Bab 3

1.3K 71 1
                                    

Hari ini setelah pulang sekolah Nasa dan Freya bermain ke rumah Alana sebenarnya tujuan awal mereka untuk belajar bersama tapi sekarang malah dijadikan acara makan-makan oleh Vani.

"Bi aku mau tambah ya" ucap Nasa.

"Aku ambil minum lagi boleh bi?" tanya Freya.

"Boleh-boleh silahkan saja, anggap rumah kalian sendiri makanlah sampai kenyang nanti bibi masakan lagi" ucap Vani.

Berbeda dengan Alana disana yang merasa jengah dan mulai mengantuk, "Aku akan kamar" Alana lalu pergi.

Di kamar.

Alana merebahkan dirinya sambil menatap langit-langit kamarnya, hingga perlahan matanya memberat dan kemudian tertidur.

Skip

Makan malam

"Al, kata Nasa besok sekolah kalian kedatangan Darolent High School, apa itu benar?" tanya Robert di tengah makan malam.

Alana hanya mengangguk tanpa bicara.

"Kenapa tidak cerita?" tanya Vani.

"Apa harus? Lagipula aku tidak tertarik sekolah disana, setauku itu sekolah asrama aku mau sekolah disini saja" jawab Alana.

Robert dan Vani saling bertatapan seolah berbicara.

"Sebaiknya kita lanjutkan makan malam saja" ucap pelan Robert.

Akhirnya mereka makan dengan tenang hanya terdengar dentingan sendok dan piring, beberapa menit kemudian mereka selesai makan.

"Aku akan ke kamar" ucap Alana lalu pergi meninggalkan paman dan bibinya.

Vani POV

"Aku akan ke kamar" ucap Alana.

"Baiklah" ucapku dan Robert. Setelah Alana pergi.

"Robert kau dengarkan tadi, besok mereka akan datang ke sekolah Alana" ucapku tersenyum gembira.

"Iya aku dengar. Takdir Alana sudah semakin dekat sekarang, baiklah kita harus memberitahu tuan putri tentang semuanya" ujarnya.

"Sebaiknya kita beritau dia sekarang, besok mereka akan datang dan pasti Alana akan terpilih" ucapku.

"Baiklah ayo" jawabnya.

Vani POV End

Kamar Alana.

Tok..tok..

"Masuk" ucap Alana.

"Al ada yang ingin kami bicarakan" ucap Robert dan Vani.

"Ya silahkan duduklah" persilahkan Alana.

Alana POV

Paman dan bibi tumben sekali datang ke kamarku malam-malam, katanya ada yang ingin mereka bicarakan tapi sudah beberapa menit mereka disini pembicaraan itu tak kunjung dimulai.

"Paman, bibi apa yang ingin kalian bicarakan?" tanyaku bingung.

"Ini sudah waktunya Robert" ujar bibi Vani tanpa menjawab pertanyaanku.

"Waktunya apa? Kalian benar-benar aneh, apa yang sebenarnya ingin kalian bicarakan padaku?" tanyaku semakin bingung.

"Lebih baik kau buka ini dulu" ucap bibi sambil memberikan surat berwarna coklat.

Akhirnya kubaca surat itu.

Untuk Putriku tercinta

Ini bundamu nak. Kamu mungkin akan kaget dengan surat ini. Tapi satu hal yang perlu kamu ingat, bunda dan ayahmu masih hidup dan kami selalu menunggumu, kami sangat sayang padamu.

Darolent Academy : Lost Darold PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang