[16] - When He Loses His Soul?

379 31 0
                                    

Bastian melangkah, memasuki gedung 3 lantai dengan bergaya arsitektur kontemporer. Dari depan gedung, berdiri reklame berukuran bertuliskan Förd Architecture. Perusahaan ini didirikan Bastian lima tahun silam bersama dengan Adit dan Reino, teman sejawatnya semasa kuliah. Reino bertanggung jawab atas bagian konstruksi bangunan sedangkan Adit dan Bastian bertanggung jawab terhadap perencanaannya.

Memang tidak sebesar perusahaan properti milik keluarganya, namun perusahaan ini dibangun Bastian dengan jerih payahnya sendiri. Perusahaan yang awalnya hanya terdiri dari mereka bertiga saja, kini bisa mempekerjakan puluhan karyawan di dalamnya.

"Bas, Adit udah nunggu lo di dalam," ucap Reino saat dirinya berada di depan meeting room.

Bastian mengangguk. "Lo udah mau pergi?"

Kini giliran Reino yang mengangguk. "Lo nyusul kan sama Adit?"

"Ntar gue liat ya kalau masih sempat."

"Oke, gue pergi dulu kalau gitu."

"Oke!"

Adit sudah menunggu di dalam ruangan saat Bastian muncul dari balik pintu.

"Tumben telat," ucap Adit begitu melihat Bastian.

"Sorry, gue sempat kejebak macet tadi," jawab Bastian.

Adit mengangguk, sambil mengeluarkan beberapa lembar kertas ukuran A3 dan meletakkan di atas meja.

"Dari beberapa site yang Reino saranin, gue udah pilih tiga terbaik menurut gue. Menurut lo site yang paling bagus yang mana, Bas? Ketiganya punya kelebihan dan kekurangan, tapi menurut gue yang di JL. Cempaka kelebihannya bakal lebih menguntungkan nantinya." Adit menyerahkan 3 lembar kertas berukuran A3 itu kepada Bastian. "Lokasi ini lumayan strategis. Kemudahan aksebilitasnya juga tinggi karena dapat dengan mudah diakses kendaraan umum."

"Buat target pasar pengunjungnya bagaimana? Bangunan ini diperuntukkan buat usia 5 sampai 18 tahun, kan?"

Adit mengangguk. "Gue udah minta anak magang buat nyari data tentang jumlah sekolahan di sekitar site. Jumlahnya lumayan banyak, ada empat sekolah dasar, satu sekolah menengah pertama dan dua sekolah menengah atas. Area situ emang termasuk dalam kawasan pendidikan, nggak heran lumayan banyak sekolah negeri maupun swasta di dalamnya."

Bastian mengangguk-angguk. Matanya menelisik satu-persatu konsep analisis yang sudah dituangkan dalam bentuk gambar. Pemilihan lokasi untuk proyek perusahaannya mereka selanjutnya memang cukup sulit. Mereka mengambil 3 pilihan lokasi, yang mana dari ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Sesuai dengan project Förd Architect berikutnya, pusat edukasi dan rekreasi anak di mana dalam satu bangunan menggabungkan area edukasi dan area pendidikan. Target utama dalam bangunan komersial ini adalah anak-anak usia 5 tahun hingga remaja usia 18 tahun. Maka dari itu, ada banyak pertimbangan yang harus mereka perhitungkan dalam memilih lokasi.

"Lalu lintas di lokasi ini lumayan padat ya, Dit?" Bastian mengernyit saat melihat peta pergerakan lalu lintas di hadapannya.

"Banget, apalagi kalau lagi weekdays. Ini salah satu kekurangan lokasi ini sih, Bas. Maybe karena di area sekitar lokasi lumayan banyak public space."

"Penentuan area masuk ke bangunan berarti bakal penting banget nantinya."

"Yup, gue setuju. Biar kendaraan di area masuk nggak semakin menumpuk."

Bastian mengangguk setuju sambil memijat pelipisnya. "Nanti sore kan survey pertama lokasinya?"

"Lo ikut? Kalau nggak sempat biar gue sama Reino aja dulu yang ke sana. Hari ini tanggal 12, kan?"

Blessing in DisguiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang