Kunjungan

16.9K 1.6K 35
                                    

"oh iya mas, aku boleh.."

.
.
.

Setelah tiga hari tak bisa kemana-mana, akhirnya Zayan tiba di sini.

Ia berdiri di depan sebuah rumah dimana dulunya ini adalah tempat yang Ia gunakan sebagai tempat istirahat di malam hari.

Sudah dari tiga hari yang lalu Ia ingin ke sini, namun harus ditunda karena keadaan tubuhnya yang tidak memungkinkan untuk dibawa bepergian.

Sebenarnya bisa saja, sehari setelah bercinta dengan Devran Ia sudah kembali beraktivitas seperti biasa, namun Devran melarang dirinya melakukan ini dan itu apalagi untuk bepergian.

Jadilah Zayan menunggu tiga hari setelahnya, disaat Devran sudah kembali masuk kerja.

Zayan mengetuk pintu dihadapannya, namun tak ada respon.

Ia mencoba sekali lagi, namun tetap saja tak ada yang merespon.

'apa dugaanku salah?'

Zayan mencoba sekali lagi, siapa tau seseorang di dalam rumah ini tidak mendengar ketukan pintu.

"permisi, ada orang di dalam?"

Sepertinya ini sia-sia saja, tak ada sahutan sama sekali, apa rumah ini sudah kosong.

Zayan memiliki pikiran bahwa jiwanya bertukar dengan Zayan pemilik tubuh ini, maka kini ibu kandung Ian itu menjalani hidup sebagai dirinya.

Itulah alasan mengapa Zayan mendatangi rumah ini, Ia ingin bertemu dengan Zayan si pemilik tubuh ini secara langsung.

Kalau pemikiran Zayan salah, lalu apa yang terjadi dengan tubuhnya, dimana jiwa dari tubuh yang sedang Ia tempati saat ini.

Zayan butuh jawaban dari semua pertanyaan yang ada di otaknya.

"ada yang bisa dibantu nak?"

Zayan menoleh pada seorang wanita yang menyapanya, dia adalah wanita yang menyewakan rumah ini padanya dulu.

'jangan sampai keceplosan.'

"begini bu, saya ingin bertemu dengan seseorang yang tinggal di sini, namanya zayan."

"ah, apakah kamu temannya?"

"benar, saya teman lama zayan."

Ibu itu tiba-tiba tampak sedih, senyumnya menyiratkan sesuatu.

"zayan sudah pindah, mungkin sekitar seminggu yang lalu."

'itu pasti zayan pemilik tubuh ini.'

"sebelum pergi Ia berkata akan memulai hidup yang baru, mencari kebahagiaan yang selama ini tak dapat Ia kejar."

'apakah begitu menyiksa bersama mas devran?'

"sangat sepi setelah Ia pindah, ibu tak punya teman berbicara lagi, namun tak mungkin juga untuk menahannya di sini."

Zayan sangat berharap dapat bertemu dengan ibu kandung dari Ian tersebut, Ia juga merindukan tubuh lamanya itu.

"ibu tau kemana zayan pergi?"

Gelengan yang Zayan dapatkan, pupus sudah harapan untuk bertemu.

"zayan pergi tanpa tujuan, jadi ibu juga tak tau kemana Ia pergi."

"apakah sudah lama?"

"mungkin sekitar seminggu yang lalu."

'andai aku lebih cepat ke sini.'

Zayan tak tau harus bagaimana, mencari pun tak tau kemana, informasinya terlalu sedikit.

Apa ada cara untuk bertemu, Zayan sangat ingin bertemu.

Another Zayan (Hiatus)Where stories live. Discover now