Bab 25

1K 65 5
                                    

Alana POV

Ku pikir setelah latihan dengan Dewa Ales dan Dewi Alexa selesai aku akan banyak waktu santai, ternyata tidak juga.

Hari ini aku akan ke perpustakaan, siapa tau ada buku yang bisa membantu ku mempelajari keadaan dunia sihir di masa sekarang. Kenapa aku bilang begitu? Karna untuk sejarah dunia sihir di masa lalu secara keseluruhannya aku sudah tau dari Luna dan Dewa Ales serta Dewi Alexa, namun aku tidak tau bagaimana keadaan dunia sihir di masa sekarang dan sebenarnya aku ingin mencari tau soal keluargaku, keluarga kerajaan Darold Kingdom.

Oh ya, mengingat luka di tanganku itu masih belum sembuh sampai hari ini. Sepertinya aku harus menunggu ini sembuh dengan sendirinya.

Sesampainya disana terlihat perpustakaan sangat sepi, syukurlah aku jadi bisa memilih buku dengan bebas. Aku terus berjalan menyusuri rak-rak buku mencari buku yang menarik untuk ku baca.

Skip

Sudah ada beberapa buku di tanganku, diantaranya buku-buku pelajaran dan juga buku tentang Darold Kingdom. Aku belum menemukan buku tentang perubahan atau jati diri sebenarnya yang di maksud Luna kala itu, sebenarnya buku tentang itu juga salah satu tujuan ku kesini. Syukurlah aku bisa menemukan buku tentang kerajaan Darold, semoga aku juga bisa menemukan potret orangtuaku di buku itu.

Pletakk

"Aw" ringisku pelan akibat sebuah bola aneh jatuh tepat di kepalaku.

'Bola apa ini? Bentuknya menarik kubawa saja deh' batinku lalu memasukan bola itu ke saku hoodie ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Bola apa ini? Bentuknya menarik kubawa saja deh' batinku lalu memasukan bola itu ke saku hoodie ku.

Lalu aku kembali mencari buku sampai mataku jatuh ke buku berwarna biru disisinya terdapat ukiran emas yang cantik. Namun sayang, letak buku itu terlalu tinggi untukku capai, aku berusaha mengambil buku itu dengan berdiri jinjit sampai melompat-lompat tapi sia-sia saja buku itu tak bisa kugapai.

Hingga dari belakang ku muncul tangan besar yang mengambil buku tersebut.

"Dasar pendek!" ledeknya, membuatku langsung berbalik.

Aku mendongak melihat siapa itu. Mata kami saling bertatapan beberapa detik membuat suasana menjadi hening, wajah kami berjarak sangat dekat kurang lebih 5 cm bahkan aku bisa merasakan deru nafasnya. Sadar akan posisi kami yang terlalu dekat aku langsung memutus tatapan kami, mendorong tubuhnya menjauh.

"Aku tidak pendek, Pangeran Darren" ucapku datar lalu pergi duduk disalah satu bangku yang tidak jauh dari sana. Ya orang tadi adalah Darren.

"Kalo tidak pendek kenapa kau tidak bisa mengambil buku itu sedangkan aku saja bisa?" ucapnya lalu duduk di bangku kosong didepanku.

"Kau yang terlalu tinggi" ucapku datar memperhatikan buku ditangannya. Judulnya tercetak jelas pada sampul buku itu 'The Lost Princess'.

"Aku sudah mengambilkan buku itu seharusnya kau berterimakasih padaku?" ucapnya sembari menyodorkan buku itu padaku.

Darolent Academy : Lost Darold PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang