Tujuh

745 20 0
                                    

Selamat datang di duniaku !!

Jangan lupa vote dan komen.

Selamat Membaca!

.

.

.

"P--pak?" ujar Arun heran.

Saat ini pak Broto menghampiri Arun, "Gimana keadaan nenek Salma?" tanya pak Broto.

Arun masih belum fokus, dia masih memperhatikan Bio dibelakang sana yang sepertinya sedang kesusahan membawa beberapa tas milik Arun dan sang nenek.

"Arun?" panggil pak Broto.

"Iya pak? Eh maksud saya nenek sudah jauh lebih baik keadaannya pak" jelas Arun.

"Boleh saya masuk?" tanya pak Broto langsung.

"Oh iya silahkan pak" ujar Arun mempersilahkan.

Pak Broto tersenyum lalu melangkah menuju masuk, namun Arun kembali mengalihkan pemandangannya sambil berjalan ke arah Bio.

"Gak usah repot-repot!" ujar Arun sambil merebut tas yang berada ditangan Bio.

Bio mengerutkan keningnya, "Udah ditolongin bukannya bilang makasih!" sahut Bio dengan nada kesal.


"Saya gak minta!"


"Tapi kan saya udah tolongin!"


"Saya gak nyuruh!"


"Ckckk, udahlah terserah!" ujar Bio menyerah meladeni sikap keras Arun.

Bio berjalan menuju rumah Arun, "Ehhh, tunggu!" ucap Arun menghentikan langkah Bio.

Arun menyodorkan dua lembar uang berwarna merah saat berada di hadapan Bio, "Ganti ongkos taksi tadi!" ujar Arun.

Bio tersenyum seolah mengejek lalu pergi melewati Arun begitu saja.

Arun memutar bola matanya, lalu berjalan kemudian meraih tangan Bio dan meletakan uang tersebut.

"Menurut saya jumlahnya sesuai. Kalo memang kurang tinggal bilang, gak usah ngejek!" ujar Arun.

"Siapa yang ngejek? Saya gak ngejek kamu!" tanya Bio.

"Itu muka bapak!" sahut Arun.

Bio kembali memberikan uang tersebut pada tangan Arun, "Makanya lain kali tanya dulu! Papah saya yang bayarin. Jadi kalau mau ganti sama papah bukan sama saya" ujar Bio lalu kembali melangkahkan kakinya.


Arun terdiam.

Kenapa pak Broto sih??



Arun menundukan kepalanya seolah lelah dengan semuanya.

"Oh satu lagi, muka saya emang ganteng dari lahir. Jadi jangan merasa terejek" ujar Bio.

"Hah!" ucap Arun lalu mengacak rambutnya.

WHY ME?//WHY NOT?Where stories live. Discover now