Bab 28

718 58 5
                                    

"Sudah kuduga kau bisa mengalahkan mereka, sang legenda"

Alana tersenyum kecil, "Aku merasa tersanjung dengan panggilan terhormat itu, namun aku hanya seorang murid Academy biasa. Maaf menghancurkan ekspektasi mu"

"Kau tidak mau mengaku ya?"

"Lagipula kau tidak punya bukti kalau aku orangnya. Dan, bukan itu alasanmu menggiring ku kemari"

"Kenapa kau berpikir begitu?" tanyanya.

"Ini bukan soal sang legenda dalam ramalan. Tapi kau menyimpan dendam pribadi padaku. Apa yang kau lakukan sekarang bukan perintah si bodoh Lucifer, tapi rencana mu sendiri. Apa aku benar?"

'Bagaimana dia tau?'

"Aku bisa melihatnya dari mata mu. Tatapan dendam dan aura membunuh, sebegitu inginnya kah kau membunuhku?" Alana tersenyum miring.

Orang berjubah itu tampak mengepalkan tangannya erat, "Ya. Kau memang harus mati."

Alana tertawa hambar, "Hahaa, aku kasihan padamu" ucap Alana tiba-tiba.

"Kasian? Yang benar saja"

Alana mengangguk, "Iya, aku kasihan melihat mu memihak yang salah dan membelanya padahal nyatanya kau tidak tau apa-apa, itu membuat mu terlihat seperti orang bodoh"

"Omong kosong apa yang kau bicarakan?"

"Kau hanya percaya pada apa yang ingin kau percayai, kau hanya percaya padanya dan apa yang dia katakan. Perlahan kau akan kehilangan segalanya"

"Hentikan!" teriak orang itu.

"Karna hanya percaya apa yang dia katakan kau hanya bisa melihat semua dari satu sisi, tanpa tau kebenaran, tanpa tau apa yang terjadi. Kau menurut seperti seekor anjing. Kau merasa tidak nyaman, merasa sesuatu seharusnya tidak terjadi, merasa ada yang tidak benar, namun kau hanya diam karna menganggap dia yang paling benar dan kau sudah berada di tempat yang seharusnya" Alana masih meneruskan ucapannya.

"KU BILANG HENTIKAN BICARA MU!"
Alana tersenyum miring melihat kemarahan itu.

"Naif", satu kata itu yang kemudian ditekankan Alana.

"Kau sedang menghasut ku kan? Aku tidak akan terpancing dengan kata-kata mu" tajamnya.

"Dia menyembunyikan banyak hal dari mu. Kau akan menyesal saat tau nanti" peringat Alana.

'Apa yang dia maksud?' bingung dan marah orang berjubah itu.

"Jika ingin tau apa yang sebenarnya, datanglah padaku baik-baik lain kali" ucap Alana.

"Itu tidak akan terjadi"

"Tidak ada yang tau apa yang akan terjadi nanti. Sama seperti kejutan yang kau berikan padaku sekarang" Alana menunjukkan mayat Jorogumo di sekitarnya.

"Bukankah begitu, panglima?" lanjut Alana dengan wajah datar.

"Panglima?" orang itu menyipitkan matanya.

"Siapa yang kau maksud panglima?" elaknya.

"Tentu saja kau. Tidak ku sangka kau tidak masuk Academy beberapa hari terakhir karna untuk menyiapkan kejutan ini, aku sangat tersentuh. Haruskah aku berterimakasih padamu, panglima Rayn Astezarden."

Darolent Academy : Lost Darold PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang