suami dan suami lo itu bosnya dia" mulut Tia terus saja nyerocos tanpa rem.

"Engga, dan cuma lo yang tau. Jadi gue harap mulut lo harus hati-hati karena gue gak mau ada yang tau tentang pernikahan gue" ujar Arun setelah berhenti melangkah.

"Kalo gue jadi lo, gue gak bakal sembunyiin malah gue bakal buat pengumuman apalagi suaminya ganteng kayak modelan pak Bio" Tia mengatakan hal tersebut sambil tersenyum.

"Untung istrinya bukan lo".

Arun kembali melangkahkan kakinya kembali, "kenapa emang gue aneh?".

Tia mengejar Arun dan berjalan disampingnya, "lo tuh yang aneh, suami diambil orang baru tau rasa!" ledek Tia sambil menyunggingkan sebelah bibir atasnya.

Arun tidak lagi meladeni kelakuan temannya yang abstrak tersebut.

Tidak terasa mereka sudah sampai di ruangan yang mereka tuju. Semua mahasiswa yang lain sudah duduk menunggu kedatangan dosen.

"Tau ngaret mah gue gak bangun pagi-pagi tadi!" keluh Tia yang baru saja memilih bangku bersama Arun yang berada di bagian belakang.

WHY ME?//WHY NOT?Where stories live. Discover now