Waktu bersama

27.1K 2.6K 108
                                    

Tapi tak apa, Bimo ikut senang melihat tuannya dapat tersenyum bahagia setelah sekian lama, pasti ada hal baik yang terjadi pada tuannya tersebut.

.
.
.

Tak disangka-sangka pekerjaan Devran selesai secepat itu, meskipun hanya setengah yang Ia kerjakan tapi tetap saja jumlahnya banyak, Bimo sampai menggeleng saking herannya.

Semoga saja Devran tidak mengerjakan dengan asal-asalan, pr baru bagi Bimo kalau itu sampai terjadi, ya meskipun itu hal yang tidak mungkin bagi Devran, tapi siapa tau.

Devran melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, Ia tidak mau sampai celaka dan lebih lama lagi untuk bertemu dengan Zayan, sudah cukup perjuangannya menyelesaikan berkas-berkas di kantor hari ini.

Tak terasa sudah memasuki kawasan halaman rumahnya, Devran disambut oleh beberapa penjaga yang ada di sana, ada yang membukakan pintu mobilnya dan membawakan tas kerjanya ke dalam.

"selamat datang tuan."

"biarkan mobilnya di sini, saya akan keluar lagi."

"baik tuan."

Devran masuk ke dalam rumah, tidak ada siapa-siapa di ruang tengah, sepertinya Zayan dan Ian sedang berada di kamar.

Ia naik ke atas menuju kamar Zayan, mengetuk pintu cokelat itu beberapa kali, namun tak ada jawaban sama sekali.

"kemana mereka?"

Devran kembali ke bawah, Ia akan menanyakan keberadaan Zayan dan Ian pada para pekerja di bawah.

"dimana tuan kalian?"

"tuan Zayan dan tuan muda sedang keluar tuan, mereka pergi berbelanja."

"apakah mereka pergi dengan supir?"

"tidak tuan, tadi tuan Zayan berkata ingin pergi berdua saja bersama tuan muda."

"baiklah, aku akan menyusul mereka."

"baik tuan."

Devran kembali keluar dari rumah, Ia akan mencari Zayan dan juga Ian, padahal baru saja akan mengajak keduanya untuk berjalan-jalan, tapi mereka malah melakukannya terlebih dahulu.

"aku akan menyusul tuan kalian."

"baik tuan, hati-hati di jalan."

Taman

Zayan terduduk di salah satu kursi pada taman, memperhatikan Ian yang sedang asik bermain bersama anak-anak di taman tersebut.

Energi Ian tak ada habisnya, padahal mereka sudah berjalan kesana-kemari mencari belanjaan, tapi anak itu masih semangat bermain.

Zayan melihat jam pada ponselnya, ternyata sudah lama dirinya dan Ian berada di luar, sebentar lagi matahari akan terbenam.

Ponsel Zayan berdering, ada panggilan masuk.

"halo."

"halo tuan, tadi tuan devran pulang dan mencari anda, sekarang tuan devran sedang menyusul tuan Zayan."

"benarkah? terima kasih sudah mengabari, aku akan menghubunginya."

Tut.

Bukankah tadi Devran bilang akan pulang sedikit larut, lalu kenapa jam segini sudah tiba di rumah, apakah pekerjaannya sudah selesai.

Another Zayan (Hiatus)Where stories live. Discover now