Bulan kedua

11.2K 1.3K 58
                                    

'nasib, harus berurusan dengan durian.'

.
.
.

"mas ngapain sih!"

Zayan mendorong tubuh Devran agar pelukan dari suaminya itu terlepas.

Sementara disisi lain Devran tak tau harus bagaimana lagi, istrinya selalu menolak untuk Ia sentuh.

"mas cuma mau peluk sayang."

"nggak mau, udah sana."

Devran sempat berpikir apakah Zayan original telah kembali, sama sekali tidak ada manis-manisnya hari Devran semenjak Zayan hamil.

Dan ini baru memasuki bulan kedua, masih ada tujuh bulan lagi yang harus Devran lalui, rasanya Devran tidak sanggup menjalani hari tanpa kasih sayang seorang Zayan.

"beneran nggak mau tidur sama mas?"

"iya ih, aku mau tidur sama ian aja."

"ya udah, mas ke kamar ian dulu."

Dengan langkah yang berat dan juga hati yang amat berat Devran keluar dari kamarnya menuju kamar ian, mau bagaimana lagi namanya juga permintaan istri sedang hamil.

malam ini dan entah akan ada berapa malam lagi Ia akan tidur sendirian di kamar ian, menyendiri tanpa belaian kekasih hati.

Sungguh malang nasib seorang Devran.

"ma, ian boyeh peyuk ndak?"

"boleh dong sayang."

"kok papa ndak boyeh?"

"papa bau."

...

Zayan akhirnya hamil lagi, bahagia Devran tak dapat digambarkan, karena ini benar-benar keinginan terbesarnya.

Meskipun Zayan sempat berkata tak ingin hamil dulu dan ingin menunggu Ian berusia lima tahun, tapi syukurlah istrinya itu tak sedih atau bagaimana saat tau dirinya hamil.

Malahan Zayan seperti baru pertama kali hamil, Ia tak percaya jika dirinya benar-benar tengah mengandung seorang anak.

Devran merasa bahagia jika mengingat lagi bagaimana ekspresi Zayan, jujur Ia sedikit takut Zayan akan marah karena sebelumnya sempat berkata belum ingin mengandung lagi.

Devran mulai jarang ke kantor, dan jika bekerja tak pernah seharian penuh, karena Ia ingin menjaga Zayan di rumah.

Dulu saat Zayan mengandung Ian pun Devran melakukan hal yang sama, meski keadaan dulu berbeda.

Kini Devran benar-benar bisa menjaga Zayan dalam pelukannya, tak ada lagi yang namanya menjaga dari jauh.

"sayang, kok nggak di kamar sama mama."

Ian yang sedang menyusun mainannya pun mendongak pada Devran.

"mama bobok, ian bosan."

"udah makan belum?"

"dah~"

"papa ke atas ya."

Ian mengangguk tanpa melihat Devran, Ia tengah sibuk mengatur barisan.

Devran pergi ke kamar Zayan, saat masuk ternyata Zayan masih tidur.

Semenjak hamil Zayan memang sering tidur, tidak banyak beraktivitas.

Namun Ia tak benar-benar hanya berbaring setiap harinya, karena tidak baik juga jika tubuh tidak digerakkan selama kehamilan.

Zayan selalu melakukan olahraga kecil tiap paginya, atau setidaknya berkebun saat pagi maupun sore.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 13 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Another Zayan (Hiatus)Where stories live. Discover now